tag:blogger.com,1999:blog-72712605644652710302024-03-13T01:11:24.766-07:00KOMUNITAS BELAJAR QARYAH THAYYIBAHAdalah lembaga pendidikan yang konsisten memerdekakan warga belajar, berbasis konteks kehidupan. Berdiri di Kelurahan Kalibening, Tingkir, Salatiga, sejak 2003.Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.comBlogger88125tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-43881466953926102022024-02-03T03:53:00.000-08:002024-02-03T03:53:24.269-08:00Ngecas Otak dan Hati ke Arfian Fuadi<p>Konsep dasar 'Dtech-QTha (kolaborasi DTech Engineering dan Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah) adalah pendidikan merdeka-memerdekakan yang hadir jauh-jauh sebelum ide "Merdeka Belajar"-nya Mas Menteri Nadiem Makarim. </p><p>Arfi'an Fuadi, setelah lulus SMK (2005), lontang lantung sesekali mbantu bapaknya jualan susu yang antara lain ngambil susunya ke saya (sekarang jadi PAUD Adituka (Asuhan Dini Tumbuhkembang Anak, waktu itu kandang sapi perah)), dan terakhir kerja sebagai penjaga malam di kantor pos Salatiga, tanggal 9 September 2009 (9/9/'9) dari hasil <i>lumpuk-lumpuk </i>honor sbg penjaga malam ditambah "subsidi" dari orang tua, ia berhasil beli komputer seharga Rp 1.400.000,- yang kemudian sangat bermanfaat sebagai <i>main mode of production </i>untuk berkreasi dan inovasi. </p><p>Sejak "999" itulah Arfi'an bersama beberapa kawan termasuk adiknya, Kurniawan menginisiasi 'Dtech Engineering, sebuah kelompok belajar yang mirip-mirip Frankfurt School-nya Jurgen Habermas dkk. tapi di bidang teknologi. Hasil kerja/belajar keras bersama (<i>collaborative hard learning</i>) banyak pesanan desain produk dari perusahaan perusahaan besar di Eropa Amerika.</p><p>Tahun 2013 berkesempatan mengikuti tantangan ndesain <i>jet engine bracket</i> dari General Electric, perusahaan manufaktur teknologi asal Amerika Serikat warisan Thomas Alva Edison yang diikuti 700-an kontestan dari seluruh dunia. </p><p>Kontes desain teknologi kelas dunia itu dimenangi oleh (No 3) Airbus Defence and Space, divisi Airbus Group produsen alutsista dan kedirgantaraan yang tahun 1986 bahkan sudah bikin satelit untuk kepentingan kelestarian planet bumi ini. No 2 oleh Koenigsegg Automotive AB, adalah perusahaan mobil sport berperforma tinggi asal Swedia. produk Koenigsegg ini antara lain mobil sport Jesko Attack yang harganya dibanderol USD 3 juta atau sekitar Rp 46,6 miliar. Bertengger di No 1 adalah genk 'Dtech Engineering asal Salatiga yang dikumendani Arfi'an Fuadi mantan penjaga malam di kantor pos itu.</p><p>Tahun 2017 ada <i>challenge</i> dari GE company lagi yang lebih seru dan canggih yakni <i>aircraft jet engine inspection</i> dan lagi-lagi DE memenangi (No 1) mengalahkan 46 lembaga riset terkemuka dunia, dan tentu, berkontribusi pd keselamatan berjuta-juta pesawat jet komersial di seluruh dunia.</p><p>Dengan capaian yang luar biasa itu, DE kebanjiran pesanan desain produk dari seluruh penjuru dunia, termasuk <i>ultralight aircraft</i> (pesawat ringan) berpenumpang 3 orang untuk kepentingan ekspedisi kutub utara, sampai-sampai tidak bisa memenuhi undangan ketika perusahaan itu <i>launching</i> produk barunya, kecuali kalau tinggal di bandara! hehehe</p><p>Gilanya tahun 2018 Arfian dkk. memutuskan "pulang kampung" stop seluruh pesanan dan memutuskan bikin produk sendiri. Ada tiga pilihan yang akan diproduk. Satu, pesawat tanpa awak (drone) untuk kepentingan distribusi barang utamanya antar pulau yang efektif dan efisien, kedua, mobil listrik (<i>electric vehicle</i>) untuk kepentingan percepatan "<i>zero carbon</i>" dan yang ketiga mesin CNC (<i>computer numerical control</i>). Pilihannya jatuh ke CNC (mesin pembuat mesin). 90 % lebih perangkat yang ada di kehidupan kita ini (dari <i>dombundel </i>sampai <i>spaceship</i> (pesawat luar angkasa)), ada campur tangan CNC. Dan dengan CNC tidak hanya berhenti di <i>design</i> tapi sampai eksekusi di <i>prototype.</i></p><p>Nah, CNC sudah dibikin, dan sudah dipasarkan, tidak kurang dari Perusahaan besar Insera Sena produsen Polygon Bikes pun CNC-nya menggunakan produk 'Detech Engineering ini. Dan target ambisiusnya, mesin CNC yang mereka bikin ini CNC yang <i>most compact in the world</i> </p><p>Tidak berhenti di sini. Arfi'an fuadi dkk. merancang system pendidikan yang "hijrah" dari <i>tuition based system</i> sistem konvensional yang masih berlaku di dunia ini, MIT (Massachusetts Institute of Technology) sekali pun, ke <i>product innovation based system</i>. Dengan gagah berani Arfi'an dkk menghargai potensi intelektual peserta didik (eksploitasi intelektual) yang akan berinovasi dan pembiayaan pendidikannya dipertaruhkan pada hasil produk inovasi peserta didik itu. Ternyata oh ternyata, benar adanya.</p><p>Baru masuk bulan kelima (belum genap satu semester) peserta didik sudah berpendapatan karena jualan produk-produk inovasinya, skaligus sebagai ukuran kebermanfaatan. Boleh klaim bermanfaat atas suatu produk kalau orang bahkan mau membelinya.</p><p>Dan mengerikannya, alih-alih dapat bantuan BOS atau BOP dr negara, justeru sebaliknya, hanya ber 15 peserta didik dengan 18 mesin CNC ciptaannya sendiri, per Juni 2023 tlh dihasilkan 1.926 Jenis Produk Inovasi dan 1.572.704 Produk terjual dg total pendapatan mencapai Rp 45.347.568.226. Pajak yg disetor ke negara sebanyak Rp 4.988.232.524 (mbantu negara!)</p><p>Dan sekarang ini juga sedang mengerjakan proyek dari PT KAI berupa kursi kereta senilai Rp 100 miliar lebih yang selama ini impor dari Taiwan. Saat ini juga sedang fokus merancang produksi motor dengan target ambisiusnya, motor tercanggih dan dikerjakan oleh Satuan-satuan SMK dalam program <i>teaching factory</i> dan komunitas pembelajaran lain (non formal dan informal). Disamping sudah mulai memikirkan, termasuk akan belajar intensif ke yu Tri Mumpuni, Newest Intelectual muslim paling berpengaruh di dunia versi The World's 500 Most Influential Muslims 2021 itu, tentang mikrohidro dan pikohidro untuk kemandirian bahkan energi gratis bagi rakyat berikut ikutannya yakni konservasi air sipil teknis, sekaligus pengendalian bencana hidrometeorologi serta kemandirian dan kedaulatan pangan. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie_h6v1RkYynUF7wfxX4tkjlV0mBrhdkkIs3HFwl_SuNrAQH3VY9CLRW-OcKX-5aeqRubcdOicLCrESY7YA0MgU_vp-jGOy1Mi6ImPCtfihzqnEe0qOL5onxo1hj8TqokvGjbfVkInGXy9OWm3KtSP3pJ0Gzd80lSKf7MCKVL5X8hcOW_2KbcJE7azbir8/s1156/photo_6192858291667845308_y.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="521" data-original-width="1156" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEie_h6v1RkYynUF7wfxX4tkjlV0mBrhdkkIs3HFwl_SuNrAQH3VY9CLRW-OcKX-5aeqRubcdOicLCrESY7YA0MgU_vp-jGOy1Mi6ImPCtfihzqnEe0qOL5onxo1hj8TqokvGjbfVkInGXy9OWm3KtSP3pJ0Gzd80lSKf7MCKVL5X8hcOW_2KbcJE7azbir8/s16000/photo_6192858291667845308_y.jpg" /></a></div><br /><p>Dari perbincangan kemarin ini, kita ini ternyata masih jauh dan jauh dari optimal memanfaatkan potensi energi gravitasi, atau masi pantas menyandang <i>mubadziriin</i>. QS Al-Isra ayat 27:</p><p><span style="font-size: large;">اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ ۗوَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا</span></p><p><i>"Sesungguhnya para pelku nubadzir itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." </i></p><p>Untuk itulah wahai calon presiden belajar dan belajarlah pada rakyat yang selama ini <i>dikuyo-kuyo</i> tapi ternyata telah membuktikan dengan karya-karya agungnya juga pada teman-teman yang <i>njujug</i> di pemuliaan kehidupan dengan seni dan sastra seperti SALAM-nya mbak Wahya dan pakdhe Toto Raharjo, Sokola-nya <i>the legend</i>, Butet Manurung, Tanoker-nya pasangan legendaris Syarifah Ciciek Farha dan Supo Raharjo, Omah Dongeng Marwah-nya pak Hasan Aoni, Sekolah Dolan-nya gus Luqman Hakim, Gus Ajir dengan pesantren progresifnya Nurul Huda (dengan Enha Corp-nya), legenda jelita Rosa Dahlia pemberdaya rakyat Asmat Papua, dan lain-lain.</p><p>Bismillahi tawakkaltu 'alallah, laa haula walaa quwwata illa billaah... Merdeka!</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-43429442749630817922024-01-05T03:55:00.000-08:002024-02-03T04:00:28.555-08:00Mimpi Pak Din Untuk Salatiga<p>Salatiga.</p><p>Iya, Walikota Salatiga yang memilih berangkat-pulang kantor dengan <i>ngonthel</i> itu juga menjadikan rumah dinasnya sebagai tempat berefleksi para mudi-muda kreatif. Salatiga menjadi kota paling segala di dunia.</p><p>Di 1.200-an RT se Salatiga telah dinamis progresif dengan 1.200-an Sanggar Kreatif bagi mudi-muda kampung, berkarya di inovasi teknologi, seni dan sastra.<br /></p><p>Juga aktif sinergis memberdayakan ekonomi ummat melalui Jamaah (koperasi) Produksi, optimal mengelola sumberdaya yang ada mewujudkan keberdikarian ekonomi rakyat sebagaimana dicita-citakan Soekarno.</p><p>Salatiga sebagai area penyangga, Konservasi air juga telah optimal dilakukan. Sumber-sumber mata air besar seperti Senjoyo, Kali Taman, Kali Sombo dll melimpah ruah <i>gemah ripah loh jinawi</i>.</p><p>Konservasi energi terbarukan juga telah optimal dilakukan. Intensitas sinar matahari yang maksimal (karena garis katulistiwa) telah dimanfaatkan maksimum lebih-lebih karena Salatiga berada di kisaran 650 DPL, suhu sejuk sangat baik untuk <i>solar cell</i>.</p><p>Di samping satu-satunya kota di dunia yang seluruh genting rumah sudah terinstall <i>solar cell</i>, seluruh 60 ribu-an rumah juga sudah diinstall <i>gas digester</i> pengganti <i>septic tank</i> sehingga kontribusi penurunan emisi gas rumah kaca juga sangat signifikan dan terbaik di dunia. </p><p>Eh, kota mungil dengan luasan area yang hanya sekitar 5.000 ha itu ternyata juga memasok 25 % kebutuhan vanili dunia.</p><p>Seluruh 25 orang anggota DPRD juga dari kalangan mudi/a pegiat pemberdayaan rakyat yang ketika pencalonan, alih alih "membeli" suara, justeru didukung penuh bahkan "disangoni" rakyat karena mereka memang pejuang mewakili kepentingan rakyat.</p><p>Sebuah mimpi di pagi hari, 5 Januari 2024.</p><p><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO3cdJfuRSYuLuV28NJ0VNwBmpoRwfIlmuke_Tjebn__S5fq4lBx_HxBwJkPo-lZCcUhMd-d9VTDDbkYBhCjYHt_JmA5-wZQKxNSH9FYA1H5pjGVEI15PvDe6OOk8EPoPxwMhzw_es7a1IAn1Eb5Rwrh4zv5pm1pxtiCULLbYuUiuqHXl-KVphAiB9DcpG/s960/photo_6100535207976352409_y.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="452" data-original-width="960" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO3cdJfuRSYuLuV28NJ0VNwBmpoRwfIlmuke_Tjebn__S5fq4lBx_HxBwJkPo-lZCcUhMd-d9VTDDbkYBhCjYHt_JmA5-wZQKxNSH9FYA1H5pjGVEI15PvDe6OOk8EPoPxwMhzw_es7a1IAn1Eb5Rwrh4zv5pm1pxtiCULLbYuUiuqHXl-KVphAiB9DcpG/s16000/photo_6100535207976352409_y.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Rizal Ramli, Pak Din, HS. Dilon</i></td></tr></tbody></table></p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-86939229839398593072023-06-20T19:34:00.001-07:002023-09-08T19:35:52.532-07:00Bedah Buku "Pendidikan yang Memerdekakan ala KBQT"<p>Pejabat Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi, didampingi
Kepala Dinas Pendidikan Nunuk Dartini mengikuti Seminar Nasional dan Bedah Buku
Pendidikan Yang Memerdekakan ala Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah. Kegiatan
dilaksanakan di Mini Teater Bung Karno DPRD Kota Salatiga, Rabu (21/06/2023).</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQtSnrinAZxFtpPkImIeAVFOsAiQHPuCWDxdXpud1PXRA16tP5Efbx5ar0ZlHOHzPgBtFWKaOaMulaB6DD_ghCtTsMLh-zxNQgH4r5HttZ_clw_-qnki_cRQsd7TmPg_apExA8Ye55i7pNW6Bl9-aIbTFt7SLPPfjnmUzBsRmuI5ZWstXcxD3DzWE_sB5y/s1460/DSC_0107.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="973" data-original-width="1460" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQtSnrinAZxFtpPkImIeAVFOsAiQHPuCWDxdXpud1PXRA16tP5Efbx5ar0ZlHOHzPgBtFWKaOaMulaB6DD_ghCtTsMLh-zxNQgH4r5HttZ_clw_-qnki_cRQsd7TmPg_apExA8Ye55i7pNW6Bl9-aIbTFt7SLPPfjnmUzBsRmuI5ZWstXcxD3DzWE_sB5y/s16000/DSC_0107.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p class="MsoNormal"><o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Ratusan peserta berkesempatan hadir dan 85 peserta dari
dalam negeri dan luar negeri turut ikut melalui live zoom. Ketua DPRD Kota
Salatiga selaku tuan rumah juga hadir dan memberikan sambutan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Dalam sambutannya Dance Ishak Palit mengisahkan bagaimana
orang-orang yang sukses utamanya dari Kota Salatiga adalah orang yang
pendidikannya tidak tinggi. “Saya pernah ngobrol dengan pemilik Mr Piss terkait
omzet berapa penjualan selama satu bulan. Ternyata bisa mencapai 700 juta per
bulan bahkan saat lebaran tembus 1 miliar lebih. Pemilik Mr Piss ternyata
tumbuh dengan kekuatan sendiri karena sejak kecil hidup sendiri. Dia bisa
seperti itu dan mampu mengalahkan dirinya sendiri meski tidak mengenyam S1,” ungkap
Dance.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">“Bukan berarti pendidikan memerdekakan belum tentu menindas
tapi belum memerdekakan. Kemarin saya juga memberikan pengarahan kepada
mahasiswa UIN Salatiga yang akan melaksanakan PPL. Ada yang bertanya, Pak
sekarang ini lapangan pekerjaan semakin kecil sedangkan lulusan semakin banyak
bagaimana tanggapan ketua DPRD. Saya jawab paradigma tersebut harus diubah,
lapangan kerja itu harus diciptakan bukan dicari,” tambahnya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Moderator bedah buku adalah Alfian Hasan, turut memberikan
sambutan Megan Hewitt, Hywel Coleman, pembicara Ahmad Bahrudin, dan pembedah
buku Dr. Emiliasari Tauresia Kesuma, E. M.Pd.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Penjabat Wali Kota dalam sambutannya menyampaikan terima
kasih kepada Qaryah Thayyibah yang telah menyelenggarakan kegiatan.
“Kemerdekaan belajar sesuai perkembangan zaman, meski konsep ini di kemudian
hari belum tentu dipertahankan. Namun kurikulum merdeka saat ini adalah menjadi
salah satu formula yang dinilai tepat dalam proses pendidikan. Saya kemarin
bertemu dengan siswa di aryah Thayyibah, mengatakan kepada saya punya lukisan
dan lukisan bagus, ada juga yang suka mengaransemen music. Dan saya juga diperlihatkan
dokumen TV terkait proses perjalanan KB QT. Saya turut berbangga atas
keberadaan KB QT. Saya tertarik, ternyata ada satu poin seminar ini dihadiri
dari luar negeri, inilah mutiara kemerdekaan belajar dari Qt dari Salatiga,”
ungkap Sinoeng.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Megan Hewitt menyampaikan pengalaman mau mengajar bahasa
Inggris tapi malah sampai di Qaryah Thayyibah merubah skenario mengajar. “Saya
hadir untuk menjadi guru tapi ternyata di QT adalah komunitas yang semua
belajar sehingga proses belajar berubah menjadi proyek pembuatan film,
anak-anak menulis skrip dengan Bahasa Inggris dan menyelesaikan dengan baik,”
cerita Megan.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Dr. Emiliasari Tauresia Kesuma, E. M.Pd. menceritakan
sebetulnya yang dilakukan QT banyak sekolah yang sama sekolah berbasis
fasilitatif. “Maka di buku ini cerita sekolah kok mahal, sehingga pak Din
mendirikan QT. Inspirasi yang diperoleh dari QT bahwa ini bukti dari merdeka
belajar dan dampaknya. Bagaimana kita mendidik anak siap menghadapi hidup dan memiliki
solusi bagi lingkungannya. sehingga muncul karya anak berupa buku dan kenapa
ujian nasional ditolak,” bebernya.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">Salah seorang penanya, Muhammad N Huda dari SMPN 5 terkait
keterbatasan berinovasi. “Selama ini ada regulasi membatasi kami, meski hampir
seolah telah menerapkan kurikulum merdeka. Bagaimana agar kita bisa berperan
dalam menjalankan merdeka belajar tapi tidak melanggar regulasi,” tanya kepala
sekolah SMPN 5 ini.<o:p></o:p></p>
<p class="MsoNormal">“Problem kita adalah memilih yang tidak merdeka dan
memerdekakan. Misal aturan memakai sepatu hitam, padahal tidak ada relevansinya
memakai sepatu dengan warna tertentu. Namun sekarang lebih longgar, dulu yang
belum ada kurikulum mereka belajar saja anak QT sudah menulis buku menolak
ujian nasional,” jawab Dr. Emiliasari Tauresia Kesuma, E. M.Pd.<o:p></o:p></p><p class="MsoNormal"><b><i>Sumber; Humas Setda Salatiga</i></b></p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-74157496098417016172023-02-23T01:17:00.008-08:002023-02-23T01:27:23.536-08:00Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, Model Pendidikan Untuk Dunia<p><b><span style="color: #073763;">Oleh: Megan Hewitt, Ph.D. (Executive Director, American Institute for Indonesian Studies, University of California, Berkeley) </span></b></p><p>Pengalaman pertama saya berkegiatan dengan Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT) adalah pada tahun 2012. Saya menghabiskan musim panas, sekitar satu bulan, bersama komunitas ini dengan tujuan untuk mengajar Bahasa Inggris.</p><p>Saat itu Pak Din (Ahmad Bahruddin, pendiri KBQT) menanyakan apakah saya tertarik mengajar. Sementara saya sendiri tertarik untuk belajar tentang komunitasnya. Maka saat itu saya datang dengan rencana-rencana pengajaran Bahasa Inggris. Kemudian mulai saya sadari bahwa cara mengajar yang saya tahu tidak akan begitu terpakai pada komunitas di kampung Kalibening ini. Murid-muridnya jauh terlampau merdeka dalam belajar, mereka tidak terkungkung hirarki kelas, berupa guru sebagai sumber pengetahuan yang menyajikannya kepada murid. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSnpBlK71-FyhLaTIXQzgn9c5ydkHVbJ3lG407o4vfeYTEge5V5wbkgg4XUPotvlqJ3gwvhcHT789TEtBiE7M64P2JJrICMiGstc2iJRSgt62_kMbLpG2cdekAw1YXa2_suC_eVYbXoO2xXudbBsAoeUGUsEW-f2SiqHIb-j_1cIb-oM9J0fk5dIbDwQ/s1315/Megan%20Hewitt.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="760" data-original-width="1315" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSnpBlK71-FyhLaTIXQzgn9c5ydkHVbJ3lG407o4vfeYTEge5V5wbkgg4XUPotvlqJ3gwvhcHT789TEtBiE7M64P2JJrICMiGstc2iJRSgt62_kMbLpG2cdekAw1YXa2_suC_eVYbXoO2xXudbBsAoeUGUsEW-f2SiqHIb-j_1cIb-oM9J0fk5dIbDwQ/s16000/Megan%20Hewitt.jpg" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Megan Hewitt, Ph. D.</i></td></tr></tbody></table><br /><p>Selama berada di Qaryah Thayyibah, saya tahu bahwa pendidikan yang dilalui Pak Din pada tahun ’80 - ‘90-an sangat terpengaruh oleh pemikiran para cendekiawan global yang mengkritik praktik-praktik standarisasi Pendidikan, sebab dianggap sangat hirarkis. Ideologi tersebut masih dipegang teguh di komunitas ini sampai sekarang, bahkan mewujud secara nyata melalui karya-karya anak-anak di sana. </p><p>Hal lain yang saya pelajari dari gaya pendidikan di Qaryah Thayyibah adalah pentingnya berbaur bersama masyarakat sekitar. Makna “Qaryah Thayyibah” itu sendiri berarti “desa yang berdaya”. Maka ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga tentang kehidupan sehari-hari yang terhubung dengan pendidikan. Hal penting lain dari sejarah komunitas di Kalibening ini adalah hubungannya dengan serikat petani, yang bernama Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT). Yakni suatu organisasi advokasi yang didirikan oleh dan untuk para petani di Kalibening dan daerah-daerah sekitarnya. </p><p>Apa yang membuat pembelajaran mereka begitu merdeka adalah cara mereka melibatkan masyarakat di sekitarnya, sehingga komunitas itu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di Kalibening. Istilah “berangkat sekolah” bukan berarti “pergi menuju tempat bernama sekolah”, melainkan kegiatan belajar yang terwujud di rumah-rumah warga bersama segenap anggota keluarga. </p><p>Kegiatan belajar betul-betul menjadi peran bersama komunitas. Hal semacam ini bukan sesuatu yang bisa Anda temukan dalam banyak sistem pendidikan di seluruh dunia. Mereka mengajarkan kepada saya hal penting tentang bagaimana anak bisa belajar dengan merdeka mulai di usia belia. </p><p>Model Pendidikan Qaryah Thayyibah yang berbaur dengan masyarakat sekitar mampu mendorong anak-anak menciptakan pendidikan mereka sendiri, dan menciptakan karya-karya yang menakjubkan. Salah satu hal yang membuat saya ingin mempelajari lebih dalam tentang komunitas di Kalibening ini adalah berlimpahnya karya-karya tulis yang diterbitkan secara mandiri oleh anak-anak ini. </p><p>Saya datang ke sini dan terpukau oleh lusinan, atau bahkan ratusan, karya tulis yang sudah diterbitkan secara mandiri oleh anak-anak Qaryah Thayyibah. Itu semua hanya pintu masuk bagi saya untuk menyaksikan karya-karya kreatif lain yang mereka buat. Seperti menyediakan akses wifi untuk seluruh desa, mencipta karya seni, pementasan, musik, sains dan teknologi. </p><p>Padahal mereka tidak berada di tempat yang menjadi pusat belajar, bahkan cenderung desa yang agak terpencil. Komunitas ini betul-betul menjadi tempat yang sangat menginspirasi. Itulah mengapa saya melihat anak-anak di sini menjadi contoh yang sangat bagus tentang bagaimana pendidikan bisa menjadi praktik yang memberdayakan dan memerdekakan.</p><p><br /></p><span><a name='more'></a></span><p><i><b><span style="color: #073763; font-size: x-large;">Qaryah Thayyibah, A Wonderful Model for World Education</span></b></i></p><p><i><b><span style="color: #073763;">By: Megan Hewitt, Ph.D. (Executive Director, American Institute for Indonesian Studies, University of California, Berkeley)</span></b></i></p><p><i>My first experiences working with Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah were in 2012, I Spent a summer about a month with the community, with the intention of teaching English. Pak Din at that time had asked, if I would be interested in teaching, and I was also interested in learning about their community. </i></p><p><i>So at that time, I came in with all these English lessons planned, and I learned very quickly that the style of teaching that I was accustomed to, what's it really going to operate the same way with the community in Kalibening. </i></p><p><i>The students are far too independent in the way that they learn to have a typical kind of a hierarchy in the classroom, where the teacher comes with knowledge and bestows it to the students. When I spent time in Qaryah Thayyibah, I learned that Pak Din and his education in the 80s and 90sm he was very heavily influenced by a lot of the scholars of the global thoughts who were critiquing standardized educational. This is because of that very hierarchy. And that that kind of ideology still runs through the community today, but has taken a life of its own largely through the work of these kids. </i></p><p><i>Another thing that I learned from the style of education in Qaryah Thayyibah was the importance of it being embedded in the surrounding community. The notion of Qaryah Thayyibah in English? We might say an empowered village. It's not just about the education that's happening there. It's about a lot of other everyday practices and just everyday life that is incorporated into education. </i></p><p><i>Another important part of that history in Kalibening is the connection to the farm workers union at Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT), an advocacy organization created by and for farm workers in Kalibening and the larger region surrounding Kalibening. </i></p><p><i>What makes it such an independent style of learning is the way in which they mobilize the community around them. It is part of everyday life in Kalibening. Going to school is not going away to school but it is embedded in the households within everyone's family. It is really a community effort and that's not something you see in a lot of educational systems around the world. </i></p><p><i>They taught me a great deal about how learning from a very early age can be independent. The Qaryah Thayyibah model where education is embedded in the surrounding Community, it inspires the kids, it empowers the kids to create their own education and they create amazing things. </i></p><p><i>One of the reasons I wanted to learn more about the community in Kalibening, was because of this huge output of published literature these kids had produced. I had come across this in some of my other work studying Indonesian literature and I was really intrigued by the dozens, if not hundreds of independently published works that students from Qaryah Thayyibah had created. </i></p><p><i>That was just an entry point into my learning about all the kinds of creative works that they produce, things like creating Wi-Fi for their entire “desa” (village), producing artworks, performances, music, getting into science and tech, in a place that typically would not be a center of learning, “desa yang agak terpencil” (a remote village). It was a really inspiring place and that's why I see these kids as such a wonderful model for how education can be an empowering and liberating practice.</i></p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-29676913887990015122023-01-24T21:08:00.003-08:002023-01-24T21:08:49.930-08:00Berproses Bersama Anak di KBQT<p><b><span style="color: #073763;">OLEH: MISBACH ISNAIFAH</span></b></p><p><span style="color: #073763;">(Wali Murid KBQT)</span><br /></p><p>Dua tahun lalu anak-anak mulai belajar di Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah secara online. Lumajang - Salatiga kini menjadi jarak kami. Husein, yang kini duduk di kelas akhir tingkat menengah, sedang menyiapkan proyek karya akhir tahunnya.</p><p>Tahun pertama, dia membuat karya film dokumenter "Perempuan dalam Kepungan Pandemi". Tahun kedua membuat tulisan tentang erupsi gunung Semeru, dan seminggu yang lalu saya di telpon Husein mau membuat karya film, dan dia mengambil peran sebagai produser.</p><p>Sebelum liburan akhir tahun, Husein bersama tim membuat film pendek dan dia mendapat penghargaan sebagai sutradara terbaik. Judul film pendeknya "Kamu Nanya?" dan bisa ditonton di youtube KBQT. Ada banyak karya keren komunitas KBQT yang bisa dinikmati, jadi referensi di kanal youtube tersebut. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTejMrc_yef_h1Obm5NuKtAtENN5hLlDkjWNG6MJxa5ho8UGK5vXAKNJOgepeO0tfvYCGPRWH1mlSqvwGubXJelKD4rWY_xFJWEWEeKZNoEb8FDO7U1-NKYk0hDI2Rkz4ohxa5RR4sxeJYbHmKlTNevuZDxcD6tzD_Zf7pjgl8sKW_8qvZm_JWY9mkIg/s854/misbach%20isnaifah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="850" data-original-width="854" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTejMrc_yef_h1Obm5NuKtAtENN5hLlDkjWNG6MJxa5ho8UGK5vXAKNJOgepeO0tfvYCGPRWH1mlSqvwGubXJelKD4rWY_xFJWEWEeKZNoEb8FDO7U1-NKYk0hDI2Rkz4ohxa5RR4sxeJYbHmKlTNevuZDxcD6tzD_Zf7pjgl8sKW_8qvZm_JWY9mkIg/s16000/misbach%20isnaifah.jpg" /></a></div><br /><p><br /></p><p>"Aku sudah menemukan passionku Bun, aku mau fokus di film. Pasca KBQT, aku mau ambil kuliah perfileman," kata Husein saat pulang liburan akhir tahun kemarin. </p><p>Ada banyak pembelajaran yang saya rasakan sebagai orang tua. Husein dalam usianya yang memasuki 15 tahun, cukup mandiri dan penuh tanggung jawab. Semakin kaya referensi, dan kemampuannya menjelaskan sesuatu juga jelas dan terstruktur. Kesukaannya membaca dan menonton film juga membantunya memperdalam hobinya.</p><p>Ya, hobi adalah hal penting yang dihargai dalam proses belajar di KBQT. Melalui hobi anak akan nyaman dan menarik menekuninya. Inilah salah satu konsep merdeka belajar di KBQT, selain ada beberapa model belajar untuk tetap bisa mempelajari hal-hal di luar hobinya.</p><p>Kakak Husein, Aqilah El-Yasaari sudah menyelesaikan sekolah menengahnya, dengan karya album mininya. Eitsss... tapi bukan berarti dia ga belajar loh.. dia sibuk memperdalam kemampuan bermusiknya, sambil belajar hal-hal baru seperti mengelola media online CU Gema Swadaya, Gema Kedai dan Gemapalu.</p><p>Membuat target karya setiap tahun seperti jadi ritual bagi anak-anak, setidaknya saya melihat dari apa yang dilakukan Aqilah, yang sebulan ini sibuk menyiapkan video clip lagu di album mininya. </p><p>Terimakasih untuk seluruh pendamping KBQT, semoga kontribusi nyata ini, semakin mewangi ke seluruh negeri. Amien.</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-56124510561652153102022-12-25T20:57:00.008-08:002022-12-25T20:57:55.821-08:00KBQT Sinau di Gunung Api Purba Nglanggeran<div class="separator"><b><span style="color: #0b5394;">Oleh: Fina Af’idatussofa</span></b></div><p>Live in adalah program baru di komunitas belajar Qaryah Thayyibah. Sebuah kesempatan yang luar biasa kami bisa memulai program ini di desa terintegrasi, Patuk, Nglanggeran, Gunung Kidul. Salah satu misi kami di komunitas adalah mengenalkan bocah pada lingkungan sekitarnya. Agar punya ketertarikan mengenali potensi lokal, baik alam maupun kearifan dan budaya.</p><p>Menurut Pak Din, kepala pengelola komunitas, “Anak-anak desa harus didorong untuk mengembangkan imajinasinya, didorong berfikir kritis transformatif pada segala hal yang dihadapi. Anak-anak harus diberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan-gagasan inovatifnya, dan mendiskusikannya dengan teman-temannya.”</p><p>Karenanya, Nglanggeran kami rasa cukup pas dan selaras dengan pergerakan kami di komunitas belajar yang mengedepankan kreatifitas anak sebagai titik fokusnya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJBzdFI0Ly4oRbua205Y6kgFzdETNk6DjKLYqX4k6h6pJZHeb7wVSUydaQnpB9IEycYU3Dnt_KzvgWRFn-waQ0RlnkE67u1RC-L0STJhqaV2JPFgNeFp2P1ZeXWtyWshsVxLQMS3PxtwP0JaUUxBWxeUd_jnG1F5U4DIDpy5AhmH5V6H-PqNWZ0wexnQ/s2048/KBQT%20Nglanggeran12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em; text-align: center;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJBzdFI0Ly4oRbua205Y6kgFzdETNk6DjKLYqX4k6h6pJZHeb7wVSUydaQnpB9IEycYU3Dnt_KzvgWRFn-waQ0RlnkE67u1RC-L0STJhqaV2JPFgNeFp2P1ZeXWtyWshsVxLQMS3PxtwP0JaUUxBWxeUd_jnG1F5U4DIDpy5AhmH5V6H-PqNWZ0wexnQ/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran12.jpg" width="400" /></a></div><p style="text-align: left;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><b style="text-align: left;">19 Januari 2016</b></div><p>Kami berangkat pukul 06.30 dari Salatiga. Hingga kurang lebih jam sepuluh sampai di lokasi Gunung Api Purba. Acara pertama, kami berkumpul di pendopo untuk perkenalan, mendengarkan sambutan, dan melakukan kontrak belajar. Bapak Kepala Desa memberikan pesan agar kami bisa mengambil manfaat dari belajar di Nglanggeran. Entah diambil dari segi mananya, meski tidak harus semua. Selanjutnya panitia meminta bocah membagi tiga kelompok untuk ikut Radio Komunitas, atau Videogram, dan SID.</p><p>Sebelum melakukan kegiatan sesi pertama, semua dikenalkan induk semang masing-masing. Ialah pemilik homestay yang sebelumnya sudah dibagi untuk tiap-tiap anak Masing-masing rumah ditempati dua/tiga bocah. Kami mengharapkan agar ini bisa melatih mereka untuk mengenal teman yang dipasangkan dengan lebih baik.</p><p>Ada beberapa peraturan yang telah disepakati terkait interaksi dengan induk semang. Diantaranya salam senyum dan sapa, membantu pekerjaan rumah, dan tidak diperkenankan merokok serta meminjam motor milik induk semang atau pemilik homestay.</p><p>Lepas dzuhur, bocah memulai agenda pertama. Membuat batik topeng. Panitia membagi beberapa kelompok untuk mengelilingi canting dan malam. Dua pemandu memberikan instruksi terkait cara membatik di topeng yang sudah disediakan. Cukup menyenangkan. Ini hal pertama bagi bocah. Memang diantara mereka, hanya satu anak yang konsen di bidang batik. Tetapi mencoba bersama hal di luar passion, memberikan warna baru bagi nuansa belajar mereka.</p><p>Membutuhkan waktu yang lama untuk bisa membatik di topeng. Lebih-lebih menggambar menggunakan canting dan malam memang tidak mudah. Mereka membuat pola sesuai imajinasi masing-masing. Usai merampungkan gambar, semua topeng dikeringkan dan dikumpulkan jadi satu di sebuah meja. Lokasi tempat belajar dibersihkan untuk sesi selanjutnya. Pembuatan video Indonesia Pusaka.</p><p>Hujan terbilang cukup deras, hingga sayang sekali agenda tracking dibatalkan. Bocah sebenarnya cukup kecewa karena akhirnya harus kembali ke homestay. Berikutnya setelah pulang dan saat evaluasi, mereka terpikir, betapa menyenangkan seandainya agenda tracking yang dicancel, diganti dengan share soal pengelolaan desa.</p><p>Aktivitas sore yang ditiadakan membuat bocah memiliki kesempatan lebih lama berada di homestay. Ini dimanfaatkan untuk lebih mengenal induk semang masing-masing.</p><p>Malam hari, bocah dijemput menggunakan mobil pick up menuju lokasi belajar seni budaya. Reog Nglanggeran. Sayang sekali karena bertepatan dengan jam belajar Radio Komunitas, akhirnya sebagian bocah tidak bisa mengikuti pembelajaran seni.</p><p>Sekitar 15-16 anak menuju Wonosari untuk belajar radio di Hanacaraka FM. Melihat proses siaran, mengupas tentang pengelolaan radio hingga mendengar visi misinya.</p><p>Ha na ca ra ka merupakan radio komunitas Wonosari yang mengkampanyekan gerakan penghijauan. Konsen pula dalam isu-isu sosial, dan berupaya memberikan stimulus bagi masyarakat untuk terbiasa hidup sehat Ini menginspirasi bocah untuk suatu hari bisa membuat gerakan yang sama. Menyiarkan informasi sarat ilmu yang bisa menggerakan masyarakat menuju perubahan demi perubahan.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMRKIdmRhcEVsv0mf0Hg4MnaSrNDfrF1hyJqqqIZxg9-Vd0WPuSmbM56F62y_YRNQdSx2_jsmWaIpyoffV8fQgQyKRmLQOGNMJO3yh1WAe36SUqaWf_vHMF4c6VRGJeu5cfqTz0rPNL2XmY-iLuLJRAVJCz_klHizzPxL2EwqVwHcZkvhpcgaKI89o9A/s480/KBQT%20Nglanggeran3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMRKIdmRhcEVsv0mf0Hg4MnaSrNDfrF1hyJqqqIZxg9-Vd0WPuSmbM56F62y_YRNQdSx2_jsmWaIpyoffV8fQgQyKRmLQOGNMJO3yh1WAe36SUqaWf_vHMF4c6VRGJeu5cfqTz0rPNL2XmY-iLuLJRAVJCz_klHizzPxL2EwqVwHcZkvhpcgaKI89o9A/w400-h400/KBQT%20Nglanggeran3.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvKI7GZGeyr8vKdcl5obGQsEXR2yS32UlGRHSXdr7J0eZB6NkoTCg1Z9r1r1haokTvPJePJJn7EIbzD5hbDi7cFOhR2QIoRzINJCiUsFwSRvRMe11FKCED3greJY8Tbk3agEyNQm_lKxMOeZDYizl2yiBHe2EpU-24RlkUnvLfCUBrgfaWTtm5_pd75g/s480/KBQT%20Nglanggeran4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvKI7GZGeyr8vKdcl5obGQsEXR2yS32UlGRHSXdr7J0eZB6NkoTCg1Z9r1r1haokTvPJePJJn7EIbzD5hbDi7cFOhR2QIoRzINJCiUsFwSRvRMe11FKCED3greJY8Tbk3agEyNQm_lKxMOeZDYizl2yiBHe2EpU-24RlkUnvLfCUBrgfaWTtm5_pd75g/w400-h400/KBQT%20Nglanggeran4.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwueikS73R07a41MQ6W-iipcI3zyfyZdKsnloMp84S47-8UZkonH0jm6Gqm14udC4-cx7F1Uuw8cGD8nqjNMw_tFbG7VIe6kCopnF0QppasGboPswP_sAPl7QZ5cNirY6DHk_x2V1Zd8no2YOBWsVsX0OjaThCNDWhc3xyBkTuHApTrAR3rEMn1ezlGg/s2048/KBQT%20Nglanggeran5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwueikS73R07a41MQ6W-iipcI3zyfyZdKsnloMp84S47-8UZkonH0jm6Gqm14udC4-cx7F1Uuw8cGD8nqjNMw_tFbG7VIe6kCopnF0QppasGboPswP_sAPl7QZ5cNirY6DHk_x2V1Zd8no2YOBWsVsX0OjaThCNDWhc3xyBkTuHApTrAR3rEMn1ezlGg/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran5.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbR-93htqG3pre2nJUFdgKEMk-LSmIktHiAG6QET39LxvjHNQGV_9KfWda5MM3fd5jNM1ZVJwz3V-9DY-2WCwX1Q5_bQR1dr6IVcnmwawzhdtjZRMCd4stcW4AI3Eye_7HoEk5l6Nn6QIz2p79rNyPIfgWoUTBbEz4D4RZBmX_mzLAnYWodntbt1BJhQ/s2048/KBQT%20Nglanggeran6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbR-93htqG3pre2nJUFdgKEMk-LSmIktHiAG6QET39LxvjHNQGV_9KfWda5MM3fd5jNM1ZVJwz3V-9DY-2WCwX1Q5_bQR1dr6IVcnmwawzhdtjZRMCd4stcW4AI3Eye_7HoEk5l6Nn6QIz2p79rNyPIfgWoUTBbEz4D4RZBmX_mzLAnYWodntbt1BJhQ/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran6.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0HV3OEiVQKhLUlV7dBFh12HizUhOq77zjla9BXDC-vYuRubWOEIqH_s7AWMCtglwU_O7yFQWV1qiMnl6HYjW5WqO0XFyqfIRlXfIMS5S7eB93qJOYkGkOuBY0HquhfFVUM4zdNHb-NJMDs3GHjRMlHbqYSb8DJD4wc8um3e3l9iP7F8iDtF9jVsVL5w/s2048/KBQT%20Nglanggeran7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0HV3OEiVQKhLUlV7dBFh12HizUhOq77zjla9BXDC-vYuRubWOEIqH_s7AWMCtglwU_O7yFQWV1qiMnl6HYjW5WqO0XFyqfIRlXfIMS5S7eB93qJOYkGkOuBY0HquhfFVUM4zdNHb-NJMDs3GHjRMlHbqYSb8DJD4wc8um3e3l9iP7F8iDtF9jVsVL5w/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran7.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcoyuPQD8Y13q5cNk_32IPOx9PQW_CXBhJ501ULhoJMV7DIXNPGoBZdwKdRpJiD7YnkyxZ-g0_ONWAmt8ZsZHxWOaF307d9fyY_arfVaBR5FcUFsHa0TW6I_85tM92Qtb2iZ6JiowudiGzFH5laQuj2MEU0XHfgqWiypg4VlUOIFzVo2Tr9GJh-vVWag/s2048/KBQT%20Nglanggeran8.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcoyuPQD8Y13q5cNk_32IPOx9PQW_CXBhJ501ULhoJMV7DIXNPGoBZdwKdRpJiD7YnkyxZ-g0_ONWAmt8ZsZHxWOaF307d9fyY_arfVaBR5FcUFsHa0TW6I_85tM92Qtb2iZ6JiowudiGzFH5laQuj2MEU0XHfgqWiypg4VlUOIFzVo2Tr9GJh-vVWag/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran8.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3lfmcwNHwuvlyjUXo7yJ3Lu1ck0gr45x33ZiE2cULnhcJeceO3XVxq-EPKMGmh2NQHPxiOyLht3KU5dxxoFbQR7v5WRQwwwyDVHDoLG6SsJE6dti44rpj-SZ4LOADqnskB5EkqpxEltxozS57nQro92qVHKSDLkn5PjrJRu2kDZmmZ0zeIYKIH_XDUQ/s2048/KBQT%20Nglanggeran9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3lfmcwNHwuvlyjUXo7yJ3Lu1ck0gr45x33ZiE2cULnhcJeceO3XVxq-EPKMGmh2NQHPxiOyLht3KU5dxxoFbQR7v5WRQwwwyDVHDoLG6SsJE6dti44rpj-SZ4LOADqnskB5EkqpxEltxozS57nQro92qVHKSDLkn5PjrJRu2kDZmmZ0zeIYKIH_XDUQ/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran9.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXUlOgdOQDcyJZMlyn03H12ON56rtcyebzjYFH-GEQf48w4UjeQDOwstRk7GB6vI2D-3CIUiFXsW5ZhdWrWr8pe1hnqipovjCfpkcQVU_oqfFDSaTQ5QJTLOLkhWiHaHz4im7qwEHdmtV1K8D6T7s4BBV_m7JJOqffqo-sUpAL_FG61rIl6MHdbewneQ/s2048/KBQT%20Nglanggeran10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXUlOgdOQDcyJZMlyn03H12ON56rtcyebzjYFH-GEQf48w4UjeQDOwstRk7GB6vI2D-3CIUiFXsW5ZhdWrWr8pe1hnqipovjCfpkcQVU_oqfFDSaTQ5QJTLOLkhWiHaHz4im7qwEHdmtV1K8D6T7s4BBV_m7JJOqffqo-sUpAL_FG61rIl6MHdbewneQ/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran10.jpg" width="400" /></a></div><br /><p style="text-align: center;"><b>20 Januari 2016</b></p><p style="text-align: left;">Lokasi belajar hari ke dua, ialah di persawahan. Bocah sudah lengkap dengan baju siap kotor masing-masing. Nyemplung di lumpur yang banyak kotoran. Belajar menanam padi dan membajak sawah. Dilanjut dengan bermain bola lumpur. Hal yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi dilakukan anak-anak desa dewasa ini. Dan mereka cukup menikmatinya meski harus berkotor-kotor ria.</p><p>Beberapa jam kemudian, setelah puas bermain, kami menuju air terjun musiman. Kedung Kandag. Melewati sawah yang licin serta batu-batu vulkanik menuju air terjun, menjadi tantangan tersendiri bagi bocah. Selain rasa penasaran, rasa kotor dan harus segera bersih diri di air menjadi pendorong untuk segera sampai di air terjun. Berbasah-basah ria, dan bermain air hingga puas membuat fresh pikiran. Lebih lagi dimanjakan dengan pemandangan asri, bersih dan segar.</p><p>Siang hari, usai makan, bocah berkumpul di pendopo sebelum akhirnya dibagi dua kelompok. Bocah yang tergabung di kelompok pembuatan video tinggal di pendopo, sedang bocah yang tergabung di kelompok SID (Sistem Informasi Desa), diangkut pick up menuju Balaidesa Nglanggeran.</p><p>SID adalah public display yang tengah direncanakan oleh Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah. Sebagian bocah telah sedikit banyak mempelajarinya. Berharap di Nglanggeran, mereka bisa kaya pengalaman karena desa satu ini sudah menerapkan SID.</p><p>Satu jam lebih, bocah dikenalkan tentang SID yang telah berjalan di Nglanggeran. Harapannya, masyarakat semakin mudah melakukan interaksi dengan pemerintah setempat baik via online atau offline, bisa menyampaikan aspirasi dan kebutuhannya sehingga mudah mendapatkan pelayanan.</p><p>Tanya-jawab seputar SID pun berlangsung lama. Selain memperdalam soal bagaimana mengelola system informasi desa serta bagaimana sosialisasi ke masyarakat, Bocah juga membahas tentang dana desa yang belakangan digemborkan oleh pemerintah. </p><p>Hujan agak reda ketika kelompok SID mengakhiri sesi pembelajaran di Balai Desa. Panitia segera membawa ke Embung Nglanggeran untuk melihat sisa-sisa keindahan waduk buatan di dinginnya senja Gunung Kidul.</p><p>Rencananya, agenda ke Embung adalah sore saat matahari sudah hendak tenggelam. Sehingga semburat jingganya bisa terpantul megah mewarnai Embung. Hanya, tim Video belum usai rembugan dan hujan semakin sore semakin deras. Akhirnya, kelompok SID hanya bisa foto-foto sebelum akhirnya dipulangkan ke homestay masing-masing. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkxJ0_tWdHY3Du5Qov3jRkXCdxPa3LMFQ-ygOzygOzIOONvQzEqIyOzrdGkcLVzx_XulmSpgOd6Yt7cSQrBvkDdW2G2URVIDRqKQgWrQGRdJiIqQUQDG3jcVKStNIcSBJ-BdNazezRu_ZWjAF-rlqH3edh25FnMcOXT9ADiPg4Kk2Wae020OjvUbuKDQ/s640/KBQT%20Nglanggeran1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="384" data-original-width="640" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkxJ0_tWdHY3Du5Qov3jRkXCdxPa3LMFQ-ygOzygOzIOONvQzEqIyOzrdGkcLVzx_XulmSpgOd6Yt7cSQrBvkDdW2G2URVIDRqKQgWrQGRdJiIqQUQDG3jcVKStNIcSBJ-BdNazezRu_ZWjAF-rlqH3edh25FnMcOXT9ADiPg4Kk2Wae020OjvUbuKDQ/w400-h240/KBQT%20Nglanggeran1.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-iKLKBqk7Qt4-qwoUIF1hD79QsXgfNTQFN7LgTcP7l9-vjrLuPZNv1mg6loh5Fwg_vQjYnMSHa1WEbL5Hc5EKukySVn3ly6WE887q6GB__s-zG6uKaqolQ2r0BVn5bjJ5tsSFEhZwVDj7zp5RwkRE6S5cO3XBN2faYsBeOSnxBIMYLPLPwsXQQuVnwQ/s480/KBQT%20Nglanggeran2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="480" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-iKLKBqk7Qt4-qwoUIF1hD79QsXgfNTQFN7LgTcP7l9-vjrLuPZNv1mg6loh5Fwg_vQjYnMSHa1WEbL5Hc5EKukySVn3ly6WE887q6GB__s-zG6uKaqolQ2r0BVn5bjJ5tsSFEhZwVDj7zp5RwkRE6S5cO3XBN2faYsBeOSnxBIMYLPLPwsXQQuVnwQ/w400-h400/KBQT%20Nglanggeran2.jpg" width="400" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiSYBubSQonXTIZfqKp1bmZDsXGkz__Q8bljErxrn4OY5h3Y2V1WcolbGJxxJxXYLDhGP0n1qVXR4IJ2PGzNJQaJJ16nY1u6DZ_TfjB28dSAcYj9RKX1uTo4GVlv8oXGdZ9nE9gPK7_YfodNF8HCuQH3d9cqfDLw-u08RBbSdhben7TwonA_KJ5dAswQ/s2048/KBQT%20Nglanggeran11.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1363" data-original-width="2048" height="266" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiSYBubSQonXTIZfqKp1bmZDsXGkz__Q8bljErxrn4OY5h3Y2V1WcolbGJxxJxXYLDhGP0n1qVXR4IJ2PGzNJQaJJ16nY1u6DZ_TfjB28dSAcYj9RKX1uTo4GVlv8oXGdZ9nE9gPK7_YfodNF8HCuQH3d9cqfDLw-u08RBbSdhben7TwonA_KJ5dAswQ/w400-h266/KBQT%20Nglanggeran11.jpg" width="400" /></a><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div></div><p style="text-align: center;"><b>Malam Puncak</b></p><p>Tentu saja, malam perpisahan bukanlah malam yang ditunggu-tunggu, meski kami cukup penasaran dengan malam kendurian yang diadakan panitia. Meski akhirnya kami sepakat bahwa ini bukan malam perpisahan, melainkan malam syukuran atas terjalinnya relasi yang kami harap bisa terus terjalin persahabatan antara KBQT dan Nglanggeran.</p><p>Ada banyak lauk dan nasi yang sudah disediakan di lokasi acara saat kami sampai di salah satu homestay. Panitia juga sudah berkumpul. Acara sambutan dimulai ketika sudah dipastikan bahwa semua sudah berada di tempat. Kami diperkenalkan tentang budaya kendurian, tradisi menyajikan ingkung (Ayam) dan nasi uduk, dan sebelum menyantapnya, panitia mengajari kami cara membungkus nasi kenduri.</p><p>Usai lahap dengan nasi dan lauk, acara berikutnya adalah unjuk seni. Sebelum itu, baik dari pihak KBQT mau pun panitia memberikan prakata terkait agenda live in kali ini. Notabene sangat bersemangat menjalani agenda dua hari ini. Berharap lain waktu bisa berkesempatan kembali untuk belajar lebih banyak di Nglanggeran.</p><p>Karena memang tidak banyak persiapan, tampilan seni dilakukan secara dadakan. Tampil sesukanya, yang penting menghibur. Ada yang nge-dance, ada yang menyanyi. Dari pihak panitia juga unjuk seni dengan menampilkan sulap.</p><p>Sebelum benar-benar menutup acara malam puncak, bocah melingkar mendiskusikan tentang pembuatan video yang akan berlangsung keesokan harinya. Disepakati, semua harus packing sebelum mengambil gambar ke lokasi-lokasi yang telah dipilih.</p><p>Pagi hari, semua sudah siap menuju mobil pick up. Sebelum matahari meninggi, kami sudah terbagi menjadi dua kelompok, untuk kemudian berpencar ke lokasi pembuatan video klip Indonesia Pusaka, yang juga telah dibagi rata. Di Air terjun, taman krisan, homestay, sawah, joglo, hidroponik, dan tentu saja Gunung Api Purba serta Embung </p><p>Di Nglanggeran, banyak hal inspiratif sarat ilmu yang kami dipelajari. Pembelajaran tentang kebersamaan dan menumbuh kembangkan ide sudah menyentuh kesadaran masyarakat, mengakar dan membudaya. Adat, budaya manusia timur yang menjunjung tinggi unggah-ungguh atas dasar norma sosial, kemanusiaan dan agama mempercantik nuansa. Memahami peta dan potensi wilayahnya sendiri, kemudian dijaga dan diolah bersama untuk kesejahteraan bersama, tentu menjadi daya tarik khusus bagi bocah-bocah yang sehari-hari ditempa untuk mau belajar dari kehidupannya masing-masing.</p><p>Di sini, rasa bangga pada desa yang diperlihatkan masyarakat, terasa sefrekuensi dengan apa yang menjadi mimpi bersama kami. Desa harus berdaya. Karena kearifan lokal masing-masing wilayah, sebenarnya merupakan pilar-pilar penguat jati diri bangsa.</p><p><br /></p><p>Salam, Fina, KBQT</p><p><i>*Sumber: <a href="http://gunungapipurba.com/posts/detail/komunitas-belajar-qaryah-thayyibah-belajar-di-nglanggeran" target="_blank">Web Resmi Gunung Api Purba</a></i></p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-92095470461212379942022-12-16T21:24:00.002-08:002022-12-23T01:18:32.778-08:00Nyawiji bersama Sobat Muda di Dusun Nalen<p><b><span style="color: #073763;">Oleh: Yasser Asyraf Ahmada</span></b></p><p>Saya sangat senang sekali mengikuti kegiatan bersama Komunitas Sobat Muda, bersama teman-teman lintas iman di Dusun Nalen, Watuagung, Tuntang, pada tanggal 2-4 Desember 2022. Saya bisa mengetahui berbagai perspektif agama dalam menanggapi permasalahan lingkungan, cara bermasyarakat, berserah diri kepada Tuhan, dan lain-lain. </p><p>Hari pertama perkenalan dan berbagi pengalaman pribadi mengenai pahit manis dalam beragama. Lalu diskusi mengenai krisis lingkungan dari perspektif tiga agama yang menyimpulkan bahwa perubahan alam di dunia ini disebabkan oleh keserakahan manusia. Alam ini merupakan titipan dari Tuhan yang harus dikembalikan dengan tanggung jawab. Salah satu bakti kita kepada agama dan Tuhan adalah menjaga lingkungan sebagaimana mestinya.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMjGD2jNBA14HCsaVgWDBWV4j7vfrFG_UN35099wDijQmQg08RPAdwAzQqu-0k9Ko083mFbE_k_wB1yNoG4q-wD2sKlLHKk_WEMo_qBvf1nMFNnvAruqj0_I16IJaROTx9OZuiFGNMKKUi0ISHakU3ayyCYd6mp_3kSufb46nb93yLaidz07Bvn_QCGQ/s1843/cropped%20nirmana%20basics-9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1229" data-original-width="1843" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMjGD2jNBA14HCsaVgWDBWV4j7vfrFG_UN35099wDijQmQg08RPAdwAzQqu-0k9Ko083mFbE_k_wB1yNoG4q-wD2sKlLHKk_WEMo_qBvf1nMFNnvAruqj0_I16IJaROTx9OZuiFGNMKKUi0ISHakU3ayyCYd6mp_3kSufb46nb93yLaidz07Bvn_QCGQ/w640-h426/cropped%20nirmana%20basics-9.jpg" width="640" /></a></div><p>Hari kedua kami kerja bakti membersihkan tempat-tempat ibadah yang ada di Dusun Nalen. Senang rasanya bisa kerja bakti tak hanya dengan teman-teman Sobat Muda, tapi juga bersama masyarakat lokal. Srawung, canda tawa, dan sejuknya udara di Dusun Nalen begitu nyawiji ketika istirahat selepas kerja bakti.</p><p>Siangnya kami belajar bersama dan mengenal agama Islam di masjid setempat. Setelah belajar bersama di masjid, kami melanjutkan kegiatan mengenal ekonomi sirkular bersama Mbak Ambar dan Mas Kris. Tak hanya mengenal ekosistem lingkungan, kami juga belajar mana sumber daya yang bisa diperbaharui dan mana sumber daya yang tak dapat diperbarui. Sehingga kami lebih tahu dan bijaksana dalam menggunakan sumber daya yang ada.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisQW63-qG0hbVXJHVZ8PP0kqNv4LnbH9kEzoaWzp8dQx-uJNXbKiQdQAgZ4B6MRXl92i4CkLeTbDkvVKHa7n3sjKBF5CpFRmXdTbk9-EgbkWzwhPvCc7HXUmVp2K0Z7zvpRy-MD9v7FZ0bYivBmlHHyBFP3aQ33CkSfNo82WF8fqLCpCOjFY3KfbONoQ/s1844/cropped%20nirmana%20basics-3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1229" data-original-width="1844" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisQW63-qG0hbVXJHVZ8PP0kqNv4LnbH9kEzoaWzp8dQx-uJNXbKiQdQAgZ4B6MRXl92i4CkLeTbDkvVKHa7n3sjKBF5CpFRmXdTbk9-EgbkWzwhPvCc7HXUmVp2K0Z7zvpRy-MD9v7FZ0bYivBmlHHyBFP3aQ33CkSfNo82WF8fqLCpCOjFY3KfbONoQ/w640-h426/cropped%20nirmana%20basics-3.jpg" width="640" /></a></div><p>Malamnya, kami belajar mengenal agama Buddha yang bertempat di vihara setempat. Perspektif pembelajaran yang saya ambil dari agama Buddha adalah: “Jangan melakukan hal-hal yang merugikan makhluk hidup lainnya. Apapun yang kita perbuat akan mendapatkan balasannya.”</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNutZJizoJ3MC0mXHpeKs8acBeiwRHVvV7zzZGJMXb2amMtd2W4Uf7rPsgMvCNBNj0_ZX0-YTtfck0INe8r0G2n0_FCCfB8TkKxJ-1YaL9f1WL6jb-bobPtueLNyObEmmaxdJPH0pWo2SSxVza8SpxZxgX8thIg4P_tEnIBYaK3P3cNnh7X85qlBitSw/s1843/cropped%20nirmana%20basics-6.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1229" data-original-width="1843" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNutZJizoJ3MC0mXHpeKs8acBeiwRHVvV7zzZGJMXb2amMtd2W4Uf7rPsgMvCNBNj0_ZX0-YTtfck0INe8r0G2n0_FCCfB8TkKxJ-1YaL9f1WL6jb-bobPtueLNyObEmmaxdJPH0pWo2SSxVza8SpxZxgX8thIg4P_tEnIBYaK3P3cNnh7X85qlBitSw/w640-h426/cropped%20nirmana%20basics-6.jpg" width="640" /></a></div><p>Hari ketiga kami belajar mengenal agama Kristen yang bertempat di gereja setempat. Sebagian kawan-kawan Sobat Muda yang non-Kristen ada yang duduk di dalam menyimak khusyuknya ibadah umat Kristen dan ada yang berjaga di luar. Yang saya petik dari umat Kristen adalah: “Membangun bangsa dari desa. Membangun desa dari keluarga. Membangun keluarga dari hati.”</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cUWsJYFqYXXWxGgyM7MMqBXOQ_L6c9dvHszjr8ANslotvKOncNOn7i7EWO5xC_BTHnFBXES6rKmEyyK3PZdu_HtmHFNIVYbuS3-QVm9yJOAy6D8pOkrKIuQn5r_9MNEJcY45uWEXeXYKURmk9q9p25_0z87YXuvvlt6PNdZxIoHup4owZg7pf_xHxw/s2185/cropped%20nirmana%20basics-8.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1229" data-original-width="2185" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9cUWsJYFqYXXWxGgyM7MMqBXOQ_L6c9dvHszjr8ANslotvKOncNOn7i7EWO5xC_BTHnFBXES6rKmEyyK3PZdu_HtmHFNIVYbuS3-QVm9yJOAy6D8pOkrKIuQn5r_9MNEJcY45uWEXeXYKURmk9q9p25_0z87YXuvvlt6PNdZxIoHup4owZg7pf_xHxw/w640-h360/cropped%20nirmana%20basics-8.jpg" width="640" /></a></div><p>Kesimpulan saya mengenai kegiatan selama tiga hari di Dusun Nalen: salah satu bentuk toleransi sederhana adalah menerapkannya di lingkungan sekitar. Baik terhadap keluarga, masyarakat, alam, dan keyakinan. Membiarkan segala sesuatu terjadi sebagaimana mestinya. Alam ini merupakan titipan dari Tuhan yang harus dikembalikan denga tanggung jawab. Apa yang sudah diambil dari alam harus kembali lagi ke alam. Salah satu bentuk sederhana penghambaan kita terhadap Tuhan adalah menjaga apa yang sudah dititipkan, yaitu alam.</p><p><br /></p><p>Matursuwun Sobat Muda,</p><p>Matursuwun Dusun Nalen,</p><p>Matursuwun Nyawijinipun.</p><p><br /></p><p><b>Mada</b></p><p><b>Perwakilan dari Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah</b></p><p><b><br /></b></p><p><span></span></p><a name='more'></a><p></p><p><b>Tambahan refleksi dari Nazla Nurida Ananda Saidi (warga KBQT peserta live in Sobat Muda):</b></p><p>Pengalaman kali ini menurutku sangat luar biasa. Baru pertama kali aku bertemu dan berkegiatan bareng dengan teman-teman yang non-muslim. Saat ikut live in ini aku mendapat banyak ilmu dari teman-teman di sini. Mulai saat mereka menceritakan pengalaman pahit manis dalam berinteraksi dengan umat yang berbeda keyakinan, di mana saat itu saya terkejut karena tidak ada seorang pun yang mehakimi atau membenci orang tersebut.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKiQ7KMKqIYF98BTPu8N6lc2s9CcT04ZdQmcvdVO44hjqbXYzXvSz9F4PD-Pxo7kbUsr9KeEtZ6vm5o7ncip65Rjp2PT24Jns7PzHu1TQZFOvMaWgxfZGhS_nyC6cFANLlMNb2rvHm4CRly9mIcAmZxnaUf-jVBhsa_d-hwsyO3qBCpnr2_L4z_ap3lg/s2182/IMG_20221203_090621.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1229" data-original-width="2182" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKiQ7KMKqIYF98BTPu8N6lc2s9CcT04ZdQmcvdVO44hjqbXYzXvSz9F4PD-Pxo7kbUsr9KeEtZ6vm5o7ncip65Rjp2PT24Jns7PzHu1TQZFOvMaWgxfZGhS_nyC6cFANLlMNb2rvHm4CRly9mIcAmZxnaUf-jVBhsa_d-hwsyO3qBCpnr2_L4z_ap3lg/w640-h360/IMG_20221203_090621.jpg" width="640" /></a></div><p>Hari kedua kami semua dibagi menjadi tiga kelompok dan mendapat tugas untuk membersihkan tempat ibadah. Untuk pertama kalinya aku ikut membersihkan tempat ibadah agama Budha. Setelah itu malamnya kulihat bagaimana mereka melaksanakan ritual ibadah, sungguh pengalaman yang luar biasa. Tak hanya itu, kami juga belajar tentang lingkungan, contoh harga rosok, jenis-jenis sampah yang bisa dan tidak bisa didaur ulang, dan lain-lain. Pemateri nya menjelaskan dengan jelas dan mudah dipahami, permainan dan ice breaking-nya juga seru. Pengalaman yang berkesan!</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-54129123223006979122022-10-19T01:01:00.003-07:002022-12-23T01:18:32.775-08:00Organisasi Masyarakat, Kembalilah ke Masyarakat!<p><b>Selamat Bermuktamar, Muhammadiyyah!</b></p><p>Oleh: Ahmad Bahruddin</p><p><br /></p><p>Alhamdulillah seharian kemain (17/10/'22) menemani Prof. Abdul Mu'ti (Sekum PP Muhammadiyyah) serta mbak Diyah Puspitarini (Ketum Nasyiatul Aisyiyah yang juga Komisioner KPAI terpilih periode terahir ini), pada Seminar Nasional dalam rangka Pra Muktamar Muhammadiyah di gedung K.H. Hasyim Asy'ari UIN Salatiga. Saya diminta menyampaian tema "Ormas dan Moderasi Beragama di Indonesia".</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQAeODkvGxUkSRJQogk588nM03mAtqFRsiie-JYxYtZkyPVR07A42UcmNH1YwUGNDO0t5BwINLNje4Igj9vbE4--rTOKGaHnfhGiZlBDonZ1BdDSAPDgqnKkMhLNjT8fy2udOYthuCMdfkg5Vbnw_Uu42c7GbDuDqnEoDmS4e52CRKvAu6Egs3Z2hSog/s1280/IMG-20221019-WA0000.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQAeODkvGxUkSRJQogk588nM03mAtqFRsiie-JYxYtZkyPVR07A42UcmNH1YwUGNDO0t5BwINLNje4Igj9vbE4--rTOKGaHnfhGiZlBDonZ1BdDSAPDgqnKkMhLNjT8fy2udOYthuCMdfkg5Vbnw_Uu42c7GbDuDqnEoDmS4e52CRKvAu6Egs3Z2hSog/s320/IMG-20221019-WA0000.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Ormas (Civil Society Organization, CSO) adalah sekelompok masyarakat warga yang yg memiliki kepentingan dan tujuan diperjuangan bersama-sama untuk diwujudkan.</p><p><br /></p><p>Muhammadiyah misalnya, diawali dari gerakan "Alma’un” Muhammad Darwis (K.H. Ahmad Dahlan), adalah ajaran "radikal" agama Islam yang mutlak mewajibkan bagi pemeluknya untuk mencintai dan memuliakan kemanusiaan. Demikian juga Nahdlatul Ulama, diawali dari kajian ilmiah "Tashwirul Afkar", berlanjut ke Komite Hijaz, sungguh-sungguh (jihad ijtihad) membela keadilan melawan kesewenang-wenangan kekuasaan yang mengancam hilangnya "great tangible heritage" (warisan agung dari Rasulullah SAW).</p><p><br /></p><p>Sayang, perkembangan lebih lanjut -termasuk kedua ORMAS terbesar di Indonesia ini- menjadi ORMAS membership dan “politis” justru terancam menjadi Ormas Oportunis, terjebak pada kepentingan organisasi itu sendiri termasuk kepentingan naiknya "bargaining power" yang bisa saja "then power tends to corrupt; absolute power corrupts absolutely".</p><p><br /></p><p>Sebagaimana kongres kedua "Internasionale" adalah aksi-aksi Sosialis Internasional, (second International, yakni organisasi partai-partai sosialis dan buruh yang dibentuk di Paris pada 14 Juli 1889) yang berhasil mengejawentahkan ide-ide agung dan mulia, terwujudlah deklarasi 1 Mei 1889, yang selanjutnya menjadi Hari Buruh Internasional (May Day). </p><p><br /></p><p>Sementara pengejawentahan ke Partai-Partai Sosialis Serikat Pekerja Internasional (International Working Union of Socialist Parties, IWUSP), justeru berkembang menjadi “Ormas Oportunis”. </p><p><br /></p><p>Beda dengan Budi Utomo (Indonesia), yang sampai hari ini, nilai-nilai kejuangan Budi Utomo kita kenang, bahkan kelahirannya kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Dan Budi Utomo juga tidak berkembang menjadi Ormas Membersip.</p><p><br /></p><p>Terkait dengan isu aktual, banyak Ormas (untuk tidak mengatakan semua), alih-alih "care and sympathy", nyambung pun tidak!</p><p><br /></p><p>Misalnya terkait dengan bencana hidrometeorologi yang sedemikian mengancam, tidak pernah kita dengar bagaimana peran Ormas yang serius menanganinya. Apalagi aksi nyata memelopori gerakan konservasi sumber daya alam baik cara sipil teknis maupun nabati. Lebih-lebih terkait dengan "climate change" hingga "global warming". </p><p><br /></p><p>Amat sangat sedikit orang seperti Ahmad Darojat Jumadil Qubro (studi ilmu hadits UIN Salatiga) yang secara detail meneliti pelepasan CH4 (methane) ke atmosfir dari proses fermentasi oleh mikroba pada tinja manusia, dengan asumsi 200 gram tinja per orang per hari, ternyata manusia berkontribusi melepas emisi sekitar 60,1 liter CO2 equivalent. Kalau semua tinja manusia bisa masuk digester, disamping akan dapat "renewable energy" dan pupuk organik, emisi yg terlepas ke atmosfer tinggal sekitar 5,1 liter CO2 equivalent (tinggal 8,7 %).</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilP2iAi0vdV66QfJP7Wpa72Bf_jY94AeZ2UD1_lKm-swQMEQPPrt5YL-mC-ABbKrpXcO862Ai-p3ebKRRGIQ7C-rD_lmC1wyz_Pw6PwEie9C-kQbxAdLSqbuLjVWuNkpTHG1Pv45h-N_gyp78WOb-Hj9vxHjrI_WOBsbPqE-RC0wcrO2F67xBHLwy-TA/s1280/IMG-20221019-WA0001.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="853" data-original-width="1280" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilP2iAi0vdV66QfJP7Wpa72Bf_jY94AeZ2UD1_lKm-swQMEQPPrt5YL-mC-ABbKrpXcO862Ai-p3ebKRRGIQ7C-rD_lmC1wyz_Pw6PwEie9C-kQbxAdLSqbuLjVWuNkpTHG1Pv45h-N_gyp78WOb-Hj9vxHjrI_WOBsbPqE-RC0wcrO2F67xBHLwy-TA/s320/IMG-20221019-WA0001.jpg" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Nah, adalah mutlak perlu, kembali ke "khittah"; revitalisasi nilai-nilai universal bersinergi dengan kelompok-kelompok (Ormas) lain berlatar belakang apapun dalam mewujudkan:</p><p><br /></p><p>•<span style="white-space: pre;"> </span> Kedaulatan politik ummat</p><p>•<span style="white-space: pre;"> </span> Kesejahteraan (ekonomi keummatan)</p><p>• Kebudayaan (nalar kritis kreatif dan inovatif) ummat</p><p>•<span style="white-space: pre;"> </span> Keadilan sosial menyeluruh termasuk keadilan gender (keadilan relasi kuasa berdasarkan jenis kelamin)</p><p>•<span style="white-space: pre;"> </span> lingkungan (penguatan daya dukung SDA serta reduksi emisi GRK)</p><p><br /></p><p>Allahu a'lam. Selamat bermuktamar, Muhammadyah. 'Alayna ajma'iyn, qaryatun --> baldatul thayyibatun wa rabbun ghofuur.</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-82731733766513632792022-07-24T04:24:00.001-07:002022-12-23T01:18:32.778-08:00Fokus, Sungguh-sungguh, dan dan Lampauilah Mereka!<p><b>Oleh: Ahmad Bahruddin</b></p><p><br /></p><p>Jumat malam (22/7/2022) saya menemani Makrab anak-anak baru KBQT (penutupan MOS), yang puncaknya pesta api unggun dan bakar-bakar telo. Saya sampaikan bahwa;</p><p><br /></p><p>Kalian ini anak-anak yang paling beruntung di dunia. Kalian punya kesempatan luas serta mendapati pendampingan dari orang-orang berpengalaman dalam memberdayakan dan memuliakan kehidupan. Sehingga kelak kalian akan jauh lebih memungkinkan dan optimal menghadirkan diri menjadi pribadi yang paling bermartabat serta bermanfaat bagi sesama dan semua. Kalian wajib lebih baik dari kakak kakak senior kalian. </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX2QzUctdVMPKvCfdQodz5GXKFNSU9tj2OgltbD8OjXI633_iL8AFXy9D8uGAQU2r23Yel1N-iiX9aI8uR7bSX6X-rV7nJnm5zOOmZGCRZtV3Q-7bxLlwc5qFdvBgPkJr2OX4RaqslKwQoHtwDJOunHpQNU9gYq5D0oC9sNOPo49SZxrVtgIbSKxTmbQ/s3016/IMG_3967~2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1648" data-original-width="3016" height="175" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX2QzUctdVMPKvCfdQodz5GXKFNSU9tj2OgltbD8OjXI633_iL8AFXy9D8uGAQU2r23Yel1N-iiX9aI8uR7bSX6X-rV7nJnm5zOOmZGCRZtV3Q-7bxLlwc5qFdvBgPkJr2OX4RaqslKwQoHtwDJOunHpQNU9gYq5D0oC9sNOPo49SZxrVtgIbSKxTmbQ/s320/IMG_3967~2.JPG" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p><p>Mengapa?</p><p><br /></p><p>Ada Mbak Maia Rosida (alm), Mbak Fina, Mbak Zulfa, Mbak Emi, Mas Fahri dan lain-lain yang produktif menulis ratusan buku. Mereka memulainya baru di akhir-akhir masa SMP atau awal-awal masa SMA, sementara kalian bisa langsung fokus dari sekarang. </p><p><br /></p><p>Ada Mas Zulfi "Pak Jos" Adain dan teman-temannya yang sekarang ini sudah jadi seperti ahlinya ahli di teknik informatika. Boro-boro internet, kenal komputer saja baru setelah setahunan belajar di KBQT. Sedangkan kalian, bahkan belum masuk KBQT, sehari-hari sudah hidup bersama komputer. </p><p><br /></p><p>Ada Mas Iwan Zayd yang sampai sekarang dipercaya Trans 7 sebagai Voice Over, yang pernah menjuarai "Pro Warriors" bahkan mengalahkan orang-orang hebat di Indonesia, juga baru mulai berlatih setelah sekitar usia sarjana. </p><p><br /></p><p>Ada Mbak Oela dan Mbak Zulfa yang menekuni hingga menjuarai Wushu Nasional. Ketika kalian fokus dari sekarang, kalian bakalan bisa berprestasi kelas dunia. Yudi yang suka bola, boleh fokus dari sekarang. Kalau di Brazil ada legenda bola, Pele, di Mesir ada nama besar Muhammad Salah, di Argentina ada Maradona dan Messi, di Portugal semua orang tahu ada Ronaldo. Maka yakinlah ke depan nama Yudi akan tercatat sebagai legenda bola sebagaimana nama-nama besar itu.</p><p><br /></p><p>Ada juga San "Kilah Langit" yang menggetarkan dunia dengan karya komik perpaduan antara Manga Jepang dan budaya Jawa, "Citrapatha". Amat sangat mungkin ketika kalian belajar keras dengan target-target menantang dan terukur, kalian akan bisa lebih produktif dari beliau.</p><p><br /></p><p>Saat ini KBQT sedang intensif membangun silaturrahmi dengan 'Dtech Engineering (Arfi'an Fuadi dkk). Arfian Fuadi adalah sosok legenda di dunia inovasi teknologi. Tahun 2013 mereka berhasil memenangi (juara satu) kontes desain teknologi, jet engine bracket 3D design, diulang di tahun 2017 memenangi lagi desain perangkat jet engine inspection mengalahkan 47 lembaga riset teknologi terkemuka dunia dan berkontribusi besar dalam keselamatan pesawat di seluruh dunia.</p><p><br /></p><p>Dan ketahuilah, Mas Arfi'an Fuadi memulainya baru di sekitar usia sarjana, itupun dengan komputer bekas sangat sederhana. Kalau kalian fokus dari sekarang, bahkan dengan komputer yang jauh lebih canggih, kalian akan berpeluang menjadi lebih baik dari Arfi'an Fuadi. Jangan tunggu setelah usia sarjana sepertidia.</p><p><br /></p><p>Laa haula walaa quwwata illaa billaah. Bismillah!</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-69039899471925557472022-06-28T16:55:00.005-07:002022-12-23T01:18:32.776-08:00Ayo! Segera Hijrahkan Pendidikan!<div>HIJRAH PENDIDIKAN</div><div>Oleh: Ahmad Bahruddin</div><div><br /></div><div>Di era “Society 5.0” ini nanti, cepat atau lambat semua orang akan menikmati, berkelimpahan dan berkecukupan di semua aspek kehidupan, baik pangan, sandang, papan dan semua fasilitas kehidupan.</div><div><br /></div><div>Semua orang akan menikmati melimpahnya ketersediaan makanan yg lebih aman dan sehat. Akan melimpah daging “sintetis” yang sehat dan halal, seratus persen terbuat dari tetumbuhan tanpa lemak jenuh dengan berbagai 𝘵𝘢𝘴𝘵𝘦 termasuk 𝘵𝘢𝘴𝘵𝘦 "babi", ha ha ha.</div><div><br /></div><div>Akan melimpah ketersediaan susu, madu “sintetis” juga tanpa susah-susah ternak 𝘮𝘪𝘭𝘬𝘪𝘯𝘨 𝘤𝘰𝘸 dan lebah, dan sehat, pula. Butuh beli/jual produk pertanian tinggal pencet hape, 𝘥𝘳𝘰𝘯𝘦 akan datang di halaman rumah. Butuh mobil super mewah juga tinggal pencet tombol, akan datang mobil mewah dengan 𝘢𝘶𝘵𝘰 𝘥𝘳𝘪𝘷𝘦𝘳 dan murah pula.</div><div><br /></div><div>Sebagaimana digambarkan di film "Demolition Man" yang dibintangi Sylverster Stallone, semua akan "berakhlakul karimah" karena begitu mengumpat saja, akan langsung divonis dengan mengurangi saldo di akun “talk dirty”-nya, dan seterusnya. </div><div><br /></div><div>Lebih-lebih bagi anak-anak Gen Alpha yang lahir di tahun 2010 ke atas. Sangat dimungkinkan akan mengalami situasi dimana semua otak manusia terhubung langsung dengan internet (𝘣𝘳𝘢𝘪𝘯 𝘤𝘰𝘮𝘱𝘶𝘵𝘦𝘳 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘳𝘧𝘢𝘤𝘦). Akses manusia pada informasi pengetahuan dan teknologi sudah 𝘶𝘯𝘭𝘪𝘮𝘪𝘵𝘦𝘥. </div><div><br /></div><div>Nah, layanan yang diberikan "orang tua" dari generasi Millennial ke bawah harus berbeda cara dengan layanan yang "orang tua" terima. Bahkan sudah tersampaikan oleh Umar bin Khattab ra. dengan 𝘮𝘢𝘲𝘢𝘭𝘢𝘩-nya yang sangat populer itu, yakni;</div><div><br /></div><div>"𝘈𝘥𝘥𝘪𝘣𝘶𝘶 𝘢𝘶𝘭𝘢𝘢𝘥𝘢𝘬𝘶𝘮 𝘣𝘪𝘨𝘩𝘢𝘪𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘳𝘣𝘪𝘺𝘺𝘢𝘵𝘪𝘬𝘶𝘮, 𝘧𝘢𝘪𝘯𝘯𝘢𝘩𝘶𝘮 𝘬𝘩𝘶𝘭𝘪𝘲𝘶𝘶 𝘭𝘪 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯𝘪𝘯 𝘨𝘩𝘢𝘪𝘳𝘢 𝘻𝘢𝘮𝘢𝘢𝘯𝘪𝘬𝘶𝘮" (Didiklah anak-anakmu dengan pola pendidikan yang berbeda dengan pola pendidikan yang kalian terima, karena sesungguhnya mereka itu dilahirkan untuk zaman yang berbeda dengan zamanmu).</div><div><br /></div><div>Harus segera hijrah dari paradigma lama 𝘪𝘯𝘴𝘵𝘳𝘶𝘤𝘵𝘪𝘷𝘦 ke 𝘧𝘢𝘤𝘪𝘭𝘪𝘵𝘢𝘵𝘪𝘷𝘦, dari 𝘵𝘦𝘢𝘤𝘩𝘦𝘳 𝘤𝘦𝘯𝘵𝘦𝘳𝘦𝘥 ke 𝘭𝘦𝘢𝘳𝘯𝘦𝘳 𝘤𝘦𝘯𝘵𝘦𝘳𝘦𝘥. Biasakan pada anak cara berfikir komputasional, cara berfikir algoritmis menyelesaikan problem kehidupan dengan cara yang paling afektif efisien.</div><div><br /></div><div>Para guru yang nota bene "Orang tua" ini harus selalu menyemangati anak menjadi pembelajar yang tangguh dengan 𝘯𝘨𝘢𝘳𝘰𝘩𝘬𝘦 dan bukan 𝘮𝘢𝘪𝘥𝘰 dan menjaga tetap sehat dan bahagia dengan memastikan kecukupan gizi nutrisi serta ciptakan suasana dan situasi yang menantang dan menyenangkan.</div><div><br /></div><div>Yakinlah kita semua, bahwa tidak ada sesuatupun yang sulit, kesemuanya akan selalu disertai dengan kemudahan, semua orang (dimanapun berada) akan memiliki peluang dan kesempatan besar untuk berkreasi dan berinovasi sehingga bisa memberikan sumbangsih pada peningkatan kualitas kehidupan.</div><div><br /></div><div>Di situasi seperti inilah, orang boleh klaim sebagai pribadi yang memberi manfaat (dan bukan sekedar penikmat/penerima manfaat) pada sesama dan semua, dan memang, beginilah sikap dan semangat yang seharusnya tertanam pada diri semua 𝘪𝘯𝘴𝘢𝘯 𝘢𝘩𝘴𝘢𝘯𝘶 𝘵𝘢𝘲𝘸𝘪𝘮.</div><div><br /></div><div>Terus kobarkan semangat untuk selalu menjadi manusia yang bermanfaat, 𝘞𝘢𝘴𝘣𝘢𝘩 𝘧𝘪𝘪 𝘣𝘶𝘩𝘶𝘶𝘳𝘪𝘭 𝘧𝘢𝘸𝘢𝘢𝘪𝘥.</div><div><br /></div><div>Hanya karena 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭, 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐚𝐝𝐚!</div><div><br /></div><div>Wassalam.</div><div><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg38G5M51z9L3IJtI2n8HpNdWMjN1W2p23QA4-kWnJumlLIKeesXh8fnbMhSIF-oTn5blbt__hY1KaH6k90X3Hk3gvtQ7Hnd-KwUUvsgnNYkNJsfpb96USPbsDB7KmdBT1AcO28H8n7d8841kqwRBWCVqbXutl4ypiThl-RcEHvdRsGEU00hck3S_gB1A/s804/IMG-20220628-WA0009~2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="513" data-original-width="804" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg38G5M51z9L3IJtI2n8HpNdWMjN1W2p23QA4-kWnJumlLIKeesXh8fnbMhSIF-oTn5blbt__hY1KaH6k90X3Hk3gvtQ7Hnd-KwUUvsgnNYkNJsfpb96USPbsDB7KmdBT1AcO28H8n7d8841kqwRBWCVqbXutl4ypiThl-RcEHvdRsGEU00hck3S_gB1A/w400-h255/IMG-20220628-WA0009~2.jpg" width="400" /></a></div><br /><div><br /></div><div><br /></div><div>*Disampaikan dalam bincang pendidikan bersama para guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Salatiga di Sekretariat SPPQT, Senin 27 Juni 2022.</div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-17072970547786824962022-06-12T04:03:00.005-07:002022-12-23T01:22:19.376-08:00Katalog Karya KBQT 2022<p>Sejak Januari 2022, warga belajar KBQT sudah mulai merancang karya yang akan dibuat sebagai Project Q-Tha. Masing-masing anak menentukan sendiri sasarannya, kemudian menyusun perencanaannya, hingga melaksanakan eksekusinya.</p><p><br /></p><p>Hingga pada Rabu, 25 Mei 2022, dua puluh anak mempresentasikan karya mereka masing-masing dalam Bedah Karya. Dalam momen ini, setiap anak bercerita tentang proses mereka berkarya, sekaligus mengevaluasi hasil kreativitas mereka sendiri.</p><p><br /></p><p>Ini dia dua puluh karya kreatif warga belajar Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah periode Januari-Mei 2022 yang tersaji dalam Katalog Karya KBQT 2022.</p><p><br /></p><p>File PDF KATALOG KARYA KBQT 2022 bisa diunduh dengan <b><u><a href="https://drive.google.com/file/d/1bT0TkW_EcAwyvBTg89MmwF7YBNzCzANq/view?usp=drivesdk" target="_blank">klik di sini</a></u></b>.</p><p><br /></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglYIgK5181FWTQmxSPuYD1kWggwllBkB9xQGf99YdinBMRNNjljbz2TK5iaBz0mNNvCUlFC4ZR3_Qz8iPqaPNAxQb2oc-V8SWbHoEszQWZgoGaUwf0i9uvg-b9ssZZiMh-QZbUn-mJuhv2NaQvr2Xh0Tc9dxM8alLpILhRYuXSFDh5ZMZcmhqtQ7AZQA/s2000/20220612_174243_0000.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglYIgK5181FWTQmxSPuYD1kWggwllBkB9xQGf99YdinBMRNNjljbz2TK5iaBz0mNNvCUlFC4ZR3_Qz8iPqaPNAxQb2oc-V8SWbHoEszQWZgoGaUwf0i9uvg-b9ssZZiMh-QZbUn-mJuhv2NaQvr2Xh0Tc9dxM8alLpILhRYuXSFDh5ZMZcmhqtQ7AZQA/s320/20220612_174243_0000.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLDJ2uxRb3P3z1RsjA1lGWJxfQXH_d7N5wTr71FlgiXiVPwWEJcV8ozAZSXyzd2tpF864Ep43D8I9FDg99ialavZXO70nwUeMuOTVlJennvuT5o_MvzDUPiuSbhxXDdt84-dBIfl77h87KQLdKCD3tPxDUL-ZMiJ_x_UF-gZmbonL3xVPl51qKRwuIMg/s2000/20220612_174243_0001.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLDJ2uxRb3P3z1RsjA1lGWJxfQXH_d7N5wTr71FlgiXiVPwWEJcV8ozAZSXyzd2tpF864Ep43D8I9FDg99ialavZXO70nwUeMuOTVlJennvuT5o_MvzDUPiuSbhxXDdt84-dBIfl77h87KQLdKCD3tPxDUL-ZMiJ_x_UF-gZmbonL3xVPl51qKRwuIMg/s320/20220612_174243_0001.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSYb82CO7AEU7FdFujXAtVLM1q0tQY0B1aPsj-InkjCi1POqV7-8FYBrpYCTmk9LFh43rXKKAwWqL-ioWEKhzRUnSzBIhs_fuq20heDkfy0mrd3sj02AGUh8HiRVIFKoPnSKkB7iNy5qZVBX0-BTIlirbDQ3siG7enL3GBN3VbItkp5hNy-YiZFnIfIQ/s2000/20220612_174243_0002.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSYb82CO7AEU7FdFujXAtVLM1q0tQY0B1aPsj-InkjCi1POqV7-8FYBrpYCTmk9LFh43rXKKAwWqL-ioWEKhzRUnSzBIhs_fuq20heDkfy0mrd3sj02AGUh8HiRVIFKoPnSKkB7iNy5qZVBX0-BTIlirbDQ3siG7enL3GBN3VbItkp5hNy-YiZFnIfIQ/s320/20220612_174243_0002.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhamEJpjcmmx4o8ZCfoluw8OCPRJkBAfUAPVjEUiX6MCWVILbg6dHiDh8n84ly1y2GTLd7eXgZ7kPmAtI5_1BqaRJbB41YLVj_IJbSnh-5sUKat7eD_Q7rKaL27yb-kn_eHZP_AAaWm_DeEytYDSdDQ5sqTTvFO_vuiETFJU5nSRvAXjVT23oIpQI7vlw/s2000/20220612_174243_0003.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhamEJpjcmmx4o8ZCfoluw8OCPRJkBAfUAPVjEUiX6MCWVILbg6dHiDh8n84ly1y2GTLd7eXgZ7kPmAtI5_1BqaRJbB41YLVj_IJbSnh-5sUKat7eD_Q7rKaL27yb-kn_eHZP_AAaWm_DeEytYDSdDQ5sqTTvFO_vuiETFJU5nSRvAXjVT23oIpQI7vlw/s320/20220612_174243_0003.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt2B0DLOGoy0NQZbcFI3AW6X3GSK6Eb3HFR41sqtJ-i5Afo0WLa7NSHzBZXrxrpk6Q6ix0ZTh9iF5tFPKeRA17cXIfkK8xbG1l-VjbBhp1-z0yGqacwNQXd7VssiddjIi-c2krV0TfO1tMSL-YxljflsiyNE_v_rfuwVgOuAz1oL5mfS-bi6sAVWu5yA/s2000/20220612_174243_0004.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt2B0DLOGoy0NQZbcFI3AW6X3GSK6Eb3HFR41sqtJ-i5Afo0WLa7NSHzBZXrxrpk6Q6ix0ZTh9iF5tFPKeRA17cXIfkK8xbG1l-VjbBhp1-z0yGqacwNQXd7VssiddjIi-c2krV0TfO1tMSL-YxljflsiyNE_v_rfuwVgOuAz1oL5mfS-bi6sAVWu5yA/s320/20220612_174243_0004.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-6s1tFQ5kYHp8ollEz3zsYH8OCufkvyPkB5x2WQpGBmOtiO4gWBYsXzCiBtRK2HrSRpWyypg17eqdygeetssO4jaJznbl45gzSRGDZrCbeOy851G0OLdhM9TbtrOzAcKfOIQO4fiw6Rowt1Qf1p31Nr2k7Xma2eT-ZBZZceC4G4nyVnDVf622b1EsOQ/s2000/20220612_174243_0005.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-6s1tFQ5kYHp8ollEz3zsYH8OCufkvyPkB5x2WQpGBmOtiO4gWBYsXzCiBtRK2HrSRpWyypg17eqdygeetssO4jaJznbl45gzSRGDZrCbeOy851G0OLdhM9TbtrOzAcKfOIQO4fiw6Rowt1Qf1p31Nr2k7Xma2eT-ZBZZceC4G4nyVnDVf622b1EsOQ/s320/20220612_174243_0005.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkgGTA4G3v9FiJPrfu5Dhac7xXr_3Q_e7rj3h_mMNc7Wn05g1SIu50iKfnrmYIMg27Kwgzr9O6wqdhOHbwCSqxl3TLerLzF2hF2Emy6y5praUF0eFTonuDwETLWAGe4HfEdb4SgYVmI9F9lNqC6rmdXu0ICQgn5gwTyZjnG0WkdwTnlj3C7YoSXE9xGQ/s2000/20220612_174243_0006.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkgGTA4G3v9FiJPrfu5Dhac7xXr_3Q_e7rj3h_mMNc7Wn05g1SIu50iKfnrmYIMg27Kwgzr9O6wqdhOHbwCSqxl3TLerLzF2hF2Emy6y5praUF0eFTonuDwETLWAGe4HfEdb4SgYVmI9F9lNqC6rmdXu0ICQgn5gwTyZjnG0WkdwTnlj3C7YoSXE9xGQ/s320/20220612_174243_0006.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS-kh2fO6VYCTPwRLiwoykw6m7lHSAHgf5TEPbcUJfXpJjvqe10h-Z9ZoFjU2n5DW-aiJzddqWegq9Gl-4ieeWwT3Oc6hdvxJyEe5DVS5pl3Q-TVZG4WJym7-ocStV0xw-P3kuRf_MBMRetrUUf6uGFNIzbi1_inyA4sx0-UPWoKuURrqHNGW7I4mLww/s2000/20220612_174243_0007.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS-kh2fO6VYCTPwRLiwoykw6m7lHSAHgf5TEPbcUJfXpJjvqe10h-Z9ZoFjU2n5DW-aiJzddqWegq9Gl-4ieeWwT3Oc6hdvxJyEe5DVS5pl3Q-TVZG4WJym7-ocStV0xw-P3kuRf_MBMRetrUUf6uGFNIzbi1_inyA4sx0-UPWoKuURrqHNGW7I4mLww/s320/20220612_174243_0007.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv4FIDXGJUPjyHd8Z07uOA6zg8_i-YAnfSroKHMEJiqq0HjyyL6Z8sSOg2F8mW6B-WrLkaTwFyx-ATaG-GQC26Vn_DP_EsrlN92MqBzC25-X5bTyvb6qzSLqosyb0wBKzGZx9seNpTw23WZKGXx5swKq-tk38gCxUzbQYfCmOEQ5TUGCObZu8f7bC7Eg/s2000/20220612_174243_0008.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv4FIDXGJUPjyHd8Z07uOA6zg8_i-YAnfSroKHMEJiqq0HjyyL6Z8sSOg2F8mW6B-WrLkaTwFyx-ATaG-GQC26Vn_DP_EsrlN92MqBzC25-X5bTyvb6qzSLqosyb0wBKzGZx9seNpTw23WZKGXx5swKq-tk38gCxUzbQYfCmOEQ5TUGCObZu8f7bC7Eg/s320/20220612_174243_0008.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii6hetzmfcEwxTlJ30lrMjL54adhZ99YeFmAde7foTC-LWlLxYSKHZnsT0eUhJH6rwEBXqGx1_R6yz2tVipY_afq57uM9luAyt4CSKjgVkD81UR2ZM5Sfot7_bJ-79f8RK0aX-zpsLfn0A9rufy3m4O-8es5EW1HsFRGmyF0J1FHj89v7MUIUS1DLsZA/s2000/20220612_174243_0009.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii6hetzmfcEwxTlJ30lrMjL54adhZ99YeFmAde7foTC-LWlLxYSKHZnsT0eUhJH6rwEBXqGx1_R6yz2tVipY_afq57uM9luAyt4CSKjgVkD81UR2ZM5Sfot7_bJ-79f8RK0aX-zpsLfn0A9rufy3m4O-8es5EW1HsFRGmyF0J1FHj89v7MUIUS1DLsZA/s320/20220612_174243_0009.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkT06PMUOpAnb7vAqcAwSrWlsMvR3Tpl3eT8dytUkpVp0i-qUrD181Qux3JKnMBSNo09mFAOcSnA_6qVZnze7YnxmhuZ0bjUH-chmefLC1AreQIBcSKhy82Tg7t9UU8dohaJU48qO7KQY--YrgH41nHHo-UDaSOlp49-TMfr_Jhb54T_8XsICCMnCEQg/s2000/20220612_174243_0010.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkT06PMUOpAnb7vAqcAwSrWlsMvR3Tpl3eT8dytUkpVp0i-qUrD181Qux3JKnMBSNo09mFAOcSnA_6qVZnze7YnxmhuZ0bjUH-chmefLC1AreQIBcSKhy82Tg7t9UU8dohaJU48qO7KQY--YrgH41nHHo-UDaSOlp49-TMfr_Jhb54T_8XsICCMnCEQg/s320/20220612_174243_0010.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfuQ6qxywHCOXXdAhVWia1iQ3CpyK5oJazWAxC0YR9Idu2ZuxobSxmYq5GiCTC3D3r7Cb3y9cR_o-v4c_UyGwpjDkM258GzRy_OFHQe2bqCz3tFDnSZ3-qBpkRF8KB9fu1_ct67NKyBqkZMjBsUz-0C5otUC0Ua8HXhbJvBJwwQfR53R_-dmz3hAWdeg/s2000/20220612_174243_0011.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfuQ6qxywHCOXXdAhVWia1iQ3CpyK5oJazWAxC0YR9Idu2ZuxobSxmYq5GiCTC3D3r7Cb3y9cR_o-v4c_UyGwpjDkM258GzRy_OFHQe2bqCz3tFDnSZ3-qBpkRF8KB9fu1_ct67NKyBqkZMjBsUz-0C5otUC0Ua8HXhbJvBJwwQfR53R_-dmz3hAWdeg/s320/20220612_174243_0011.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPv11vLor5ghh5PSIKYk-RbvcaBw9Qs0OZObRD7rXRTYbOjZdBAu3msVgetxUB-BF7CO-gZ55f6x-Mbf3W03nz7RhbHBpzAQSJDKSK6KX7VHAs0R2sjBw4AQzgI3Xh6FF_KNrKX3C7d_Ip8Y2B5znkNqk9jZwVLTaqoLg2SU-CyS8RIQPcAU0NUr8uOQ/s2000/20220612_174243_0012.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPv11vLor5ghh5PSIKYk-RbvcaBw9Qs0OZObRD7rXRTYbOjZdBAu3msVgetxUB-BF7CO-gZ55f6x-Mbf3W03nz7RhbHBpzAQSJDKSK6KX7VHAs0R2sjBw4AQzgI3Xh6FF_KNrKX3C7d_Ip8Y2B5znkNqk9jZwVLTaqoLg2SU-CyS8RIQPcAU0NUr8uOQ/s320/20220612_174243_0012.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhudYmvV8VXaFwxVLokiijFmo21SsAL1tRSZditl5OitTTDMGUGmx4JHF3KGckKUiSPWIY-8JvvnSzJtgiftjUqXzcB9SiC8TxXbMiYNb8pXKbyFGU82Rbe79V7rkv6x4ltw6LXHkm8FKR3IQRxo4eWAtaijdbDp7gtXSiGnM83SrsIaarbagv5h7Yg6Q/s2000/20220612_174243_0013.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhudYmvV8VXaFwxVLokiijFmo21SsAL1tRSZditl5OitTTDMGUGmx4JHF3KGckKUiSPWIY-8JvvnSzJtgiftjUqXzcB9SiC8TxXbMiYNb8pXKbyFGU82Rbe79V7rkv6x4ltw6LXHkm8FKR3IQRxo4eWAtaijdbDp7gtXSiGnM83SrsIaarbagv5h7Yg6Q/s320/20220612_174243_0013.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgg1vQMnHX_zgwS2I2ZNxeyTVVjrSEKXaJ4jMPBS1hGf3If1xIOvvOKI9APSdLc-CKJhEAxtd4SxQchyKLQnI9EMC8LiWUJudUORyD5wp1AhRC_EVw5gCDfcPCn4uJOuHd9JWkrWidv385DS4jNlF-6JQATvTVorycQPVXaas1XcTmyxaDK4h22QGhag/s2000/20220612_174243_0014.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgg1vQMnHX_zgwS2I2ZNxeyTVVjrSEKXaJ4jMPBS1hGf3If1xIOvvOKI9APSdLc-CKJhEAxtd4SxQchyKLQnI9EMC8LiWUJudUORyD5wp1AhRC_EVw5gCDfcPCn4uJOuHd9JWkrWidv385DS4jNlF-6JQATvTVorycQPVXaas1XcTmyxaDK4h22QGhag/s320/20220612_174243_0014.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji_olgvUarG00ozUcnuSPAU2Z3PUXjbmCPWtszP_y-cuyTRvKic9TStWbsmRQbKYqZiUg-CXChrLef8H7Q4XEIpCyhN8dve_bXNqGXRUG-NfuV4Tpfsl9wAJPDNSVPU2pkNGgiPeDCoHGNKDNZfB0UQT23aGtFkabMjQyznQI4ZDz1GvkmoJGevN2_-Q/s2000/20220612_174243_0015.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji_olgvUarG00ozUcnuSPAU2Z3PUXjbmCPWtszP_y-cuyTRvKic9TStWbsmRQbKYqZiUg-CXChrLef8H7Q4XEIpCyhN8dve_bXNqGXRUG-NfuV4Tpfsl9wAJPDNSVPU2pkNGgiPeDCoHGNKDNZfB0UQT23aGtFkabMjQyznQI4ZDz1GvkmoJGevN2_-Q/s320/20220612_174243_0015.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvcbOUtrCm71-egi-8v6skNg9ZNkUeUxEFRlwSYUic-gUSJCwOvLd6kxicGVX1OWQ8rBMozSx7cM3OCI4CP6ujA5TG2Qmz5LrTTuhwTIPgQwfvqAKcxUXC2leDN6Y9KUaMFbB4aFTFMDrIplf89nuOA3z_CIMRuXnyY8uVJMPEDfceZcADNiWQXa2Ggg/s2000/20220612_174243_0016.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvcbOUtrCm71-egi-8v6skNg9ZNkUeUxEFRlwSYUic-gUSJCwOvLd6kxicGVX1OWQ8rBMozSx7cM3OCI4CP6ujA5TG2Qmz5LrTTuhwTIPgQwfvqAKcxUXC2leDN6Y9KUaMFbB4aFTFMDrIplf89nuOA3z_CIMRuXnyY8uVJMPEDfceZcADNiWQXa2Ggg/s320/20220612_174243_0016.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNW_mevaKDTX7obtpJRkJSslIAPNts9QHl4FPl8vaE_PNM3C_TTxWG6UrzIZY7loM_b0aZCHhYHIGS6d9yJatSh7sBehNaBAjEKH8-2JK-Vm-CB2k2qn__vS0hvV-SOzZ5YirJ0lJvkao41QajwWTa5LI4UmLCsF8L-tN03TbbnRHjcgTaV8LCXsiCHA/s2000/20220612_174243_0017.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNW_mevaKDTX7obtpJRkJSslIAPNts9QHl4FPl8vaE_PNM3C_TTxWG6UrzIZY7loM_b0aZCHhYHIGS6d9yJatSh7sBehNaBAjEKH8-2JK-Vm-CB2k2qn__vS0hvV-SOzZ5YirJ0lJvkao41QajwWTa5LI4UmLCsF8L-tN03TbbnRHjcgTaV8LCXsiCHA/s320/20220612_174243_0017.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifEli6mVNPNsI8rCYosprHiDB0w3nno65qgFbOv--PAPJy-HB7OXahgnrOpqpEPhP-SsqtoDvWBcqWaeJSYX3C-_P4V9cMADR1KDG7C154A2otdhIsssq3MQF87KBr49xqIi7uaGDQq7FXZHIma_r0XDpdqkxqogYKzh1JG1SnZFRI4l8et7O0KoqtJQ/s2000/20220612_174243_0018.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifEli6mVNPNsI8rCYosprHiDB0w3nno65qgFbOv--PAPJy-HB7OXahgnrOpqpEPhP-SsqtoDvWBcqWaeJSYX3C-_P4V9cMADR1KDG7C154A2otdhIsssq3MQF87KBr49xqIi7uaGDQq7FXZHIma_r0XDpdqkxqogYKzh1JG1SnZFRI4l8et7O0KoqtJQ/s320/20220612_174243_0018.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTpw8bfd1yjKl1ZJqU_ghDBZkyidFp6yj9uMUK1FGlsT9dtVK-QnY45tjZ_GwMgVFnciWSCy64f41SrZa87EkYHOTM3xxDohEjAblPG1sTiCANEtp9iBWjYfHiGdNhgjhI_za0wScwIV7MeCXuW3RqqNd8atAWl55Wl0wIqvlXZ2Elrlc1amjBU_cJlA/s2000/20220612_174243_0019.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTpw8bfd1yjKl1ZJqU_ghDBZkyidFp6yj9uMUK1FGlsT9dtVK-QnY45tjZ_GwMgVFnciWSCy64f41SrZa87EkYHOTM3xxDohEjAblPG1sTiCANEtp9iBWjYfHiGdNhgjhI_za0wScwIV7MeCXuW3RqqNd8atAWl55Wl0wIqvlXZ2Elrlc1amjBU_cJlA/s320/20220612_174243_0019.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii0sc1hWdW3gGSCy4Qf1BQeYUdUHW-lWhfJBUyMqn9-V7omcDN-VmtZQMFhGUOI2e_zi3HFoysPfJ8A2aXmyOMLNT2YiR7z9QfrowxHv1qzRPOZ6603lBeAP22k_FKk4nzZt-O8i-gWKS_jNmaC5bl5K0HKsMFzMwMRgO969Uwhw3i72d_8t1QAO_9nw/s2000/20220612_174243_0020.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii0sc1hWdW3gGSCy4Qf1BQeYUdUHW-lWhfJBUyMqn9-V7omcDN-VmtZQMFhGUOI2e_zi3HFoysPfJ8A2aXmyOMLNT2YiR7z9QfrowxHv1qzRPOZ6603lBeAP22k_FKk4nzZt-O8i-gWKS_jNmaC5bl5K0HKsMFzMwMRgO969Uwhw3i72d_8t1QAO_9nw/s320/20220612_174243_0020.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBpVR_5kamJRrTYzgp22VENo0cT_RqtnFf60qhGMgqC20DWbFXfnJEP-6ZHuNbDupeOPD6ebI0IVtbAAZQdqslSitfhLJApphS9DyUxHXxinK7X_BYgYw-tzgitnmKOGfq9aeYitjFiLWb_mn_xAvU-I7J55Bfis-zsd5UusKz5yLf8NfmVuf6edqenw/s2000/20220612_174243_0021.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBpVR_5kamJRrTYzgp22VENo0cT_RqtnFf60qhGMgqC20DWbFXfnJEP-6ZHuNbDupeOPD6ebI0IVtbAAZQdqslSitfhLJApphS9DyUxHXxinK7X_BYgYw-tzgitnmKOGfq9aeYitjFiLWb_mn_xAvU-I7J55Bfis-zsd5UusKz5yLf8NfmVuf6edqenw/s320/20220612_174243_0021.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyv4BzvyDu8hX7gll-U9QaMIbNSFqAX7HT3ueAZXxWwqmkgcYlK7ILpfXmx07p-RwNjfnfEGmjY6LH0mZbw_TYKKTX40LqHTqtxBI2smUqkv_MY6wrYJG5yDyYnypaQP7vdXV5481JpNJ2SbT3nMnupwDHgnFNpcoFZCw90-BP4vpcWHeprh9M2eyNGA/s2000/20220612_174243_0022.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyv4BzvyDu8hX7gll-U9QaMIbNSFqAX7HT3ueAZXxWwqmkgcYlK7ILpfXmx07p-RwNjfnfEGmjY6LH0mZbw_TYKKTX40LqHTqtxBI2smUqkv_MY6wrYJG5yDyYnypaQP7vdXV5481JpNJ2SbT3nMnupwDHgnFNpcoFZCw90-BP4vpcWHeprh9M2eyNGA/s320/20220612_174243_0022.jpg" width="226" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRoD0AqM9fV3lNlS3N87DS-NPHgNTlCA8lAtu9zT2adfHj-IS7joU1YBaauQf9wVs1WBcpXQ_5zCn9jVzelQVw2N1MUHuXOXI4VsnTRxyY_RUoNAbSY3NvbRICr6vr19g65UuOQIIMPsWfvEa-UXQw4WKqO3_Quu6B7mv0r1hnfWXcTA8pSiNSaYA_Ug/s2000/20220612_174243_0023.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2000" data-original-width="1414" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRoD0AqM9fV3lNlS3N87DS-NPHgNTlCA8lAtu9zT2adfHj-IS7joU1YBaauQf9wVs1WBcpXQ_5zCn9jVzelQVw2N1MUHuXOXI4VsnTRxyY_RUoNAbSY3NvbRICr6vr19g65UuOQIIMPsWfvEa-UXQw4WKqO3_Quu6B7mv0r1hnfWXcTA8pSiNSaYA_Ug/s320/20220612_174243_0023.jpg" width="226" /></a></div><br /><p>Disusun oleh</p><p>Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah</p><p>Salatiga, Juni 2022</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-34482332226328017022022-03-20T18:17:00.008-07:002022-12-23T01:20:42.123-08:00Elalang Maret 2022 - Mempertahankan Ekonomi di Masa Pandemi<p>Bagaimana lika-liku sebuah bisnis travel di Salatiga bertahan di masa pandemi? Baca lapporan Kharin di Berita Utama Elalamg edisi khusus bertema pandemi ini. Ada juga ulasan menarik dari Amar tentang inovasi pekerjaan yang bisa dilakukan di masa pandemi.</p><p>Ziky menuangkan opininya tentang perang Rusia-Ukraina. Ada informasi menarik dari Husein dan Abimanyu tentang tanaman sekitar yang bermanfaat, serta ulasan dari Tama tentang Covid yang ternyata juga menjangkiti kelelawar.</p><p>Kayla menulis tentang pentingnya belajar disabilitas dan kelainan mental. Fredy bercerita tentang perjalanan band pop-punk Chemical Park yang ia rintis bersama kawan-kawannya.</p><p>Menarik banget kan? Majalah Elalang kreasi tim KNOOPS bisa diakses dan diunduh dengan <b><a href="https://drive.google.com/file/d/1XpR6KwsdSOnTzmydi4SkIFK3qiTlB1Hs/view?usp=drivesdk" target="_blank">KLIK DI SINI.</a></b></p><p>Selamat Membaca!</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg04w-BFu-OiVzKkKiVJNk_DGAYaflzr74d6Rryk8hg3h5TjpF23LA6Qb3HACV-DJHbh6xTU0lFDM2jzwv6EwpSnRRI01mIaotuO9VpjRFpryx2bp5qtosNKF1IlQ8NJqNjG-Hq94n65ZxgxVA-YStm_DT44ngLLUtblrXq6rRWJQmUBgPcrTZWEczqPA=s1513" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1513" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg04w-BFu-OiVzKkKiVJNk_DGAYaflzr74d6Rryk8hg3h5TjpF23LA6Qb3HACV-DJHbh6xTU0lFDM2jzwv6EwpSnRRI01mIaotuO9VpjRFpryx2bp5qtosNKF1IlQ8NJqNjG-Hq94n65ZxgxVA-YStm_DT44ngLLUtblrXq6rRWJQmUBgPcrTZWEczqPA=w285-h400" width="285" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNduw09v7TwtPm3RYyn-r3yee3PpXNAUEk6eCv1mMa0b-0DI_bQKCK4ClvTKjvBSeQMm7IHBPwTM5GVv6f96QrzKwdMkhSikurCo4BbvVp0Aik2-2YVS7YwPKBv4uYqTNpaC0er1yM7fT790cpTsmAyIFh2fq1CSPjy3b6PWCVz9CVisGUG3zJ-ADfGg=s1538" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1538" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNduw09v7TwtPm3RYyn-r3yee3PpXNAUEk6eCv1mMa0b-0DI_bQKCK4ClvTKjvBSeQMm7IHBPwTM5GVv6f96QrzKwdMkhSikurCo4BbvVp0Aik2-2YVS7YwPKBv4uYqTNpaC0er1yM7fT790cpTsmAyIFh2fq1CSPjy3b6PWCVz9CVisGUG3zJ-ADfGg=w281-h400" width="281" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjsmVBsvnRKb7cnu6tvDkDhKT_hQP1JLKgp7zpUxzTp9f2ow3kXQj-6jAu8kpn6T_RXXBpzSDfwK7qoXUb3D9A03XXAPVUkNMed5Y_I7ciisgI1X2X83Jv7bZNLds3o5vR_2WKXziKYldSb4XOCR2NLWawYuCrzjfuWL07beYv-EFj1zu8_P97m2ykD9A=s1523" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1523" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjsmVBsvnRKb7cnu6tvDkDhKT_hQP1JLKgp7zpUxzTp9f2ow3kXQj-6jAu8kpn6T_RXXBpzSDfwK7qoXUb3D9A03XXAPVUkNMed5Y_I7ciisgI1X2X83Jv7bZNLds3o5vR_2WKXziKYldSb4XOCR2NLWawYuCrzjfuWL07beYv-EFj1zu8_P97m2ykD9A=w284-h400" width="284" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhi9CvOlcYhOY24259YSKY_qh_15_CciRznFQDzkGSg4cvtyyG3OqRwHTbeBRMMWpGyrTms5Hl88XrgrASVsozpib_iu0SYVlbZT_2-E18TzbkWg60lDxZeXcLHANCjrerEItoKPVHWhau1FL9xoAJ-gcM-sKSjykDPuoS7casEbKQ-85ZmI9eaX1VMXQ=s1526" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1526" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhi9CvOlcYhOY24259YSKY_qh_15_CciRznFQDzkGSg4cvtyyG3OqRwHTbeBRMMWpGyrTms5Hl88XrgrASVsozpib_iu0SYVlbZT_2-E18TzbkWg60lDxZeXcLHANCjrerEItoKPVHWhau1FL9xoAJ-gcM-sKSjykDPuoS7casEbKQ-85ZmI9eaX1VMXQ=w283-h400" width="283" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEimSXt7rFTAHjlkDpgwqzYk9m0zh7Oa7ecHtHkKkwvWWmK72IH2W1Oak5J1SF826C3-RHqu1TK3JAMXlWYyRd12VXW18N3gy3Gli4duZbO1Oms9zr22UNadTWbRldE9Y7gaCeC6-D32ZdktrawuaAABO9cVBt7En4kWHUXVEeGiMthNGhcG6bkPnIJW9g=s1535" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1535" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEimSXt7rFTAHjlkDpgwqzYk9m0zh7Oa7ecHtHkKkwvWWmK72IH2W1Oak5J1SF826C3-RHqu1TK3JAMXlWYyRd12VXW18N3gy3Gli4duZbO1Oms9zr22UNadTWbRldE9Y7gaCeC6-D32ZdktrawuaAABO9cVBt7En4kWHUXVEeGiMthNGhcG6bkPnIJW9g=w281-h400" width="281" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi7mxfmHYKATHRTw6Bq6RZ9-2nGV0aeDEEDVV-oD392yqYtYyTXvFXnnk2NAVquaYLKSfWN0zGkX9S33XtPhpBtWX8M3oDJSBrHitp_lkmw-ntjA8kUaiz_rhWY7_KbWzYzjPGwyhIszywjqc5_EHn6TXvqx1cnHqRvhDi_oNZNmX_1F02_Ea4VBEKh4w=s1522" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1522" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi7mxfmHYKATHRTw6Bq6RZ9-2nGV0aeDEEDVV-oD392yqYtYyTXvFXnnk2NAVquaYLKSfWN0zGkX9S33XtPhpBtWX8M3oDJSBrHitp_lkmw-ntjA8kUaiz_rhWY7_KbWzYzjPGwyhIszywjqc5_EHn6TXvqx1cnHqRvhDi_oNZNmX_1F02_Ea4VBEKh4w=w284-h400" width="284" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgNQ-NG0vU90INvTiU4H5Gb8TqLqJaHacN5bP5bKSmXCktEmKg8rnG1Fe0095U4-ZkdqFnV6NMBygI6HHrg3N00T7E4ljstkMwqwZDWs3UY9Qo8UwDldxqoHa7IUJVOdlg7E3Qv80xN_OcIfkSnsr3pYFEukBSzo4KmOrikEv8Y13lSy8nB9EKgySo6dg=s1428" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1428" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgNQ-NG0vU90INvTiU4H5Gb8TqLqJaHacN5bP5bKSmXCktEmKg8rnG1Fe0095U4-ZkdqFnV6NMBygI6HHrg3N00T7E4ljstkMwqwZDWs3UY9Qo8UwDldxqoHa7IUJVOdlg7E3Qv80xN_OcIfkSnsr3pYFEukBSzo4KmOrikEv8Y13lSy8nB9EKgySo6dg=w303-h400" width="303" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi8MJ_31K1IQkPKx94F38dj3FxN6SimwDStPwASanGYqnWk3GJ_pt1gnMrEFvz6MuWHv-dGGHEXlubHuNo6470jD3vpS5P5IXfQ1OewGE-nHux9i3oY0xOpvQOnwLw17tVBLEnUrAkLo5sFNGimnC7TFuQdvzoORSESlUkHUCZmT-B81pxj3g91kOanng=s1521" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1521" data-original-width="1080" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi8MJ_31K1IQkPKx94F38dj3FxN6SimwDStPwASanGYqnWk3GJ_pt1gnMrEFvz6MuWHv-dGGHEXlubHuNo6470jD3vpS5P5IXfQ1OewGE-nHux9i3oY0xOpvQOnwLw17tVBLEnUrAkLo5sFNGimnC7TFuQdvzoORSESlUkHUCZmT-B81pxj3g91kOanng=w284-h400" width="284" /></a></div><br /><p><br /></p><p><br /></p><p>Tim Redaksi KNOOPS:</p><p>Kharin - Husein - Fredy - Ziky - Tama - Alfa - Amar - Abimanyu - Hakam</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-25848699939004783672022-03-13T04:06:00.009-07:002022-12-23T01:22:04.069-08:00Kaleidoskop (Dokumentasi Kegiatan Setahun) KBQT 2021<p>Sejak akhir tahun 2021, teman-teman Kelas Literasi Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah mulai menyusun kerangka dan daftar kegiatan selama setahun, untuk kemudian disusun menjadi sebuah kaleidoskop dokumentatif. Karya ini dibuat untuk merekam agenda belajar yang sudah dilalui untuk menjadi cermin bagi agenda yang akan datang di masa depan.</p><p>Tim yang terdiri dari empat anggota ini; Mada, Kayla, Echa, dan Kharin, berbagi tugas untuk mengumpulkan foto-foto kegiatan, menulis keterangan tiap kegiatan, hingga penataan letak. Akhirnya, di tengah kesibukan masing-masing anggota tim yang sedang menekuni Project QTha, karya Kaleidoskop KBQT 2021 ini bisa diselesaikan awal bulan Maret 2022 dengan memuaskan.</p><p>Tim Redaksi Kaleidoskop KBQT 2021:</p><p>1. Penghimpun Foto: Yasser Asyraf Ahmada</p><p>2. Penulis Keterangan: Echa Wahyu Sulistya, Kharina Atsna Athiya</p><p>3. Penata Letak dan Desain: Kaylasari Azzaki</p><p><b>File PDF KALEIDOSKOP bisa diakses dan diunduh dengan <a href="https://drive.google.com/file/d/1wjfpG9L8noMpvtptlnMAoeLMwXABd2FL/view?usp=sharing" target="_blank">KLIK DI SINI</a></b></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEikyLRBNMYs55YlWKHX-h0Bh02qKAe6ZIUxYmGHjvVrdMTm6l9GMhMGqgYAtqmZ45fJHK7GCCrcV8H4OBNDP9a2q9d63WzL8_vyizKglawBt6pzl0sQ_urMk4kojdwzwBjb5C6NICtiR6yqx9nheTXJF0ke7z0LRYv9Ow7RtMxI_KEiO-A38qoyVPAYNg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1002" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEikyLRBNMYs55YlWKHX-h0Bh02qKAe6ZIUxYmGHjvVrdMTm6l9GMhMGqgYAtqmZ45fJHK7GCCrcV8H4OBNDP9a2q9d63WzL8_vyizKglawBt6pzl0sQ_urMk4kojdwzwBjb5C6NICtiR6yqx9nheTXJF0ke7z0LRYv9Ow7RtMxI_KEiO-A38qoyVPAYNg=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiJ3W4Dny4AWLatKsk0dUb8Z-VdIEyOZnF_vGDpWuemNDGrRGNxwnJbkHrvrKUb4XrPqIlujY9temp6IeZuofmntBvBDyPC_erN60REylgKhMR9tKV_XYF_27w_dIb1wpRbUNvUbv17Sjgil23V8sJhNn-9OLUL7EcYe6hwqaZdcsAKzmjxwH9F6s4p8w=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1002" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiJ3W4Dny4AWLatKsk0dUb8Z-VdIEyOZnF_vGDpWuemNDGrRGNxwnJbkHrvrKUb4XrPqIlujY9temp6IeZuofmntBvBDyPC_erN60REylgKhMR9tKV_XYF_27w_dIb1wpRbUNvUbv17Sjgil23V8sJhNn-9OLUL7EcYe6hwqaZdcsAKzmjxwH9F6s4p8w=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgw6esn-TKbK9T0Ft1xYzrNMtUD0DYVBuU3ca140DSHstZQy1_y7vuNijA2LjwyXmWJnYduhZ-yKGZXhHrWpTf_ZkNCjhpepf0Ok2fXKF9bHMAYZJLvNlj1C0nqJsIk2MQO-1T99NH1P7o3JjiVoBt6bnxDm9T3g-DP6-VmXH-oQHMpwLGonrAMnBJrjA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgw6esn-TKbK9T0Ft1xYzrNMtUD0DYVBuU3ca140DSHstZQy1_y7vuNijA2LjwyXmWJnYduhZ-yKGZXhHrWpTf_ZkNCjhpepf0Ok2fXKF9bHMAYZJLvNlj1C0nqJsIk2MQO-1T99NH1P7o3JjiVoBt6bnxDm9T3g-DP6-VmXH-oQHMpwLGonrAMnBJrjA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjFw9-I_k1b_jKnJWmrXQuFmLC5z28V4n4gQsdUsy-P69QsN3ZZqXshfm7BTZkNXhXjd1l6_wJ9HNKdkffUojY9QxEf_dgDAtmn0UwsCSCjLMsH3Z1Qi2revsQfZwv5HmM0csBKEPMa9JF6rOKxMaF56jvwJmk5EXqnuL63F-1AWtW15WrzPIwuQBdtCA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjFw9-I_k1b_jKnJWmrXQuFmLC5z28V4n4gQsdUsy-P69QsN3ZZqXshfm7BTZkNXhXjd1l6_wJ9HNKdkffUojY9QxEf_dgDAtmn0UwsCSCjLMsH3Z1Qi2revsQfZwv5HmM0csBKEPMa9JF6rOKxMaF56jvwJmk5EXqnuL63F-1AWtW15WrzPIwuQBdtCA=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi9ZSo5Sj_OzRUza7_8qJaheizmF2wvkpmuazqe1iVZn8rqGyyRP8TkTfWInjGE1d7fE-8cHZjbE_PtoHY7kL0-Sjuz3G2H54qBABE0oA_omOTw0a0IhOFbEzKXoXM9DzGYkGf-_WjBl0sQoMxOs2NID_pnrusfC0abThZiamd4coNx9Sw6Mjo6UdVrBw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi9ZSo5Sj_OzRUza7_8qJaheizmF2wvkpmuazqe1iVZn8rqGyyRP8TkTfWInjGE1d7fE-8cHZjbE_PtoHY7kL0-Sjuz3G2H54qBABE0oA_omOTw0a0IhOFbEzKXoXM9DzGYkGf-_WjBl0sQoMxOs2NID_pnrusfC0abThZiamd4coNx9Sw6Mjo6UdVrBw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEguKWGTjni-VhcqCedj4WhenyMAhXWrnUFulBCEt0wfl_pJ1jbjjebCreHFPrQ_7dqvYEmUXfUrTkdhIRk5UDbQwxsSNw66pouhBylEsc0jjuy665O6bkr4ZJb30DSaTiZdHOgvbYBCRrTFuBz3mKQ27CETHwPCjLviwStjIP5ff0hP5xIUAOP-yYwswQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEguKWGTjni-VhcqCedj4WhenyMAhXWrnUFulBCEt0wfl_pJ1jbjjebCreHFPrQ_7dqvYEmUXfUrTkdhIRk5UDbQwxsSNw66pouhBylEsc0jjuy665O6bkr4ZJb30DSaTiZdHOgvbYBCRrTFuBz3mKQ27CETHwPCjLviwStjIP5ff0hP5xIUAOP-yYwswQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiXCBSSBK6l4NQUBbcnZOtb0BZris2O9jP32zKIY147vQxJekqUffvNeYt3TNiF3uiB0dBMWp1cJ-4qSu4lrPMM6_Hm6nVQGnh5uSmdvh82deH4aSNB4BFcqUY8sNUWCHjxi32lE7hNoAt9y6NMq8R2o5a0R0xmm--W_YyLAHGlpZr_BJ8g7pGhqvZCgw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiXCBSSBK6l4NQUBbcnZOtb0BZris2O9jP32zKIY147vQxJekqUffvNeYt3TNiF3uiB0dBMWp1cJ-4qSu4lrPMM6_Hm6nVQGnh5uSmdvh82deH4aSNB4BFcqUY8sNUWCHjxi32lE7hNoAt9y6NMq8R2o5a0R0xmm--W_YyLAHGlpZr_BJ8g7pGhqvZCgw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjj4CbQ2JyueIomO37KeCOOBJpbLcWMuycoa7In26Nk20NByIhFkJsudu3JJHZdpRpTg1kTtzMdnrbNnRX3p-E4rr7XpgVdbfZBDa8BnSEfoOdbmura8wMz0IYDWxuefAeyWoVR3p_BnzaLG8mr9CI2HYLN9lMHQwYlV93bxv46eI72xV6qH4mDNIHv5g=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1001" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjj4CbQ2JyueIomO37KeCOOBJpbLcWMuycoa7In26Nk20NByIhFkJsudu3JJHZdpRpTg1kTtzMdnrbNnRX3p-E4rr7XpgVdbfZBDa8BnSEfoOdbmura8wMz0IYDWxuefAeyWoVR3p_BnzaLG8mr9CI2HYLN9lMHQwYlV93bxv46eI72xV6qH4mDNIHv5g=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi2ewqZmiRskAFdZFCPhD37_G3drARqZhvRTlB8vDThgYsegYHiLPVJNF3D0NGRekc9Q8ZgrebzTWpqN-6Uj65QXwx0DVly2YdU12C-NmDOL2wjyrmpXbmeduaqw7Y_tiHGzhJJCkM3VCDSUHdDJDSckMHVVnW1ytK6mvk2OhEasXpZ_k1WzyhTXoKbgQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi2ewqZmiRskAFdZFCPhD37_G3drARqZhvRTlB8vDThgYsegYHiLPVJNF3D0NGRekc9Q8ZgrebzTWpqN-6Uj65QXwx0DVly2YdU12C-NmDOL2wjyrmpXbmeduaqw7Y_tiHGzhJJCkM3VCDSUHdDJDSckMHVVnW1ytK6mvk2OhEasXpZ_k1WzyhTXoKbgQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjKEv221xgbEl8O6_G9XvCRleh0nWkVr4BO0eYggO991AREzSQ3L8lT1ncCqRJKmk66YAPG8hgO1_FNJoF05BPn6if3OpSFft1wcDbjOEMeqO40tLGZL1xr3WXKNr9aKe_GY1wVKWKL45hfpwJFiPx_pC2-Xs4U66ibG9YBc3_2Iq-ZL6F7xJt3Zh8fRQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjKEv221xgbEl8O6_G9XvCRleh0nWkVr4BO0eYggO991AREzSQ3L8lT1ncCqRJKmk66YAPG8hgO1_FNJoF05BPn6if3OpSFft1wcDbjOEMeqO40tLGZL1xr3WXKNr9aKe_GY1wVKWKL45hfpwJFiPx_pC2-Xs4U66ibG9YBc3_2Iq-ZL6F7xJt3Zh8fRQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjl6uyrZJQv7UuWbThK7XyLDeX4hcuzLnqfXx1WTyipPrZDqpEnwymIpz8TC_gGReq_T7VV2TBFA-VVk9YPLpPTJCwy8wW75hRf-wRhasUm47k8csFsVvH28rI3YFDO9gouDxe2Hn7OmAreOof1y9Bhh1LV_0wOP-UIPW2o7GBJK3pZqSR7I0BfD13pig=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjl6uyrZJQv7UuWbThK7XyLDeX4hcuzLnqfXx1WTyipPrZDqpEnwymIpz8TC_gGReq_T7VV2TBFA-VVk9YPLpPTJCwy8wW75hRf-wRhasUm47k8csFsVvH28rI3YFDO9gouDxe2Hn7OmAreOof1y9Bhh1LV_0wOP-UIPW2o7GBJK3pZqSR7I0BfD13pig=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhsV8_GHRu5Vxh35L6DL25rCPac9RNg6kSihtoAwF4pToU-GZqzyVOJdnI4OmF_cLHQU2e544GVYloYRMAPFGtUPueO3ZKjTz-ALJYg9zyYiNqGk4Nr2QhGzFUlHhe6iBHK9e7eA7fRGPb5p2Tr9s-A0M9f9HRfOfKW0cp6xGAbTLJtwkIuJZWllnIUuw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="998" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhsV8_GHRu5Vxh35L6DL25rCPac9RNg6kSihtoAwF4pToU-GZqzyVOJdnI4OmF_cLHQU2e544GVYloYRMAPFGtUPueO3ZKjTz-ALJYg9zyYiNqGk4Nr2QhGzFUlHhe6iBHK9e7eA7fRGPb5p2Tr9s-A0M9f9HRfOfKW0cp6xGAbTLJtwkIuJZWllnIUuw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhLI-AizlbR1TakAJ0-s-h31Peg9_pff1YoISr5_wRJ-szY82eLtToQNLj_by1HZ8d3qaKHBHW9Zz1kfl7o0ClZoYX71M4QBSQKqVeLRN3uKK9jDmjTcvLmqF_BH-NpOR08ZfQGc_ldnKRHUOlDHjLRlNYu6-krdBuxNJzkTXZlbhxNq4MBKiMjVYQy_g=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhLI-AizlbR1TakAJ0-s-h31Peg9_pff1YoISr5_wRJ-szY82eLtToQNLj_by1HZ8d3qaKHBHW9Zz1kfl7o0ClZoYX71M4QBSQKqVeLRN3uKK9jDmjTcvLmqF_BH-NpOR08ZfQGc_ldnKRHUOlDHjLRlNYu6-krdBuxNJzkTXZlbhxNq4MBKiMjVYQy_g=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjGon-Es-j-11TdSD6mm6NvXV6L0VP94ZRSJv8H_2zyFjLQKxpuUtujhv_EGjT6X4JZd-ZzYXb0JYV6-8vF4ILg74Ju7js3zhB0X1jVGl7962ISxaQW7rX-NivG36jO4wpuBxkunMotX9KeYjn_NGZnIhtYmKaOYrE4w6o-yKvMcDLONr0IHW1rTFGiTg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="998" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjGon-Es-j-11TdSD6mm6NvXV6L0VP94ZRSJv8H_2zyFjLQKxpuUtujhv_EGjT6X4JZd-ZzYXb0JYV6-8vF4ILg74Ju7js3zhB0X1jVGl7962ISxaQW7rX-NivG36jO4wpuBxkunMotX9KeYjn_NGZnIhtYmKaOYrE4w6o-yKvMcDLONr0IHW1rTFGiTg=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiQs_7CiIPJrXkFIwJtVBrytfAeIwUVmo06IG9aE5V5v2Bby8YMFZ4yN49F5c9PVWSFtdYsaK52UJpPVrCFZJsMSPxPPZJq1GJX62YYrqyfvaVhUNX0nMcrkG4eWF_4Z4Xsy43mHQIFlPSJ1V08IQNLw8Yfyyfgk2zk-dwlyRrU-IZ1AAoHg4bLY7J7ig=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiQs_7CiIPJrXkFIwJtVBrytfAeIwUVmo06IG9aE5V5v2Bby8YMFZ4yN49F5c9PVWSFtdYsaK52UJpPVrCFZJsMSPxPPZJq1GJX62YYrqyfvaVhUNX0nMcrkG4eWF_4Z4Xsy43mHQIFlPSJ1V08IQNLw8Yfyyfgk2zk-dwlyRrU-IZ1AAoHg4bLY7J7ig=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgXC7flw5CblqFBxVMEntFAbdagWFl_2eXkgq1LHbN_3Bl6lchJ3RHHlbrIywCdU5L5mjJ1pBsQIb6MhrgG3tkYsb14uBkxUjZRxhJLgolWpKoKWOo5EUYDbwf0MDFQ5o-foveBQwbcpQe1-wgw_edLba3UKR3LL0ONP9pIYp7HXs7kDk9kutRReAbpCQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgXC7flw5CblqFBxVMEntFAbdagWFl_2eXkgq1LHbN_3Bl6lchJ3RHHlbrIywCdU5L5mjJ1pBsQIb6MhrgG3tkYsb14uBkxUjZRxhJLgolWpKoKWOo5EUYDbwf0MDFQ5o-foveBQwbcpQe1-wgw_edLba3UKR3LL0ONP9pIYp7HXs7kDk9kutRReAbpCQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj-JSEj6MM9O2k8reBk7n3-C_8s2r27A-aXDimGf2UojfrG37010FxEU5cUE5Wz-iBIApOkI08wWOEXbPKARxv61wZ5WM1oTjrrpReagMnCneL3lJMHc75SQcqUC92WsFq6Ko4NtF9ZBOeG2DeKCoZJ97draZuFRSih7_XKx6kyI-4nzBAtwehcHgR7Dw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj-JSEj6MM9O2k8reBk7n3-C_8s2r27A-aXDimGf2UojfrG37010FxEU5cUE5Wz-iBIApOkI08wWOEXbPKARxv61wZ5WM1oTjrrpReagMnCneL3lJMHc75SQcqUC92WsFq6Ko4NtF9ZBOeG2DeKCoZJ97draZuFRSih7_XKx6kyI-4nzBAtwehcHgR7Dw=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgi8q6Bj1LKTBNsXy0pvVa1WQft6OuXV8KL_Cjy4M7DvITLmQ-imEGCVTCYNNsH3Q2NDHJLLqn1mdA6SIzfWvxiWHksV64oTtn9ohKUGeBaeFP0md-8r0ZJJFzRBNtjeB_5ZTYO6qdppWH6mOQv64dGen3K_FB9bxi1AwWDhRaeoH4VqwL3nBRnD725ag=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgi8q6Bj1LKTBNsXy0pvVa1WQft6OuXV8KL_Cjy4M7DvITLmQ-imEGCVTCYNNsH3Q2NDHJLLqn1mdA6SIzfWvxiWHksV64oTtn9ohKUGeBaeFP0md-8r0ZJJFzRBNtjeB_5ZTYO6qdppWH6mOQv64dGen3K_FB9bxi1AwWDhRaeoH4VqwL3nBRnD725ag=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiiW5goXaZynZkkOlgXcZTKBXBmR3J-AAQh3VTG_VFJLBnyHML3PKfkDr0bNnF_GZ7nSc5Kkdn_O8h1svO6u5Q1ABWn466PhHlifds-MMXP2geoOjvWNiZOAcgNl4kN3u_DTKmO1VJgPUqkuvdg7mm_21FB80haXAhbg9lXyjjdCu-vP8xpr34EBxR9FA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiiW5goXaZynZkkOlgXcZTKBXBmR3J-AAQh3VTG_VFJLBnyHML3PKfkDr0bNnF_GZ7nSc5Kkdn_O8h1svO6u5Q1ABWn466PhHlifds-MMXP2geoOjvWNiZOAcgNl4kN3u_DTKmO1VJgPUqkuvdg7mm_21FB80haXAhbg9lXyjjdCu-vP8xpr34EBxR9FA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjIE5X5pcobDgQPb6v2ANMMYAmFHRdqtKFwKLs_aznDxt1Q7y6fvMUGGLCPMTfoqE7-KqQ62qqPKvuVkysRADhHm-XDKSTGnriOi8ESQBNSvHBKEbzvsOEphjrDrFTw_0t0zTKCz1ru0ro2F4tsPPfN5K1tKbvm1gOgyLBgMwdFnoRrhdm_CGhGzgxqDw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjIE5X5pcobDgQPb6v2ANMMYAmFHRdqtKFwKLs_aznDxt1Q7y6fvMUGGLCPMTfoqE7-KqQ62qqPKvuVkysRADhHm-XDKSTGnriOi8ESQBNSvHBKEbzvsOEphjrDrFTw_0t0zTKCz1ru0ro2F4tsPPfN5K1tKbvm1gOgyLBgMwdFnoRrhdm_CGhGzgxqDw=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiRAWAAOUiFFweG53NNVC6eP5OhNJTSTXVstbxTWvBiCy9femfnHD2H1HqkwJiNBlLH5epS09W3XEEhhBqOLX1UenjJPwUMxUZdtpLieSBu-DTYVaXZlghJb5GDtqOYU0rjQCl1z5N8sD1dcHvuPvqE4Nbpz6H-u-Tl0kyKp-O4s9Q2SFpuw3EyQm3Enw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiRAWAAOUiFFweG53NNVC6eP5OhNJTSTXVstbxTWvBiCy9femfnHD2H1HqkwJiNBlLH5epS09W3XEEhhBqOLX1UenjJPwUMxUZdtpLieSBu-DTYVaXZlghJb5GDtqOYU0rjQCl1z5N8sD1dcHvuPvqE4Nbpz6H-u-Tl0kyKp-O4s9Q2SFpuw3EyQm3Enw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjQUTshS1VSNEVjqX9_6d4ajZa4ghN98rQ1L5VJ91_r4fZM0ZHtq__mTlcCFDJPto-t3XvBa9voV35JMQ-elfrBILHX0V5rzW7gWGbzemXZCsGdYSJXpTALijUhPIIXNdIcGwNoxTJL3v6gpJ6oRokK48QYjMTPqWl3UD1WjYaBVXL8GEzt1xpwMK45yw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjQUTshS1VSNEVjqX9_6d4ajZa4ghN98rQ1L5VJ91_r4fZM0ZHtq__mTlcCFDJPto-t3XvBa9voV35JMQ-elfrBILHX0V5rzW7gWGbzemXZCsGdYSJXpTALijUhPIIXNdIcGwNoxTJL3v6gpJ6oRokK48QYjMTPqWl3UD1WjYaBVXL8GEzt1xpwMK45yw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgYDTYpPXVijko0Zqp1uLfz7CQt1Upu1oAaaCS4A3HOKdy-KdzXyhdGntGKzYnvyHZVM7V2acEIATQRg9Nn-_mF7moCMww-iiAKyhCUQNH9csM_0Na7n3YzS6eUR_1YvlGxea8k-CpXQX4kqxjJR7VxWeReeL7jmxbHFZMT2GVqqVn_ll4iVznkfTO9GQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgYDTYpPXVijko0Zqp1uLfz7CQt1Upu1oAaaCS4A3HOKdy-KdzXyhdGntGKzYnvyHZVM7V2acEIATQRg9Nn-_mF7moCMww-iiAKyhCUQNH9csM_0Na7n3YzS6eUR_1YvlGxea8k-CpXQX4kqxjJR7VxWeReeL7jmxbHFZMT2GVqqVn_ll4iVznkfTO9GQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhQn6N10XrFvXkr6ZVpLmvxhSaQfkL1xmEN6vPH91YwG3c6il7naGNfV6dsR7tKeLXyx6o10gdogWVf_NC-U0mBaB8H0TFRKQPy74rtY3tmwaYj1tQ4n5XxwTsuf0QJjsWpHLZRMORanr87Y5mY91dPR8O1rGTkT7_0THr31-Ab-AEwHcGGKWaaC9R2mw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="994" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhQn6N10XrFvXkr6ZVpLmvxhSaQfkL1xmEN6vPH91YwG3c6il7naGNfV6dsR7tKeLXyx6o10gdogWVf_NC-U0mBaB8H0TFRKQPy74rtY3tmwaYj1tQ4n5XxwTsuf0QJjsWpHLZRMORanr87Y5mY91dPR8O1rGTkT7_0THr31-Ab-AEwHcGGKWaaC9R2mw=w454-h640" width="454" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhJyXUAVrCJZT4A-Y4hfS9SaW8Hk16E7NXX8EroZr4D4cTUggn3PUIeH7al-BTqn3UVigZuArxk7KCWm80W8BUzf9ttx-7nuPrZGGffe9CRl6jyLpH-CVM-dn-OYeRGJtxQRV5s2nh1b1w7ro_LGbnQb5HIWUOAcD1n7Jt14tdzgQc55FicDAlsS62aFg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhJyXUAVrCJZT4A-Y4hfS9SaW8Hk16E7NXX8EroZr4D4cTUggn3PUIeH7al-BTqn3UVigZuArxk7KCWm80W8BUzf9ttx-7nuPrZGGffe9CRl6jyLpH-CVM-dn-OYeRGJtxQRV5s2nh1b1w7ro_LGbnQb5HIWUOAcD1n7Jt14tdzgQc55FicDAlsS62aFg=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjwS6ie04ruINFrMIF890vlIzPzolc7oMLS17X0fuMZq68BeatQc2xzLGw5VYOR0m-rTj3j8LlW3_YJaWXngyHMq-Xlry5XFaNFQOVN34YGDzDBo8uca7RYNsVMLiboOsvOvFUI3BhkRrA7pEpbSAmtauoYpJSa1-_Dlzss0uSKOYT3eBE2csQAObSuCw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1001" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjwS6ie04ruINFrMIF890vlIzPzolc7oMLS17X0fuMZq68BeatQc2xzLGw5VYOR0m-rTj3j8LlW3_YJaWXngyHMq-Xlry5XFaNFQOVN34YGDzDBo8uca7RYNsVMLiboOsvOvFUI3BhkRrA7pEpbSAmtauoYpJSa1-_Dlzss0uSKOYT3eBE2csQAObSuCw=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEif_xhcI3Ptiu8anahxfJPn-zmJeLiaKqTukGNzOqSFuN4NaEj6-fDdiaae2UI5j_-qjRM19iTyAyMJvuiKn7imqjZINwpJhKhJkGbgMHHtc_x-Qm0wkGvMuOA-yXTR7VoJwTd-dSPi6fvx9dmh6Juoa1gZWNh_z8nNFaRTB0WicGmHyUelCX4Ates6rA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEif_xhcI3Ptiu8anahxfJPn-zmJeLiaKqTukGNzOqSFuN4NaEj6-fDdiaae2UI5j_-qjRM19iTyAyMJvuiKn7imqjZINwpJhKhJkGbgMHHtc_x-Qm0wkGvMuOA-yXTR7VoJwTd-dSPi6fvx9dmh6Juoa1gZWNh_z8nNFaRTB0WicGmHyUelCX4Ates6rA=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh_YjRkEI69xXmfJmVbA6-Uqby7XeXE2qAvxO9YWvPPAHa0E_I129DCsljDq2OMi_lElxyLubGIBjbXQfAi805XhGMMTrISWGh8lPYeylnHhcVs0OFHF2baffmKTvxhjjbnTvPS4fh1rWdvdjzeTLgJtFN6pSLY1fM6PhNX7PNDDh2NbcN7GF1ilFUomw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh_YjRkEI69xXmfJmVbA6-Uqby7XeXE2qAvxO9YWvPPAHa0E_I129DCsljDq2OMi_lElxyLubGIBjbXQfAi805XhGMMTrISWGh8lPYeylnHhcVs0OFHF2baffmKTvxhjjbnTvPS4fh1rWdvdjzeTLgJtFN6pSLY1fM6PhNX7PNDDh2NbcN7GF1ilFUomw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi4HYWUjhgI7SjmQutYLKAvVqibEFbk8kCtwnzCC5f-Sd0vK5nwSBZdpk4edZdjyneYC7AY6jJGNR1c4o5RS-3XRWi9hmIYAd96pAkhCIyC41fpFjBxjWjCOZt9193PYeAsJuj1EvyOiQKfwFKS-svUxCAzBdV2v82G_IzIgOGCK0LsL2dwtqv6BjAJDA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi4HYWUjhgI7SjmQutYLKAvVqibEFbk8kCtwnzCC5f-Sd0vK5nwSBZdpk4edZdjyneYC7AY6jJGNR1c4o5RS-3XRWi9hmIYAd96pAkhCIyC41fpFjBxjWjCOZt9193PYeAsJuj1EvyOiQKfwFKS-svUxCAzBdV2v82G_IzIgOGCK0LsL2dwtqv6BjAJDA=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi5k_50WQO4Cfx8H0JQK2UousW4F6ngnfdb8Yz8ACJkyK8FOQ7wr8VFW_oFIrmGGXkr1AsEsRs_8JM-SXcgHZUEN2z5cMuqy93gp-GW9H4EQ6djav-Y1J-rU0wO_s0bvjDD3PpnPCP-0wzWlS42OI-oyV0fvV0hdWp-X_l_-iNOvJjJF1nQXWs8KV6Ffg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi5k_50WQO4Cfx8H0JQK2UousW4F6ngnfdb8Yz8ACJkyK8FOQ7wr8VFW_oFIrmGGXkr1AsEsRs_8JM-SXcgHZUEN2z5cMuqy93gp-GW9H4EQ6djav-Y1J-rU0wO_s0bvjDD3PpnPCP-0wzWlS42OI-oyV0fvV0hdWp-X_l_-iNOvJjJF1nQXWs8KV6Ffg=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiy1gdkhvWyuTqSdVAL0ehIb_l_nvnD-mtoKQHgx0qUUW1xILIeWR05T7xXcPm3nAxPeg5uCLaKuyNj0Jcsb-_CDeOYenCeop8jxCSqeldRzRs9f166BvN7oMG3geM7qgWRYbHflj7kpruYOY-YrvpO3OeRJqurkdVo_nPpOhERsRe07-WOgFVikEH7UA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiy1gdkhvWyuTqSdVAL0ehIb_l_nvnD-mtoKQHgx0qUUW1xILIeWR05T7xXcPm3nAxPeg5uCLaKuyNj0Jcsb-_CDeOYenCeop8jxCSqeldRzRs9f166BvN7oMG3geM7qgWRYbHflj7kpruYOY-YrvpO3OeRJqurkdVo_nPpOhERsRe07-WOgFVikEH7UA=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEimth4RTRHjrDIE37o876uANv556vFB8aykYE16tQgFjUhkm9eHBOu0ESp6ajcrcTWNPDW9TTpA55xuGFwIOkXlT6DJEi2LOFXnqzcrn7vwMpwlxLtinG9Iy1P_xEezmvtT0IeESqp0v3oandqsp2ZVx8uvIhVQl-VBEhV0uNcAa6vt012F8Y1AXRKdrQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEimth4RTRHjrDIE37o876uANv556vFB8aykYE16tQgFjUhkm9eHBOu0ESp6ajcrcTWNPDW9TTpA55xuGFwIOkXlT6DJEi2LOFXnqzcrn7vwMpwlxLtinG9Iy1P_xEezmvtT0IeESqp0v3oandqsp2ZVx8uvIhVQl-VBEhV0uNcAa6vt012F8Y1AXRKdrQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhO-QulfUH-3BxI5ex0gBI7fIH8o34zg3fgiapRQVJH7oI-YGLbKJ31IkwoY3Jo-fmfH3iAOF8_UmF2dIMVW7xbwmhGPsrnPwxtuMvHel5vuayc5eAfoF8FpJ_tEGsuauK48BqWOJkm0kqQsl3Wded-xcdoxANw69byz7MOvYEZiTL84Egg-78qc7qVHw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhO-QulfUH-3BxI5ex0gBI7fIH8o34zg3fgiapRQVJH7oI-YGLbKJ31IkwoY3Jo-fmfH3iAOF8_UmF2dIMVW7xbwmhGPsrnPwxtuMvHel5vuayc5eAfoF8FpJ_tEGsuauK48BqWOJkm0kqQsl3Wded-xcdoxANw69byz7MOvYEZiTL84Egg-78qc7qVHw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhqjrel5e9fTCrL7IflAtRwESHTa6xGTfYC82uKYuJXhJaXSKZqPPe-Xk4M2X3721r2ttOjquqv6VFs1BMwqCzDx-9-5z8B-eEZ_lfwJIHF5Qp6UtxCET_IkzCnREfWY2WlXV3fAiELTt-SrWz-H-a_Yjnf7nAE9JDulRc41og8nRy6mnNvuDT7t-jisw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1001" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhqjrel5e9fTCrL7IflAtRwESHTa6xGTfYC82uKYuJXhJaXSKZqPPe-Xk4M2X3721r2ttOjquqv6VFs1BMwqCzDx-9-5z8B-eEZ_lfwJIHF5Qp6UtxCET_IkzCnREfWY2WlXV3fAiELTt-SrWz-H-a_Yjnf7nAE9JDulRc41og8nRy6mnNvuDT7t-jisw=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjFGWy74_jNJBeFCpczkk5cgghRlgRIyhnm4KsGwEiqj4rn0l3vlK6dpdCJ55JT0PM-OSRbRzLeBsGTqqC1_c9E3gw-j0uewNwku2AbTcDQZ4DPjTdHvymQV628nWrO-ql64zT2zaGlAXTmTa4iYCBB7ug9rbfWhoQitzaGnwQ50GnIE0VMXvEfuroWEw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjFGWy74_jNJBeFCpczkk5cgghRlgRIyhnm4KsGwEiqj4rn0l3vlK6dpdCJ55JT0PM-OSRbRzLeBsGTqqC1_c9E3gw-j0uewNwku2AbTcDQZ4DPjTdHvymQV628nWrO-ql64zT2zaGlAXTmTa4iYCBB7ug9rbfWhoQitzaGnwQ50GnIE0VMXvEfuroWEw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEin9wiqzD_YqWyLOBYz8B1K49mu7a0sFdc4XG5jjEdYkCPc3os_Va_a1AFau7h3OAyrfDb-eHa00Y8FmfY9wcZNJK5GVmgJwQVOHJclzqHTaJd5HkY_7YfHiJqThbKcCtjR9WiJn_dIOA3E1GMVRB6ixaleDyf5UE2cR4L3NM4p9z6U8ziyjZSpjFI1ew=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEin9wiqzD_YqWyLOBYz8B1K49mu7a0sFdc4XG5jjEdYkCPc3os_Va_a1AFau7h3OAyrfDb-eHa00Y8FmfY9wcZNJK5GVmgJwQVOHJclzqHTaJd5HkY_7YfHiJqThbKcCtjR9WiJn_dIOA3E1GMVRB6ixaleDyf5UE2cR4L3NM4p9z6U8ziyjZSpjFI1ew=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiW6KvOEu__OAsQuaCMADHeZcplDJuKnywKw7fsDfLbSJ5tcgfxGvqVQMKrcUV40WeXwREnC5-7LOeRZLGxtWfHiV8LMI4GNwxhGGuHcqSrwoou6LgetseWUdg77Ghj8aoCID8jOmGg743M33qnPmEbkD3DnoaYEukwmTs7lDS4eBE5QruiXiw2Kf1blQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiW6KvOEu__OAsQuaCMADHeZcplDJuKnywKw7fsDfLbSJ5tcgfxGvqVQMKrcUV40WeXwREnC5-7LOeRZLGxtWfHiV8LMI4GNwxhGGuHcqSrwoou6LgetseWUdg77Ghj8aoCID8jOmGg743M33qnPmEbkD3DnoaYEukwmTs7lDS4eBE5QruiXiw2Kf1blQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjZF7nQo_cCWHD5uWm8aaq7tNi6pzsK5SMFd36g0AoXRPtq79DQRFTUQlAU28VGwfd7LX0t62-bMzVKIsWlL0_f20Q4YR-WCc4UtYll2AOJpSZdChun2pNSMgEYzsyA2TfZACJrzTJThRIIWPFc3bTdhWjoBZjxrpPY-ACd7rYgzIYGARywvBuqbs5wlQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjZF7nQo_cCWHD5uWm8aaq7tNi6pzsK5SMFd36g0AoXRPtq79DQRFTUQlAU28VGwfd7LX0t62-bMzVKIsWlL0_f20Q4YR-WCc4UtYll2AOJpSZdChun2pNSMgEYzsyA2TfZACJrzTJThRIIWPFc3bTdhWjoBZjxrpPY-ACd7rYgzIYGARywvBuqbs5wlQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiEV2Oyf1xp1VELGMguCo6rYcmQSax_PeuJaHuByztElf8yqYy4CSpF7V-qLeR9Z38aCW0ArVM5vq1X-_mwhn9m7VPvlH2d8AVcxZXS7feGrYtA4fDksPtksyBBWp3e7Xo-lHjNGhHXITX1qOgp1ApbuZ_lMpJ_xjuIO350ocNL9tlXefKkLtrPyh9vQw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiEV2Oyf1xp1VELGMguCo6rYcmQSax_PeuJaHuByztElf8yqYy4CSpF7V-qLeR9Z38aCW0ArVM5vq1X-_mwhn9m7VPvlH2d8AVcxZXS7feGrYtA4fDksPtksyBBWp3e7Xo-lHjNGhHXITX1qOgp1ApbuZ_lMpJ_xjuIO350ocNL9tlXefKkLtrPyh9vQw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhhMXpmC3DOSWjqsPwGJZ_ahGqcbAkRQ6X8RgQl4noODNdiNC-Y03g_TFTRM9UlXzoTp_WW0Wn9U8eUsLUR2QXsvl9S_JYmpxwj_SLgS-ZlWp8DdfSYjzmCKf-qoQSPXaZqlSV1gDhvSP-GNtZeDwh6J9K544YZ_zeFPOi9cJe0Wma0NHHfqeJ-ajdMsQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhhMXpmC3DOSWjqsPwGJZ_ahGqcbAkRQ6X8RgQl4noODNdiNC-Y03g_TFTRM9UlXzoTp_WW0Wn9U8eUsLUR2QXsvl9S_JYmpxwj_SLgS-ZlWp8DdfSYjzmCKf-qoQSPXaZqlSV1gDhvSP-GNtZeDwh6J9K544YZ_zeFPOi9cJe0Wma0NHHfqeJ-ajdMsQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEilXcZ6TNknpcgCtHgkNVN1t8DSzLwSH7cJ9P9LEceA5SB5ihCedtgxqSPlzHrQkXHDJ6AcJ75WuMu0_I-5bUB9n2c54mCvjDvEWiIbatE32CAD0FOBPmCgYZCZLElEXFQSTampP_RTK0zZSMfIIKCpSyfYD-f6XGnEJgLexE6juUmAPfXrbLRMKt9X9g=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="995" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEilXcZ6TNknpcgCtHgkNVN1t8DSzLwSH7cJ9P9LEceA5SB5ihCedtgxqSPlzHrQkXHDJ6AcJ75WuMu0_I-5bUB9n2c54mCvjDvEWiIbatE32CAD0FOBPmCgYZCZLElEXFQSTampP_RTK0zZSMfIIKCpSyfYD-f6XGnEJgLexE6juUmAPfXrbLRMKt9X9g=w454-h640" width="454" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiOE1rsF1y8vgv68eISuyL3Y0HtGVvwWVDs7f9BnHskuV7phXZ38tTU8hgTvurDZZm_YnpbsOL2b96IbOxTyAKJ_3d487ke0w6SvJ2WBE_vX6VmoXuJB8oygwrXYmJZJakyhBJzryzsX6U_PhpkW6YbjQnpJD3DWaMyb1IgErPweR2SLTMYxk4dNFXeAw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="998" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiOE1rsF1y8vgv68eISuyL3Y0HtGVvwWVDs7f9BnHskuV7phXZ38tTU8hgTvurDZZm_YnpbsOL2b96IbOxTyAKJ_3d487ke0w6SvJ2WBE_vX6VmoXuJB8oygwrXYmJZJakyhBJzryzsX6U_PhpkW6YbjQnpJD3DWaMyb1IgErPweR2SLTMYxk4dNFXeAw=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7rfiZwc39x0JExDB2H0fWUZ632AgVO1ZKgaA1-cq0PVvZpiL04fDWbJv-Xd1fQD-EOgssMv1nLiwZliwc53Cua94LqWUfcBPCLCkORbV1thNAMnJ4p_m8ZVqSQo6Eg8k9F9stWmTSGYAfMHZUWAbeaobGcfxHr48SyqQENEe7gUAujw50xQ1rQF-xNA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg7rfiZwc39x0JExDB2H0fWUZ632AgVO1ZKgaA1-cq0PVvZpiL04fDWbJv-Xd1fQD-EOgssMv1nLiwZliwc53Cua94LqWUfcBPCLCkORbV1thNAMnJ4p_m8ZVqSQo6Eg8k9F9stWmTSGYAfMHZUWAbeaobGcfxHr48SyqQENEe7gUAujw50xQ1rQF-xNA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgxSiByArSLV4C45uaTW59U2EVSt8v5qE1IjZtuE_w5NE0_yf_6rnM_1-D5Yshi1uNqxmfLW7pKR74m3-x9UVp7VCdgEgS0kiY5ejXUH_qJYvUc-dAamfvzx1PyqMFplto6GOTs6iIuwT2ly3yBVi0qKhd2NiE9kusmMgZu8XqT7Y7Hes5DIdJXe-D3ug=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgxSiByArSLV4C45uaTW59U2EVSt8v5qE1IjZtuE_w5NE0_yf_6rnM_1-D5Yshi1uNqxmfLW7pKR74m3-x9UVp7VCdgEgS0kiY5ejXUH_qJYvUc-dAamfvzx1PyqMFplto6GOTs6iIuwT2ly3yBVi0qKhd2NiE9kusmMgZu8XqT7Y7Hes5DIdJXe-D3ug=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh-4vWn3fbvjM3XaF9Crq5l6Gi3Gt3Y6Dh7MrrScF7X-o5PId0I1UtJ2aUWieD36f_PSCNqF_bfM2Hl8MDzNN4UzMpfRV-c2ci_0kiG8-Fwjn0NMDDeRYZY7WI-oCP24hD5F2mB2uBryuqbB9jLlYL-LkUla4qDNyM3lU1OBC8-kYjVdR0fKRTUPj_kZQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh-4vWn3fbvjM3XaF9Crq5l6Gi3Gt3Y6Dh7MrrScF7X-o5PId0I1UtJ2aUWieD36f_PSCNqF_bfM2Hl8MDzNN4UzMpfRV-c2ci_0kiG8-Fwjn0NMDDeRYZY7WI-oCP24hD5F2mB2uBryuqbB9jLlYL-LkUla4qDNyM3lU1OBC8-kYjVdR0fKRTUPj_kZQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiTb7SuvWW9i9VNlWVTGee6lKWQ4TSO-ueZT-uN6vEwudS8q0dCimq1nVd5vmoVuL1FYKFQm1GShH8PoD2_HUpbRnopOgCsJOO6evtsRXqAKT3n97ayx3t_KO96XlxAN6rHgjCq1wP85eqMoxGK-kCdBdm0fKmmCrgrW9oye_ZRxL3dTJ5VCER59XFXwg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1001" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiTb7SuvWW9i9VNlWVTGee6lKWQ4TSO-ueZT-uN6vEwudS8q0dCimq1nVd5vmoVuL1FYKFQm1GShH8PoD2_HUpbRnopOgCsJOO6evtsRXqAKT3n97ayx3t_KO96XlxAN6rHgjCq1wP85eqMoxGK-kCdBdm0fKmmCrgrW9oye_ZRxL3dTJ5VCER59XFXwg=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgajR1cZpUi95GvIxQWER7UcZekxsRpQ6NF4Eyefpf6sZqE3I6fWJ1-KYNrs0pnRKkV6TJMQZ5thPNhWj-PHe2fDPLrU5EPXiYTNKO88et8_5SYqi2ykfo_izQPgoJ6awvkVdc3-De0WN17N_z_yhWuQAaXFmVaWMOJYYZrcgoRFPN-Ny6k2YTW85dpVg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgajR1cZpUi95GvIxQWER7UcZekxsRpQ6NF4Eyefpf6sZqE3I6fWJ1-KYNrs0pnRKkV6TJMQZ5thPNhWj-PHe2fDPLrU5EPXiYTNKO88et8_5SYqi2ykfo_izQPgoJ6awvkVdc3-De0WN17N_z_yhWuQAaXFmVaWMOJYYZrcgoRFPN-Ny6k2YTW85dpVg=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNcHrJN86gdQRaLaVFFGHiwcPmmXSzvutFL9sTFMMZ7ezop_22p8_3KcJ_4kRmfYyyKK8ieQQqsoxoawMSTlyL9GpnD20zdPN7z6Z154hMwQGSU64Ci7neSlCni_iVmnvzymnnacZjbL75g3rkGsGMscS4LKuZv_3JdKhZ0ggkckcdoQqrAcJNs2JMbg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjNcHrJN86gdQRaLaVFFGHiwcPmmXSzvutFL9sTFMMZ7ezop_22p8_3KcJ_4kRmfYyyKK8ieQQqsoxoawMSTlyL9GpnD20zdPN7z6Z154hMwQGSU64Ci7neSlCni_iVmnvzymnnacZjbL75g3rkGsGMscS4LKuZv_3JdKhZ0ggkckcdoQqrAcJNs2JMbg=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiVJukJwOJlOCnxGfpwkjykpXJPValxslOuARv4nQZA9i_aB8YmQPw6Wx5QwnVv86qE__c2anH2tmj2MKzR4zdLU3nI1Id7fGJ1BGCSkBUWrkBeO1vBhx3uecz7XOR_1-D59K1H0PgsRx9pOUO2Ou8MCsq3wW2lbTHd-b-7N7zH_okK3ACfvpTB_4FAZw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="995" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiVJukJwOJlOCnxGfpwkjykpXJPValxslOuARv4nQZA9i_aB8YmQPw6Wx5QwnVv86qE__c2anH2tmj2MKzR4zdLU3nI1Id7fGJ1BGCSkBUWrkBeO1vBhx3uecz7XOR_1-D59K1H0PgsRx9pOUO2Ou8MCsq3wW2lbTHd-b-7N7zH_okK3ACfvpTB_4FAZw=w454-h640" width="454" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXAnwqdggbCHGP0onAfN9J_m7VJURhbtYb4FDjhmmg-mWKzS5T9Z_X-qR8C1Qn06DsQ_YOFbAHVCJPpbj8ZiCMIJjvQ-P9whlsMu7DWO3-mZtv9u-DMOJZOR66P5sUL6AnGl6Qw0f7znkGTD4LTgKL_NYXI1Cd8HSoCdOHqHaNAikk4TnDRRnurpk0UQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="998" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjXAnwqdggbCHGP0onAfN9J_m7VJURhbtYb4FDjhmmg-mWKzS5T9Z_X-qR8C1Qn06DsQ_YOFbAHVCJPpbj8ZiCMIJjvQ-P9whlsMu7DWO3-mZtv9u-DMOJZOR66P5sUL6AnGl6Qw0f7znkGTD4LTgKL_NYXI1Cd8HSoCdOHqHaNAikk4TnDRRnurpk0UQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj3hS04eaKBkaB6RKR9ptlV4CDsVl4wsE-Um-MjP3_CmDWHO6xDJQ4iqguQeUGHC2LTLFDWdSwWW_2wuKr_Xq8uWL_TEhEO5EAdup3tA2wnVQt15O3qPGlgr6F8BdWv_g5w-OCRZq0d8vMT_8Km-v3ffrSYkyZsmVn478vnl6kErbTEUj5lFXV7LgXpfA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj3hS04eaKBkaB6RKR9ptlV4CDsVl4wsE-Um-MjP3_CmDWHO6xDJQ4iqguQeUGHC2LTLFDWdSwWW_2wuKr_Xq8uWL_TEhEO5EAdup3tA2wnVQt15O3qPGlgr6F8BdWv_g5w-OCRZq0d8vMT_8Km-v3ffrSYkyZsmVn478vnl6kErbTEUj5lFXV7LgXpfA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj9NNu-01SlNj2W7N2kmx8p0M-fXSRhgdNh0DUzikIAQTVG4-rnx1mzz8PtyPFmfm0ogBYhiw7_mrWxU0ZogH4ZJEJnzj_HeuXP1N13OT7gY1ERmMzlj3vrOW7Zi9F3hb2kfwQapfol3JCcw_Bi341hSunRxySot53D4XYm1nOzvoQ-48MPXCiNl4KCGQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj9NNu-01SlNj2W7N2kmx8p0M-fXSRhgdNh0DUzikIAQTVG4-rnx1mzz8PtyPFmfm0ogBYhiw7_mrWxU0ZogH4ZJEJnzj_HeuXP1N13OT7gY1ERmMzlj3vrOW7Zi9F3hb2kfwQapfol3JCcw_Bi341hSunRxySot53D4XYm1nOzvoQ-48MPXCiNl4KCGQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjrU51E-zqxEHm3LDl5gpwjwZd8Gp9Wu12xRMPI5MGfFR_WpxOQBa1HG16yFwlwzIpn4pPpDyEV1bCFiDxBEk2-K-J0LhRpVXi-ZcAQEoOYfrrdhcmowh4n_MmXBS3BlyOwHdRpiFUFlvDe1ncMnogF7oqmtOJmhHN58ZC20s3nr2bgN5_1HPTCgOIwJQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="997" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjrU51E-zqxEHm3LDl5gpwjwZd8Gp9Wu12xRMPI5MGfFR_WpxOQBa1HG16yFwlwzIpn4pPpDyEV1bCFiDxBEk2-K-J0LhRpVXi-ZcAQEoOYfrrdhcmowh4n_MmXBS3BlyOwHdRpiFUFlvDe1ncMnogF7oqmtOJmhHN58ZC20s3nr2bgN5_1HPTCgOIwJQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi2vIndzOMLw9h6X2gEtyu1B_YTOYOHcihViOicahxpJPwl3LROpXPg7xRjR9NuPdB1rvvthBTmbz_W6h5vtW5eqmGLnmxBx4Oe7PJLEePktl9OCEE6viohQE11ywaHyD_HKgJb-21_J6xobNcVheUpd5rFb0rR8WHNQFjGOSljvugdDGGYCTTFRi8gkw=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="994" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEi2vIndzOMLw9h6X2gEtyu1B_YTOYOHcihViOicahxpJPwl3LROpXPg7xRjR9NuPdB1rvvthBTmbz_W6h5vtW5eqmGLnmxBx4Oe7PJLEePktl9OCEE6viohQE11ywaHyD_HKgJb-21_J6xobNcVheUpd5rFb0rR8WHNQFjGOSljvugdDGGYCTTFRi8gkw=w454-h640" width="454" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg_n1o5dRyzvZHzP78by8aKfSkJ-eEEcUpUGJAr12hb87hbxrEypDerbwYm6EQd80aPIIWspL0m3nYFrbtMhL7D15dA48IEGTGlrt4LNDBpm3ocOUjjnv17nSsxh_XLNDgSAHkyEdEAnbKrTYNCdyn6uBGR7szPy2q9UalnJ71QJ1E3RxF4B3BlkHNUGQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1002" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg_n1o5dRyzvZHzP78by8aKfSkJ-eEEcUpUGJAr12hb87hbxrEypDerbwYm6EQd80aPIIWspL0m3nYFrbtMhL7D15dA48IEGTGlrt4LNDBpm3ocOUjjnv17nSsxh_XLNDgSAHkyEdEAnbKrTYNCdyn6uBGR7szPy2q9UalnJ71QJ1E3RxF4B3BlkHNUGQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0xrUBcDQzg65JRjQ-Ngfw2wkIGBymQmr8ZE5mVssD4ItgBedG-NXfwjQ_WSQEas6Q4makHemUdnQh-2LHRI8xYzAQopKTRYy75yRwtDU3i5888hQWre9gpYZYpS_yCqnaW1-nRl8psYuEEh9jVuFREAgHiT1wY2g404b_18cUwEAkyQ9BJ0qOZ2UIDQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1001" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj0xrUBcDQzg65JRjQ-Ngfw2wkIGBymQmr8ZE5mVssD4ItgBedG-NXfwjQ_WSQEas6Q4makHemUdnQh-2LHRI8xYzAQopKTRYy75yRwtDU3i5888hQWre9gpYZYpS_yCqnaW1-nRl8psYuEEh9jVuFREAgHiT1wY2g404b_18cUwEAkyQ9BJ0qOZ2UIDQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh15jqUPqB5sj6K2u4haZNFqYKzhcDDWGA75kIEoThmUOrbtOK9MCJMaSOClgc1WYi6zCkk3CoIMNw-OJSecczO1fIycxJcAlEFHLE7UpPYH-jYyfZoBoXWjdjA0LTs_MeoabMOGWZjaUMsEC6_rCk61oXkkA5ssol9Qjia89W9NriAXU2hlEhEdlCL3A=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh15jqUPqB5sj6K2u4haZNFqYKzhcDDWGA75kIEoThmUOrbtOK9MCJMaSOClgc1WYi6zCkk3CoIMNw-OJSecczO1fIycxJcAlEFHLE7UpPYH-jYyfZoBoXWjdjA0LTs_MeoabMOGWZjaUMsEC6_rCk61oXkkA5ssol9Qjia89W9NriAXU2hlEhEdlCL3A=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg_0IqlugX-nHzoMJLXQf-8AprZPgoOe433fxqT9h64Rgl12ipuAFjefg2iqmLOfA1KodEEVCGAqlRZX9nLPXXlS5ZdOwcf8Jv1qeJH4VlkI9pydbS_XIINDyOfPdfqn2v4DuWFeAMKorOohYOKFAwn-OzoiLXi7lhlYmrCpbCN8h6gOLjl3JsnyQ8c9Q=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEg_0IqlugX-nHzoMJLXQf-8AprZPgoOe433fxqT9h64Rgl12ipuAFjefg2iqmLOfA1KodEEVCGAqlRZX9nLPXXlS5ZdOwcf8Jv1qeJH4VlkI9pydbS_XIINDyOfPdfqn2v4DuWFeAMKorOohYOKFAwn-OzoiLXi7lhlYmrCpbCN8h6gOLjl3JsnyQ8c9Q=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhSzy6v0dIU4svqsn1SRQ2APFahOTogKD8HhMX24DQvR46_ZYV8CCjB-vOay4Cs2qZcZme3rHa7vzZU7tYiyVSG2r8AOYGOrXSu0P-_qxChQv7D1BP19T_6_oraCTkqNOngUl3CEz8rF9bRjzNLpuOFE1Y3wbN5cKMkGKqTRAPYL5rNPj-sdBFkdYK8VA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhSzy6v0dIU4svqsn1SRQ2APFahOTogKD8HhMX24DQvR46_ZYV8CCjB-vOay4Cs2qZcZme3rHa7vzZU7tYiyVSG2r8AOYGOrXSu0P-_qxChQv7D1BP19T_6_oraCTkqNOngUl3CEz8rF9bRjzNLpuOFE1Y3wbN5cKMkGKqTRAPYL5rNPj-sdBFkdYK8VA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj-3-zahtGMDGVyGaPwiK-Xr6RF5dp96rC65CQ6z-r34SN7DRjDPaK8cnhyoY8P0JHJ0hgwHr0ZOvbDHaeH3h7Hx36f7VnbF1WADKkR_BGBsTmgkXXhM3OdLASg_cfq6lNTj2mHoNaqKS0m-QVweM_OXygHM6EVu8_a-GVCXvaRtnx-UxNGsCpMexMKeA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj-3-zahtGMDGVyGaPwiK-Xr6RF5dp96rC65CQ6z-r34SN7DRjDPaK8cnhyoY8P0JHJ0hgwHr0ZOvbDHaeH3h7Hx36f7VnbF1WADKkR_BGBsTmgkXXhM3OdLASg_cfq6lNTj2mHoNaqKS0m-QVweM_OXygHM6EVu8_a-GVCXvaRtnx-UxNGsCpMexMKeA=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9puYSRP54OG3dB-znv1vd7bsBYar0AOoZ9GNIMG5R7UqnsHAzdYjvaPtWh4wuXAMfJaz3rgCAEQSPTAMDSyQLalNRoTmh6hR2TrsnCyzvg-u3KU-UcqG5naKS6i4AcMNwZWWJkSJ9g94hpSeIvu7hGFb2KkSm_CZUnirzcbhVy8cb4ZC17wMb3a2JLQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh9puYSRP54OG3dB-znv1vd7bsBYar0AOoZ9GNIMG5R7UqnsHAzdYjvaPtWh4wuXAMfJaz3rgCAEQSPTAMDSyQLalNRoTmh6hR2TrsnCyzvg-u3KU-UcqG5naKS6i4AcMNwZWWJkSJ9g94hpSeIvu7hGFb2KkSm_CZUnirzcbhVy8cb4ZC17wMb3a2JLQ=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiRIrsOGM_zE-24tgTfOye8Ib6RuR6pVTXLb_ZO32ENHrawzS9VfHZtJMXht345Ahf5OxKj7qVJOh0O-0zojaXnUAfYFWfYYk71OBcG2BI2Um2mKT3D8wLBy_RSNWhMg3lm9dGZ9E-c-lMY5HJzZVpGnoRPKboWoQMo3Pl-kRh9Czb-uMr4yePN5QqRCQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiRIrsOGM_zE-24tgTfOye8Ib6RuR6pVTXLb_ZO32ENHrawzS9VfHZtJMXht345Ahf5OxKj7qVJOh0O-0zojaXnUAfYFWfYYk71OBcG2BI2Um2mKT3D8wLBy_RSNWhMg3lm9dGZ9E-c-lMY5HJzZVpGnoRPKboWoQMo3Pl-kRh9Czb-uMr4yePN5QqRCQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgSNNWFWKl0n85Oza_XLjVkXmNIbaQtTcQYkYqoe5_qDaUdZfITAQc29L58Cabonbi7vEm8hNaOCpaU8QNFFv6fhYWCMcLjWmnybomotnAHZE8mueL42FBUppMuKeajNOGLFbh9TlQ2Q3JiJ1y4vVnNYS4uWRepYNT261joM4LVytVapjUI2HJIXQXa-Q=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgSNNWFWKl0n85Oza_XLjVkXmNIbaQtTcQYkYqoe5_qDaUdZfITAQc29L58Cabonbi7vEm8hNaOCpaU8QNFFv6fhYWCMcLjWmnybomotnAHZE8mueL42FBUppMuKeajNOGLFbh9TlQ2Q3JiJ1y4vVnNYS4uWRepYNT261joM4LVytVapjUI2HJIXQXa-Q=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhf9s7qEF6EdNOuje7kcfLzdqzVJZNW1dBmMHElnmQLLM55U2jNmpdwLfJiZjTefaQnYZZ3xFkVgy9nCZsrzaCX4UUMAq456vUJYbQqSlHu-hxBqYOrJfvOwm1RPZmseQaODJPykiaYkvCDTaS1Fmxwz52wSwEclS0lv0XtIpvu09p8I5BhqYoV-0W7pg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1002" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhf9s7qEF6EdNOuje7kcfLzdqzVJZNW1dBmMHElnmQLLM55U2jNmpdwLfJiZjTefaQnYZZ3xFkVgy9nCZsrzaCX4UUMAq456vUJYbQqSlHu-hxBqYOrJfvOwm1RPZmseQaODJPykiaYkvCDTaS1Fmxwz52wSwEclS0lv0XtIpvu09p8I5BhqYoV-0W7pg=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgg6jN6pCR9HZqnHVPRJNmTYsAfzOR-eP4Y4whosqizXrdEAnmV5yLKOj7UfPU1MVn36ec8nXNC654smnkLvqKPUFfZuy6813FEMNaLjbfAszLbD1Y4TRd3Z2qerhj78evAG3CaMhWrV5Ttzud2_X5YRfwdRWJ6H6pTz-IDWl84VOj6v9-kwJlkfJs-qA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgg6jN6pCR9HZqnHVPRJNmTYsAfzOR-eP4Y4whosqizXrdEAnmV5yLKOj7UfPU1MVn36ec8nXNC654smnkLvqKPUFfZuy6813FEMNaLjbfAszLbD1Y4TRd3Z2qerhj78evAG3CaMhWrV5Ttzud2_X5YRfwdRWJ6H6pTz-IDWl84VOj6v9-kwJlkfJs-qA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh6gaaVjn4f_G1RrqzyJWTu4kEmSYnWp_h42PZ0sSD4zMtJdsalH0bOoyOmlGAPhYJbLkrmC1D9yzqDIRML6ftQuvHNhl7_rsDWLwayYt0P5cOU0HX3j11cPaceMz4pkCAYhmWj3jKRJP4EM-UXQK-COuGOA7XfCa3ap66nBJ7xMGWnheWTbXvVcL4DYQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="994" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEh6gaaVjn4f_G1RrqzyJWTu4kEmSYnWp_h42PZ0sSD4zMtJdsalH0bOoyOmlGAPhYJbLkrmC1D9yzqDIRML6ftQuvHNhl7_rsDWLwayYt0P5cOU0HX3j11cPaceMz4pkCAYhmWj3jKRJP4EM-UXQK-COuGOA7XfCa3ap66nBJ7xMGWnheWTbXvVcL4DYQ=w454-h640" width="454" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhZuuC9cBeNVWnFaKSTxbEWfLuwxY5_zsnp4KUT2kilD_4WYJw09XOcWsItCVYoRYZpxsd3xlfJ8QjudZFjpzXKT7MbdirqZuUa7nqH4wwbgvcsQu8gIHQLfvgLWHzIOS4o-ojduf_-pv-RbBlaggTylJDGamRdG7rYw12lSqKdkN8rG69hYlIPrzeUvQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1000" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhZuuC9cBeNVWnFaKSTxbEWfLuwxY5_zsnp4KUT2kilD_4WYJw09XOcWsItCVYoRYZpxsd3xlfJ8QjudZFjpzXKT7MbdirqZuUa7nqH4wwbgvcsQu8gIHQLfvgLWHzIOS4o-ojduf_-pv-RbBlaggTylJDGamRdG7rYw12lSqKdkN8rG69hYlIPrzeUvQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhVk2wQxq9B8Nd98958l8iofhJWok4E3lYjI1nrOXGqHrEGXMJoFedd6uKynWm4fafC-MShL8R87sBTewLe99op1_1gnoi1VEP81MLb0tIv-lCvbbsJ9zYB_VFwW6FjbRd2bAHSs37784et0K9kP1ML4s3hYlIl3UtPhlWWAQVEY6ddJ3JvkcheTlMruQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="995" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhVk2wQxq9B8Nd98958l8iofhJWok4E3lYjI1nrOXGqHrEGXMJoFedd6uKynWm4fafC-MShL8R87sBTewLe99op1_1gnoi1VEP81MLb0tIv-lCvbbsJ9zYB_VFwW6FjbRd2bAHSs37784et0K9kP1ML4s3hYlIl3UtPhlWWAQVEY6ddJ3JvkcheTlMruQ=w454-h640" width="454" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgNLROGA5RqmT7Dli4XOmfaKrzTZ2eHbBXD5xCcyR7GudmjGr5c-KqBzuGfvTKgH_N9fdQ4nXtxV_9k08NOAfMMxRipfyP1Zfc8jA2EVnz2b7SS3ZaIHpI3WCl6bNtH0VnLRQWNmgXI_NlI2nejlGR7ZKDPt9d8lOrAzu6TBZcUaK-pp7pnk2Avfuj2nQ=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="1003" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgNLROGA5RqmT7Dli4XOmfaKrzTZ2eHbBXD5xCcyR7GudmjGr5c-KqBzuGfvTKgH_N9fdQ4nXtxV_9k08NOAfMMxRipfyP1Zfc8jA2EVnz2b7SS3ZaIHpI3WCl6bNtH0VnLRQWNmgXI_NlI2nejlGR7ZKDPt9d8lOrAzu6TBZcUaK-pp7pnk2Avfuj2nQ=w458-h640" width="458" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjTVKXDZazQKo9uPYw3oFn2jKjOa6GGkdTfxZk9RZ_YlKdh5cCrjKAX4HPUv51FZbMCc0HnlbEotevDbLCIgdArlXTyIx9EOXQIva_24Un12k2n1EahK9g9rJMpbmBWJFbLUtfThhdsSG0KnsoJEgUljnL7F2OO7me_djjnBBGxZooCyGgrldoQjg6suA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="990" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjTVKXDZazQKo9uPYw3oFn2jKjOa6GGkdTfxZk9RZ_YlKdh5cCrjKAX4HPUv51FZbMCc0HnlbEotevDbLCIgdArlXTyIx9EOXQIva_24Un12k2n1EahK9g9rJMpbmBWJFbLUtfThhdsSG0KnsoJEgUljnL7F2OO7me_djjnBBGxZooCyGgrldoQjg6suA=w452-h640" width="452" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgtcN7eDJNBFdNc_8Ip7z6B7FQx6yJoAdFBXHpKqE-pm6viED47I2VRQRoM_ez1_NPOAeF0dcmfrW0a1lWaljJOCFTiqVykq5T6JnRg4pgdzX7Y6NMehJxjuYRAO4HWQdyzbauIfdWVHP_tYPQw8McpJIgiy4i47CqxTayVHxR82QZDb7wsTir5SWh7UA=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="996" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgtcN7eDJNBFdNc_8Ip7z6B7FQx6yJoAdFBXHpKqE-pm6viED47I2VRQRoM_ez1_NPOAeF0dcmfrW0a1lWaljJOCFTiqVykq5T6JnRg4pgdzX7Y6NMehJxjuYRAO4HWQdyzbauIfdWVHP_tYPQw8McpJIgiy4i47CqxTayVHxR82QZDb7wsTir5SWh7UA=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhvoOgvHwl2DvSmPwMApuEndyYzobuPzLZ-8UObwF2Bx-IQHKkK2pW3zKDZ8Y7_ElJ7ZXMYZ95G042Y2JQ3cTJ6D1P4voczuZUM9jDooYI8MPEhG8a2QHe5ggYMs_klSRGUe56zrZ3MkwPtQflrbwTJQsB32QNdQjpQub5ueQKM9jvisTI9IsFN-4AVtg=s1400" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1400" data-original-width="999" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhvoOgvHwl2DvSmPwMApuEndyYzobuPzLZ-8UObwF2Bx-IQHKkK2pW3zKDZ8Y7_ElJ7ZXMYZ95G042Y2JQ3cTJ6D1P4voczuZUM9jDooYI8MPEhG8a2QHe5ggYMs_klSRGUe56zrZ3MkwPtQflrbwTJQsB32QNdQjpQub5ueQKM9jvisTI9IsFN-4AVtg=w456-h640" width="456" /></a></div><br /><p><br /></p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-86172107213313135472022-02-17T03:52:00.003-08:002022-12-23T01:18:32.778-08:00Forum Para Inovator<p>Rabu pagi (9/2/2022), bertempat di aula gedung Lumbung Sumber Daya (LSD), Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah menggelar forum bertajuk "Diskusi Terfokus Inovasi Teknologi untuk PNF, Akademi, Komunitas, dan Pesantren". Acara ini dihadiri oleh para tamu istimewa yang membawa semangat perubahan dan kebaruan di lingkungan gerak masing-masing.</p><p><br /></p><p>Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan ngobrol santai dan ramah tamah di kediaman Ahmad Bahruddin, yang diisi pemaparan dari Joko Budi Wiryono, inovator gula cair rendah indeks glikemik pertama di dunia. Pukul 09.30, seluruh tamu pindah ke aula LSD untuk memulai forum diskusi terfokus.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhppP4nDh1wrG1kh8O5EJn5hhWz6GHvRc6M1FNI4LZ-qoXmrRXpPpMMF0sShigcf5S9-_GT8J6zSCRSgs9thxgaHxpRXfFkZYJuP-ajxDAB-4Zx-z93ix82YK6nzHB-kOr1yoiNXntZKK0DlfyR--8lxbkwtbWqcZTU8pDiqvFNAipVzPAsrw3SLk2gqQ=s4000" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3000" data-original-width="4000" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhppP4nDh1wrG1kh8O5EJn5hhWz6GHvRc6M1FNI4LZ-qoXmrRXpPpMMF0sShigcf5S9-_GT8J6zSCRSgs9thxgaHxpRXfFkZYJuP-ajxDAB-4Zx-z93ix82YK6nzHB-kOr1yoiNXntZKK0DlfyR--8lxbkwtbWqcZTU8pDiqvFNAipVzPAsrw3SLk2gqQ=s320" width="320" /></a></div><br /><p><br /></p><p>Meskipun digelar di ruang yang sederhana, format acara yang sederhana, dan suguhan yang sederhana, tapi gagasan-gagasan yang muncul di forum ini tidaklah sederhana. Bagaimana mewujudkan lembaga pendidikan yang inovatif, kreatif, mandiri dan berdaya? Bagaimana mendongkrak indeks inovasi Indonesia di kancah dunia? Bagaimana merealisasikan pemberdayaan masyarakat di lingkup lokal daerah? Bagaimana semestinya kurikulum pendidikan yang tepat guna?</p><p><br /></p><p>Demikianlah pertanyaan-pertanyaan besar forum pagi itu yang dipandu langsung oleh tuan rumah, Ahmad Bahruddin.</p><p><br /></p><p>"Ukuran pencapaian suatu proses belajar adalah kebermanfaatan. Sedangkan untuk bermanfaat maka harus ada kontribusi, berupa karya. Kamu berkarya, maka kamu ada. Jadi kalau tidak berkarya, tidak bermanfaat, lebih baik segera tidak ada saja," kelakar Bahruddin setelah memamerkan karya-karya nyata warga belajar Qaryah Thayyibah.</p><p><br /></p><p>Pernyataan Bahruddin diamini oleh Arfian Fuadi, pendiri D-Tech Engineering, yang telah sukses dalam dua tahun ini menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan (Sustainable Education Program). Program ini tidak hanya menciptakan atmosfer belajar yang kental dengan semangat berkarya, tapi juga berhasil menjadikan lembaga pendidikan mandiri dan berdaya.</p><p><br /></p><p>Arfian bercerita tentang bagaimana awal perjalanan inovasi D-Tech Engineering mencipta karya-karya kelas dunia, menjuarai kompetisi-kompetisi desain internasional, hingga memulai program pendidikan berkelanjutan. Tak ketinggalan, ia juga bercerita tentang bagaimana para mahasiswanya bebas berinovasi, berpenghasilan tinggi, bahkan sudah mampu menyumbang pajak yang tidak sedikit untuk negara.</p><p><br /></p><p>"Kami tidak mau menjadikan mahasiswa sebagai komoditi. Pola institusi pendidikan yang mengandalkan tuition (SPP) dari mahasiswa pasti akan obsolete (usang). Tapi di tempat kami, mahasiswa adalah aset bagi kampus, yang belajar untuk berinovasi, berkreasi, dan berproduksi. Guru di tempat kami pun hanya mendampingi belajar, maka guru tidak harus paling pintar dari anak-anak," kata Arfian.</p><p><br /></p><p>Paparan Ahmad Bahruddin dan Arfian Fuadi ditanggapi dengan sangat antusias oleh Tri Mumpuni, anggota Badan Riset dan Inovasi Nasional yang hadir pagi itu.</p><p><br /></p><p>"Saya sudah sampaikan di hadapan banyak orang, bahwa pendidikan yang benar seharusnya adalah hipotesa kesejahteraan lokal. Potensi yang ada di suatu desa dimanfaatkan sedemikian rupa demi kesejahteraan masyarakat di situ juga," ungkapnya.</p><p><br /></p><p>Tak kalah antusias, Syaiful Huda, ketua Komisi X DPR-RI, juga menyatakan optimismenya. Sehingga perjamuan gagasan pagi itu harus ditindaklanjuti lebih serius, agar tidak layu di tengah jalan. Terutama bagaimana agar pemerintah bisa mendukung langkah-langkah inovatif D-Tech Engineering dan Qaryah Thayyibah.</p><p><br /></p><p>Totok Suprayitno, analis kebijakan ahli utama Kemdikbudristek RI, mengapresiasi betul gerakan pendidikan merdeka yang sudah dipraktikkan Qaryah Thayyibah dan D-Tech Engineering. Dua lembaga inilah, menurutnya, contoh lembaga pendidikan yang sudah bisa mengamalkan "Merdeka Belajar" seutuhnya.</p><p><br /></p><p>"Sekolah kebanyakan ulah, overacting. Dipikirnya sekolahlah yang mampu mencerdaskan anak. Tapi justru biarkanlah anak yang overacting, sekolah cukup 'membombong'," ujarnya.</p><p><br /></p><p>Turut berkomentar pula Purwo Santoso, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta, yang mengajak D-Tech Engineering untuk berkolaborasi. Ditambah lagi tantangan dari Suryasatriya, Rektor Universitas Okmin Papua, agar inovasi D-Tech Engineering bisa ditularkan di wilayah-wilayah terisolasi dari akses informasi yang memadai seperti Okmin.</p><p><br /></p><p>Meskipun forum secara resmi ditutup pukul 13.30 WIB, namun diskusi tetap berlanjut. Sebab gagasan-gagasan penting ini perlu dikonsepkan secara utuh untuk kemudian direalisasikan sesegera mungkin.</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-20856693858399767522021-12-27T07:13:00.005-08:002022-12-23T01:18:32.774-08:00Belajar Mendengar dan Bersuara<p><b>Oleh: Sania Darunnada (Warga Belajar)</b></p><p>Saya Sania, tamat SMP di KBQT, lalu memutuskan untuk lanjut ke jenjang SMK di jalur formal. Saya merasa KBQT memiliki lingkungan yang sangat friendly. Bukan hanya antarsiswa KBQT saja, namun juga para warga sekitar dan tetangga. Kami masih terhubung, seperti saat sholat di musholla, kami bertemu para warga. Saat meminta izin untuk mengadakan gelar karya pada malam hari, kami juga berkomunikasi dengan warga.</p><p>Saat ini salah satu tempat belajar KBQT berupa satu bangunan berlantai empat, namun bangunan ini sama sekali tidak membatasi proses belajar. Pembelajaran di KBQT tidak berpaku pada ruangan, papan tulis, bangku, meja, dan baris-berbaris. KBQT membiasakan formasi melingkar, supaya berkesan lebih santai, terbuka, dan efektif untuk berdiskusi. Diskusi biasa kami lakukan dimanapun kani mau. Halaman? Oke. Lantai empat? Siap. Taman Tingkir? Beres. Ruang belajar kami adalah sejauh apa yang bisa kami jangkau.</p><p>Dengan adanya kebiasaan untuk berdiskusi dan melingkar, anak-anak KBQT lebih percaya diri untuk menyuarakan pendapatnya. Walaupun awalnya masih malu dan ragu untuk angkat suara, namun karena terbiasa dan melihat contoh dari senior maka terbitlah semangat; aku juga siap didengar!</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhL5XT0Pj8u6x290ybrrps1IrPGLN5hQz1aXES7EuGpK3_vgfbf1hChRGUAzwogYm3SZ4jRvIjHC-EUPI6glxhaGczAR90KKX31LVr6mNSz_MgmjKNZzmK0l9IDqo--j7nRxX9VEIseUMprgUEwGoZ89CJhRwRh1H83uQcPskBNTanYZJ1a_oz8_IpQcw=s1944" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1092" data-original-width="1944" height="365" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhL5XT0Pj8u6x290ybrrps1IrPGLN5hQz1aXES7EuGpK3_vgfbf1hChRGUAzwogYm3SZ4jRvIjHC-EUPI6glxhaGczAR90KKX31LVr6mNSz_MgmjKNZzmK0l9IDqo--j7nRxX9VEIseUMprgUEwGoZ89CJhRwRh1H83uQcPskBNTanYZJ1a_oz8_IpQcw=w640-h365" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Sania (kanan) dan Fahima dalam Pameran Karya 2018</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Anak-anak KBQT memiliki latar belakang dan tentu saja pemikiran yang berbeda. Maka selain berlatih bersuara, kami juga berlatih untuk mendengarkan dan menghargai melalui kegiatan tawashi ataupun diskusi-diskusi seru lainnya. Mendengarkan tidak kalah penting dari bersuara. Karena saat kita didengarkan oleh orang lain, akan muncul rasa senang sebab dihargai. Maka kita juga harus berpikir bahwa orang lain pun ingin didengar dan dihargai. Kita perlu sadar diri dan kembali menyeimbangkan kedua hal yang saling berkaitan ini, yakni mendengar dan berbicara.</p><p>Kami juga sering berdiskusi yang tanpa disengaja berujung debat, tentu saja dalam nuansa yang positif. Hal ini memperluas pemikiran kita yang sempit, kemudian semakin meluas dan meluas berkat masukan-masukan dan pendapat dari orang lain. Mulai membuka sudut pandang baru terhadap hal yang diperdebatkan. Tentu saja ini sangat menyenangkan bagi kami. Selain keseruan dalam berdiskusi, kami juga menemukan pendapat baru yang semakin membuat kami penasaran dan bertanya-tanya terhadap suatu objek yang kami bahas. Dan akhirnya, akan kami pecahkan bersama-sama.</p><p>Di KBQT tidak ada sebutan guru. Kami hanya punya pendamping, teman, mas, mbak, pak, dan bu. Tapi bukan berarti tidak ada yang mengajarkan kami hal baru layaknya guru. Kami diajari dan mengajari satu sama lain. Tidak ada gengsi untuk saling mengingatkan karena itu sebuah kewajiban, baik dari yang muda kepada yang tua, atau sebaliknya. Karena di kami semua sama-sama sedang belajar.</p><div><br /></div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-48474566296106160192021-12-27T06:58:00.000-08:002022-12-23T01:18:32.775-08:00Menuangkan Hobi Dalam Karya<p><b>Oleh: Muhammad Dzikri As-Syahid (Warga Belajar)</b></p><p>Tanggal 1 Agustus 2016 adalah hari pertama saya mengikuti kegiatan belajar di KBQT, di upacara hari itu juga, saya ditetapkan masuk kelas Laskar Miracle. Saat itu saya tidak tahu bahwa Laskar Miracle adalah kelas tertua yang harus menanggungjawabi beberapa kegiatan yang ada di KBQT. Awalnya memang agak kaget karena sebelumnya belum pernah sama sekali jadi penanggung jawab suatu kegiatan yang dilakukan orang banyak. Juga bertanggung jawab mengatasi masalah dan membuat inovasi untuk kegiatan tersebut.</p><p>Menurut saya ilmu-ilmu semacam itulah yang lebih penting ketimbang pelajaran formal. Karena akan lebih melatih kedisiplinan dan tanggung jawab. Alhamdulilah, berkat dukungan teman-teman sekelas dan arahan dari Bu Elly selaku pendamping kelas, akhirnya saya terbiasa juga.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjD8yF1JMahgWk-R9LjDUGCJ-LUF88VT0qupp6zN3qBKoFBqDAyr5km5Hs5QS8Ca7kOrwuVBAwqvn3n1sdJUNkUrPt_lSi-ztmfS-1objhB655MARFqnDmhCZvnyo4MR1-fSmKlW8jZ9hrpZIMu7J3FchvI9pQiWFra_A27-yBoJ0dLjK5wFPFztpai9Q=s2048" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1365" data-original-width="2048" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjD8yF1JMahgWk-R9LjDUGCJ-LUF88VT0qupp6zN3qBKoFBqDAyr5km5Hs5QS8Ca7kOrwuVBAwqvn3n1sdJUNkUrPt_lSi-ztmfS-1objhB655MARFqnDmhCZvnyo4MR1-fSmKlW8jZ9hrpZIMu7J3FchvI9pQiWFra_A27-yBoJ0dLjK5wFPFztpai9Q=w640-h426" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Dzikri sedang sok serius memotret entah apa</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Di kelas Laskar Miracle ini juga saya pertama kali menjadi ketua kelas yang harus punya program atau target untuk bisa dilakukan bersama teman-teman sekelas. Ada rolling penanggung jawab setiap beberapa bulan sekali. Kegiatan wajib KBQT yang pernah saya pegang adalah Tawashi, Forum, dan Harkes. Kami juga bertanggung jawab kelas meregenerasi penanggung jawab dari kegiatan tersebut. Di kelas ini juga saya belajar cara mengurus kegiatan2 semesteran bersama sperti lomba 17 an, MOS, pelatihan jurnalistik dan sebagainya.</p><p>Sebelumnya saya sudah menjalani kegiatan belajar model homeschooling, jadi pas masuk ke KBQT tak bingung lagi. Forum yang saya ikuti adalah Forum English & Forum Sanggar. Kedua forum tersebut saya rasa sudah bisa menunjang hobi bermain game dan menggambar saya. Kegiatan-kegiatan forum sebenarnya asyik-asyik, tapi memang butuh pemicu agar eksistensi dari forum bisa muncul.</p><p>Misalnya, di Forum Sanggar, di hari biasa kami hanya membahas hal-hal ringan, mengumpulkan dan membedah karya anggota forum. Baru kami akan sangat sibuk dan ribet saat ada kegiatan yang mana Forum Sanggar harus ikut terlibat. Seperti saat Bulan Forum, kami dari Forum Sanggar ada proyek mengecat tembok di RC, menyelesaikan projek storybook dan lain-lain.</p><p>Sedangkan di Forum English saya sendiri yang jadi penanggungjawabnya. Tak berbeda jauh dari Forum Sanggar, kami baru kober dan berani membuat proyek-proyek besar kalau ada event Bulan Forum atau Gelar Karya. Proyek terbesar yang pernah kami adakan di Forum English adalah observasi langsung ke Borobudur untuk praktek berbicara langsung dengan bule-bule. Adapun pembahasan kumpul sehari–hari kami biasa rolling antara reading, speaking, writing dan listening, sekalian menambah kosakata. Di forum ini materi yang kami bahas pasti menyenangkan. Ilmunya tidak berat, dan lebih sering disajikan melalui nonton film, game, dan lain-lain.</p><p>Satu lagi kegiatan yang menurut saya paling berkesan adalah adanya Tugas Akhir. Karena ini adalah suatu yang baru dalam pengalaman belajar, juga karena TA ini memiliki waktu pengerjaan yang sangat panjang, sampai 6 bulan. Tugas Akhir ini sangat melatih konsistensi dalam meningkatkan kualitas karya kita. Karya TA pertama saya di tahun pertama tidak jelas, masih sangat berantakan dan ruwet. Namun saya rasa dari tahun ke tahun proses TA di KBQT makin meningkat. Sehingga di tahun berikutnya TA saya bisa 100% tuntas, sebab ada pendampingan yang lebih intensif dari para alumni dan pendamping. Apalagi di tahap akhir TA ada pameran yang bisa sekalian mempromosikan karya-karya saya.</p><p>Hobi nge-game termasuk halangan terbesar saya dalam menyelesaikan TA. Jadi ya supaya nge-game ini nggak sepenuhnya dilihat negatif, game-game yang saya mainkan ini saya jadikan sebagai bahan-bahan pembuatan karya TA. Akhirnya karya komik atau gambar fanart buatan saya selalu diselipi game yang pada saat itu lagi sering saya mainkan. Di TA pertama, komik saya masuki game Counter Strike, TA tahun kedua saya banyak bikin komik dan fanart Overwatch, di tahun terakhir 90% karya yang saya buat semua bertema tentang e-sports dan game DOTA2.</p><p>Di sinilah saya menjadikan hobi bukan sebagai halangan untuk berkarya. Justru saya bisa menuangkan hobi tersebut di dalam karya yang saya buat. Kegiatan belajar saya tidak menghalangi untuk menikmati hobi, dan hobi saya juga tidak menghambat proses belajar saya. Keduanya bisa berlangsung beriringan dengan enjoy.</p><div><br /></div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-26103751250008664582021-12-27T06:50:00.004-08:002022-12-23T01:18:32.774-08:00Kamu Berkarya Maka Kamu Ada<p><b>Oleh: Yudhatama Abdurrahman Addakhil (Warga Belajar)</b></p><p>Peka terhadap lingkungan adalah salah satu ilmu yang saya dapatakan di awal berproses di KBQT, simpel tapi susah untuk membiasakan dan menerapkan. Hal-hal lain adalah belajar tentang dasar filsafat dan keilmuan lainnya yang berkaitan dengan kehidupan. Tak kalah penting adalah belajar berbicara.</p><p>Dulu ketika kumpul kelas serasa Monolog Show dari pendamping, jarang sekali anak-anak berdiskusi jika tidak ditanya oleh pendamping. Tetapi seiring berjalannya waktu, kelas kami malah dicap sebagai kelas terberisik</p><p>Minat dan bakat saya ada di bidang audio-visual. Tapi forum yang pertama saya ikuti adalah teater, karena ketika saya masuk di KBQT forum film sedang mati suri. Di forum teater lumayan lama, kurang lebih 2 tahun. Produksi tunggal, membuat event ulang tahun Teater Gedhek menjadi meriah dan menarik adalah hal yang saya lakukan bersama teman-teman ketika itu. Menyenangkan sekali jika mengingat peristiwa tersebut. Teater selesai saya lanjut berproses di dunia audio-visual.</p><p>Ada beberapa anak yang berinisiatif untuk membangunkan lagi Forum Film di KBQT. Maka dimulailah forum tersebut dengan produksi bareng Mas Dila, kebetulan beliau adalah alumni KBQT yang bekerja di suatu Production House ternama.</p><p>Banyak karya yang lahir. Berupa berbagai film pendek, dokumenter, iklan layanan masyarakat yang menyabet peringkat kedua di festival skala nasional dari BNPT, dan produksi bareng karya audio visual lainnya. Bahkan kami juga beberapa kali menggelar latsar (latihan dasar) perfilman bersama beberapa alumni yang melanjutkan kuliah atau bekerja di dunia audio-visual.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjYnqJ5SHhEt-r8cj5sgWaGrHEmTWJbi0IhU8O_Aktxc7c8_djOUCUjikL1ss1lAaj_Sl8Vxr25i_MBNqCAwpqWPYX73ccrsZg2mOTAb-1Up-FZLYczmFQG80TRtnpxa12OTMTOeWQ4IO_UnO_cmuCX0HsklBxqZRR4NIEnlJlkI03j_iD2EQLaUTitsA=s1008" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1008" data-original-width="1008" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjYnqJ5SHhEt-r8cj5sgWaGrHEmTWJbi0IhU8O_Aktxc7c8_djOUCUjikL1ss1lAaj_Sl8Vxr25i_MBNqCAwpqWPYX73ccrsZg2mOTAb-1Up-FZLYczmFQG80TRtnpxa12OTMTOeWQ4IO_UnO_cmuCX0HsklBxqZRR4NIEnlJlkI03j_iD2EQLaUTitsA=w640-h640" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Yudha dengan wajah sengaknya</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Sedari kecil saya memang minat di dunia audio-visual. Jadi selama berproses di KBQT, sangat saya dalami minat itu, ditambah lagi ada wadah forum film. Forum di KBQT termasuk kegiatan kegiatan wajib tapi kita tidak dikekang untuk hanya mengikuti forum yang sudah ada. Misalnya saya dengan Forum Film, awalnya forum itu tidak ada ya kita ajak teman yang semisi untuk membuat forum tersebut.</p><p>Dari 1 SMP sampai 3 SMA waktu yang tidak singkat. Berproses memang berat di awal, manis di akhir. Evaluasi tiap hari Sabtu dan menulis target mingguan di hari Senin, adalah agenda yang akan saya lakukan juga saat melanjutkan pendidikan di universitas. Menurutku itu salah satu hal yang wajib saya lakukan untuk keteraturan berproses selanjutnya. Saya bersyukur itu saya dapatkan di KBQT.</p><p>Kebebasan yang kami dapatkan adalah hal yang sangat berharga. Menentukan jadwal semester, berangkat jam berapa, dan hal lainnya secara bersama adalah hal yang wajib dan tidak asing di sini. Bebas asalkan tidak merugikan orang lain, itulah pedoman yang kami pegang. Saya kira keputusan saya untuk tidak memberikan undangan kumpul wali murid kepada emak saya ketika saya daftar di SMP formal adalah hal yang Sangat-Sangat Tepat. Sampai sekarang nggak bisa bayangkan jika saya harus bergelut setiap hari dengan Kurikulum di pendidikan formal.</p><p>Belajar di KBQT memang berasaskan kehidupan, peka terhadap sekitar, observasi isu yang sedang booming, serta mempelajari karakter teman. Itulah sepenggalan kecil hal yang kita pelajari tapi jika kita juga ingin belajar dengan pelajaran akademik itu bukan lah sesuatu yang dilarang jadi bukan hanya seolah-olah KBQT = Alergi terhadap akademi = Bebas, tapi apa yang ingin kamu pelajari, apa yang akan kamu kembangkan, apa yang kamu lakukan untuk sekitarmu dan hal baik lainnya yang tidak mengekangmu untuk mengikuti satu system belajar. Ingat, yang perlu kita tanamkan ketika kita berproses di KBQT adalah; bebas asalkan tidak merugikan orang lain. Satu lagi; kamu berkarya maka kamu ada!</p><div><br /></div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-64034136040935352202021-12-27T06:40:00.006-08:002022-12-23T01:18:32.776-08:00Kesempatan Belajar yang Langka<p><b>Oleh: Hana Ruhul Qisthi (Warga Belajar)</b> </p><p>Proses di KBQT adalah proses belajar yang memanusiakan manusia. Kami tidak dibebani nilai dalam orientasi belajar maupun pekerjaan rumah, melainkan kemanfaatan. Sehingga tak kutemui ada ‘anak bodoh’ di sini. Karena kami mendapatkan kepercayaan bahwa setiap diri memiliki kepintaran dan potensi masing-masing sesuai bidangnya.</p><p>Di tempat ini seperti ladang kebebasan untuk mengartikulasikan diri, berpendapat, belajar, bermain sesuai apa yang kami inginkan. Sehingga kata belajar tak terbatas oleh mata pelajaran dan kurikulum. Tidak kutemui gerbang pemisah antara kami dan warga desa. Tidak ada aturan harus berada di balik tembok saat belajar dan berkarya. Hingga sungai, sawah, mushola, kuburan, jalan raya, dan pasar menjadi tempat kami belajar.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgtHrpdmWE8iEgcA4HS2jFZ3Fqrhgxan152Bz2zL5iKCvTQHGpTrtZiNLCnCsgdlVr63Tl0l4Uiiz6CW8VEOc3Cz2vdi8jPTPgfz51GGLeX8E57JRAiC1Yki_PW6OEPGWyrz28VLfYJhb3EOiuml4gazrpSUfGWvtRX0UT0extkWg2r-qhCM-y4MMAKcQ=s1158" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="771" data-original-width="1158" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgtHrpdmWE8iEgcA4HS2jFZ3Fqrhgxan152Bz2zL5iKCvTQHGpTrtZiNLCnCsgdlVr63Tl0l4Uiiz6CW8VEOc3Cz2vdi8jPTPgfz51GGLeX8E57JRAiC1Yki_PW6OEPGWyrz28VLfYJhb3EOiuml4gazrpSUfGWvtRX0UT0extkWg2r-qhCM-y4MMAKcQ=w640-h426" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Hana dalam acara Gelar Karya</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Kami tidak dipatok kurikulum sebagaimana ada di sekolah-sekolah. Kami bisa mencipta kurikulum sendiri dengan diberi kesempatan dan kepercayaan. Ketika kami butuh memahami siapa itu Tuhan dan sejatinya hidup untuk apa, maka kami mencatumkan belajar tauhid, fiqh, tasawuf dalam kelas kami. Atau belajar tentang diri manusia, kami cantumkan psikologi, atau terkadang butuh sedikit berfilsafat dan belajar sastra maka kami berdiskusi dengan seseorang yang mengerti hal itu. Walau untuk sampai ke tempat tersebut kami perlu naik dua kali angkutan umum.</p><p>Ketika ingin dekat dengan alam dan melestarikan tumbuhan, maka kami belajar bertani bersama warga desa. Bahkan kami mendatangi warga, meminta kotoran sapi sebagai pupuk bagi tanah. Kadang pula ikut memanen jagung di sawah. Ketika ingin belajar menggambar, kami datangi seorang seniman yang rumahnya seperti galeri seni barsitektur khas peninggalan Belanda. Dari beliau kami mengerti dasar-dasar menggambar. Kami mengenali para tokoh seniman dunia semisal Leonardo da Vinci, Van Gogh, Salvador, dan masih banyak lagi lewat fasilitas internet yang disediakan.</p><p>Ketika ingin menyanyi, kami buat lagu, setelah itu menggelar acara tiap bulan bernama Gelar Karya. Pentas karya untuk menampilkan kreasi sesuai bidang kami masing-masing. Hal paling mengesankan dalam Gelar Karya adalah apa yang kami tampilkan adalah buah dari proses kami sendiri, bukan dari orang lain.</p><p>Itulah inti belajar kami di sini, yakni berkarya. Karena dengan berkarya, seseorang akan memberikan sumbangsih kemanfaatan bagi sesama. Kami juga tidak perlu pusing-pusing mengerjakan pekerjaan rumah. Jusru kami mencari masalah di rumah dan lingkungan untuk kami bawa ke sekolah, lalu kami tuang sebagai bentuk narasi permasalahan dengan menawarkan solusi yang kami sebut sebagai ide. Setelah selesai menulis, kami mempresentasikan ide masing-masing. Yang lain menanggapi,mengkritisi, serta menambahi untuk menyempurnakan ide tersebut. Yang kiranya mungkin untuk direalisasikan, kami realisasikan. Lalu seluruh ide dikumpulkan dan dijadikan buku. Biar rak-rak buku tak hanya terisi buku-buku orang lain tapi juga dari tangan kami sendiri.</p><p>Tiap hari Senin kami mengadakan ucapara. Bukan berdiri di lapangan dijemur di bawah terik mentari. Kami duduk melingkar, tidak berbaris. Tak ada yang di belakang atau di depan. Semua saling berhadapan satu sama lain. Diisi evaluasi kelas, forum, dan ide. Diawali presentasi, lalu saling menanggapi seperti adanya perubahan, kendala, atau target ke depan. Setelah semua terevaluasi, beranjak ke penulisan target selama seminggu ke depan. Kadang saya membuat target yang banyak, sehingga mengundang candaan dari kawan-kawan, “Targetmu kakehan, opo yo kelakon?”</p><p>Di sini semua orang adalah guru. Pendamping hadir di tengah-tengah kami sebagai orang yang mau mendengarkan keluh kesah kami. Mendengarkan mimpi-mimpi dan kisah kami. Sehingga terjadi suatu proses yang begitu romantis, saling mengisi dan berbagi. Pendamping menjembatani kami membuka mata terhadap pilihan-pilihan yang ada sehingga kami bisa memutuskan dengan diri kami sendiri apa yang kami pilih. Pula belajar bertanggung jawab dengan pilihan kami sendiri. Kami diberi kebebasan belajar, sehingga melahirkan kesadaran bahwa kebebasan kami ternyata dibatasi oleh kebebasan orang lain. Di tempat ini pula melahirkan pertemuan yang indah bersama orang-orang hebat.</p><p>Seniman, penulis, sutradara, pemain teater, mantan preman, dokter, motivator, kiai, santri, mahasiswa dan masih banyak lagi. Mereka datang membawa cerita-cerita yang membantu diri saya memahami bahwa perbedaan itu indah. Memaksakan manusia untuk seragam adalah kesalahan. Kami belajar menghargai pendapat orang lain karena setiap manusia punya cerita hidup yang membentuk diri, prinsip, dan pendapatnya.</p><p>Pertemuan melahirkan dialog, dialog melahirkan pemahaman bahwa dengan mau melihat pendapat orang lain kami tak akan merasa paling benar sendiri. Kesepakatan adalah tonggak tolok ukur apa yang nantinya kami jalani. Bukan aturan yang keluar dari bibir guru lalu harus ditelan paksa oleh anak didiknya. Pun bila ada kebijakan yang dikeluarkan dari para pedamping untuk warga belajar, tetap membuka ruang suara untuk tanggapan dan kritik.</p><p>Inilah proses belajar yang langka, kami yang masih remaja diberi kesempatan untuk mengutarakan pemikiran. Tidak dipaksa bungkam dan menerima tanpa melawan atau sekadar bertanya. Indah sekali. Sehingga kesempatan, motivasi, dan kepercayaan yang diberikan untuk kami membantu kami belajar berekspresi, mandiri dan mencari jati diri.</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-15957554537595240002021-12-27T06:18:00.002-08:002022-12-23T01:18:32.773-08:00Sekolahku Bukan Sekolah<p><b>Oleh: Rasih Mustaghis Hilmy (Warga Belajar)</b></p><p>Enam tahun menjadi murid di SMP-SMU Alternatif Qaryah Thayyibah (kini Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah) membawa saya dan sebelas teman lain pada perjalanan melewati masa remaja yang tak biasa, kerap dramatis. Tidak seperti ketika bersekolah di Sekolah Dasar, di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah saya dihadapkan pada situasi belajar yang tak sewajarnya sekolah pada umumnya. Oiya, judul tulisan ini diambil dari salah satu karya rekan seangkatan penulis di KBQT, almarhumah Maia Rosyida, yakni novel yang ceritanya diangkat berlatar situasi belajar di Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah.</p><p>Dahulu, proses belajar di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah tak terlalu banyak berbeda dengan sekolah lain, hanya dimulai lebih awal dan ditutup lebih lama dari sekolah biasanya. Sekolah dimulai pukul 06.00 pagi dan diakhiri pukul 14.30 sore, enam hari penuh kecuali hari jum'at. Satu jam pertama diawali dengan Matematika dan English Morning. Pukul tujuh istirahat untuk sarapan bersama, kemudian menyusul berbagai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru-guru relawan, istirahat siang, jama'ah zhuhur, tadarus Qur'an bersama, dan pulang.</p><p>Dasar pikirnya praktis; sekolah berkualitas tidak harus mahal. Ukuran kualitasnya pun sederhana; semakin banyak dan intensif jumlah jam pelajaran yang bisa diraih dalam satu minggu semakin baik. Proses Belajar Mengajar di SMP Alternatif Qaryah Thayyibah Menjadi murah dan intensif karena siswa yang semuanya berasal dari Kelurahan Kalibening tidak perlu berangkat ke kota. Waktu pulang pergi yang habis di jalan bisa dimanfaatkan untuk proses belajar, begitu pula ongkos transport dialihkan untuk membeli sarapan yang bergizi. Guru pengajar kami relawan yang kebanyakan merupakan staf harian Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT). Di sela-sela pekerjaan di organisasi, mereka menyisihkan waktu untuk mengisi mata pelajaran. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj1mcVnOQc272O_7kjXFZaEJdrPnwcmgJqyBJb2FOZ1Cq6fJNxSSybtJJDFwAKF-7aJyK_BH2tuwhE0qWLeJzVKfpOBK9aG7W9riTwLF5yffQ-vtul7NDSI2swuWgwN7V-oGn24YVBZrTxBqBG-a77diz7ljQSfSQRhvC6NfdJbEo-sXIrDY8ecCfzhCA=s2048" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1536" data-original-width="2048" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEj1mcVnOQc272O_7kjXFZaEJdrPnwcmgJqyBJb2FOZ1Cq6fJNxSSybtJJDFwAKF-7aJyK_BH2tuwhE0qWLeJzVKfpOBK9aG7W9riTwLF5yffQ-vtul7NDSI2swuWgwN7V-oGn24YVBZrTxBqBG-a77diz7ljQSfSQRhvC6NfdJbEo-sXIrDY8ecCfzhCA=w640-h480" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Hilmy (tengah) santap bersama teman-teman </i>KBQT</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>SPPQT adalah organisasi petani yang didirikan beberapa tahun sebelum SMP Alternatif dibuat. Pak Din, beberapa temannya, dan ratusan calon anggota melakukan kongres pertama pada tahun 1999. SPPQT berkembang pesat, pada saat SMP Alternatif berdiri anggota SPPQT sudah menjadi ribuan dan tersebar di beberapa kota dan kabupaten. SPPQT adalah organisasi yang menargetkan program pada petani serta hal-hal yang terkait pada petani.</p><p>Isu tentang komersialisasi pendidikan di Indonesia sangat ramai dibicarakan pada tahun 2003. Biaya pendidikan mulai merangkak, sementara subsidi pemerintah tak kunjung terasa. Atas dasar masalah itulah sekolah kami didirikan. SMP Alternatif Qaryah Thayyibah adalah bagian dari program besar SPPQT dalam bidang pendidikan, bahwa Anak-anak petani juga berhak mengenyam pendidikan yang berkualutas dengan biaya murah. Sebab itu nama sekolah kami adalah SMP Alternatif Qaryah Thayyibah. Sekolah kami adalah bagian dari serikat tani yang menjadi alternatif atau pilihan lain dari jalur pendidikan formal.</p><p>Meski materi pelajaran bersumber dari buku yang sama, ada hal mendasar yang menjadi pembeda antara sekolah kami dengan sekolah umum; proses belajar yang interaktif dan selalu dikaitkan dengan hal-hal yang terjadi di lingkungan kami tinggal. Menukil kalimat Prof. Muchtar Buchori; “ilmu pengetahuan adalah abstraksi dari kehidupan.” Karena itu (seharusnya) ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah tidak boleh terlepas dari konteks dimana sekolah itu berdiri, institusi pendidikan turut memberi sumbangsih sebagai penyelesai masalah, bukan sebaliknya menjadi sumber masalah baru.</p><p>Metode belajar inilah yang kemudian membuat kami menjadi sorotan para pengamat dan praktisi pendidikan di Indonesia. Di tengah isu industrialisasi dan komersialisasi pendidikan, muncul sebuah solusi dari tempat yang jauh dari pusat peradaban, sebuah praktik pendidikan kritis muncul dari sebuah desa yang jauh dari hingar bingar kota. Semakin hari semakin banyak tamu datang dari luar kota untuk melakukan observasi atau sekadar berwisata ke tempat kami. Semakin banyak lembaga-lembaga pendidikan yang menawarkan kerjasama. Hingga puncaknya tahun 2006 saat salah tiga dari teman kami menutup kelulusan SMP dengan Tugas Akhir bertajuk Lebih Asyik Tanpa UAN, yang kemudian dimuat di media cetak nasional.</p><p>Seiring perjalanan, nama SMP-SMU Alternatif diganti dengan Komunitas Belajar. Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah adalah lembaga pendidikan yang dinamis, terbentur pada satu ide ke ide yang lain, pada satu kenyataan ke kenyataan lain. KBQT terus berubah dari waktu ke waktu, seperti kebudayaan yang tak kenal final. Istilah ‘komunitas’ kemudian dipilih sejak ‘sekolah’ dianggap kurang menggambarkan proses yang terjadi di Qaryah Thayyibah. Komunitas Belajar terasa lebih egaliter dan lentur, sebuah upaya untuk membangun antitesa terhadap bangunan makna ‘sekolah’ yang terasa kaku dan hirarkis. Representasi atas relasi yang egaliter dan demokratis antara pendamping dan warga belajar serta materi pembelajaran yang secara pebuh direfleksikan dari kenyataan.</p><p>Guru yang dulu menjadi sumber utama pengetahuan siswa, kini tak lagi ada. Guru yang kini disebut sebagai pendamping beralih fungsi menjadi moderator, dinamisator dan fasilitator. guru berperan untuk menjaga atmosfir belajar supaya tetap mengarah pada hal-hal yang produktif. Tidak lagi menjadi subyek pengajar, guru melebur dengan siswa, bersama-sama menjadi subyek belajar yang saling berbagi.</p><p>Metode belajarnya juga berubah secara radikal. Jika dulu jam belajar dibagi-bagi menurut mata pelajaran seperti sekolah pada umumnya, kini berubah total menjadi berbasis proyek. Setiap siswa memiliki proyek pribadi dan kelompok yang sesuai dengan ketertarikannya. Dikerjakan menurut kemampuan dan kemauannya sendiri. Metode ini akan membenturkan siswa dengan kenyataan yang ia hadapi setiap waktu, siswa akan belajar secara terus menerus mengenali potensi diri serta lingkungannya, secara langsung bertemu dengan masalah-masalah untuk diselesaikan.</p><p>KBQT tidak pernah dirancang untuk menjadi seperti saat ini. Kondisi KBQT saat ini terjadi karena KBQT terbentur pada masalah-masalah yang dihadapi, dan terbentuk oleh rangkaian keputusan penyelesaian masalah yang diambil. Bentuk yang ada saat ini tidak ‘by design’, melainkan sebuah hasil konsekuensi logis. Artinya, sama seperti siswa-siswa yang belajar di dalamnya, KBQT sendiri secara institusi mengalami proses perubahan itu sendiri.</p><p>Untuk teman-teman yang saat ini aktif menjadi warga belajar di KBQT, penulis ingin mengingatkan bahwa wahana belajar yang ada saat ini adalah rangkaian proses panjang yang tidak terjadi secara seketika, kesemuanya dilahirkan oleh kenyataan yang direfleksikan oleh pendahulu-pendahulu kalian. Refleksikanlah kenyataan-kenyataan yang kalian temui, jadikanlah ia sebagai bahan untuk membuat karya-karya baru. Beranikanlah diri untuk mengambil resiko, tempa diri, terus belajar dan berbagi. Terakhir, Jangan pernah berhenti berubah, karena berhenti berarti mati, itu dalilnya.</p><div><br /></div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-66906326022056275182021-12-27T06:15:00.000-08:002022-12-23T01:18:32.776-08:00Perubahan KBQT dari Tahun ke Tahun<p><b>Oleh: Fina Afidatussofa (Pendamping Belajar)</b></p><p>Sebagai angkatan pertama, tentu ada banyak sekali kesan yang saya rasakan selama berproses di KBQT. Dari sejak komunitas ini masih menggunakan sistem sekolah, berangkat jam enam pagi untuk kegiatan english morning, ada ujian dan perebutan peringkat. Sampai pelan-pelan mengalami perubahan demi perubahan dan jadilah komunitas belajar.</p><p>Sekolah atau komunitas ini dinamis setiap tahunnya. Jika pada tahun pertama kami begitu padat dengan jadwal pelajaran dan berorientasi pada nilai, pada tahun ke dua suasana mulai semarak dengan proses belajar yang semakin enjoy dan banyak inovasi.</p><p>Pada zaman dimana internet belum mudah diakses oleh masyarakat bahkan pelajar, Pak Din sudah memiliki gagasan bahwa yang diperlukan dalam belajar bukan pagar sekolah, tapi koneksi atau jaringan. Internet unimited menjadi fasilitas paling menarik buat kami ketika itu. Jadi selain kami diajak untuk belajar mengenali desa mulai dari sejarahnya, isu-isu desa, masalah penduduknya, dan sebagainya, kami juga bisa terhubung ke berbagai jaringan di luar. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEixp7SZXiA-ROhpTRg1ofXNOiAxXsOFctLbm9TcfLaEs-3UeXatXDfS3KwxJrkGPk7_AbWP5kZ9fw4RbWRShQqcKnHEyfDu2mAY6nV8rIeQVYC33BaOvy9HGLgG1lNgBAnU7K8xEACAAxafeOaIzvI3nBY3arozqCq-MTpZimbx73GdfGZw5HU3bBlpwA=s712" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="712" data-original-width="510" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEixp7SZXiA-ROhpTRg1ofXNOiAxXsOFctLbm9TcfLaEs-3UeXatXDfS3KwxJrkGPk7_AbWP5kZ9fw4RbWRShQqcKnHEyfDu2mAY6nV8rIeQVYC33BaOvy9HGLgG1lNgBAnU7K8xEACAAxafeOaIzvI3nBY3arozqCq-MTpZimbx73GdfGZw5HU3bBlpwA=w458-h640" width="458" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Fina (tiga dari bawah) bersama teman-teman KBQT</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Di Qaryah Thayyibah saya banyak belajar tentang pentingnya melihat ke sekeliling dan mempelajari apa saja yang ada di sekitar. Kata Pak Din, agar kami tidak tercerabut dari akar. Proses belajar berupa wawancara ke masyarakat, menulis dan mempresentasikannya di depan kelas adalah kegiatan belajar kami sehari-hari.</p><p>Pak Din kerap mengatakan bahwa titik keberhasilan kami adalah mengenal desa sendiri dan menjadi orang bermanfaat. Local resources menjadi materi belajar yang tiada habisnya. Cita-cita Pak Din adalah kelak kami harus bisa berdaya di desa sendiri, mengenal dan memahami potensi desa serta mengupayakan berbagai hal positif untuk desa. Rasa cinta desa dan cita-cita untuk dapat berkontribusi pada lingkungan tempat berpijak adalah harapan yang dididikkan sejak bergabung di QT. Agar kami tidak tercerabut dari akar.</p><p>Tahun ke tiga kami mulai dikenalkan dengan projek dan karya bersama. Selain masih aktif dengan jadwal kelas harian, ada berbagai projek yang kami garap silih berganti. Mulai dari produksi film, budidaya belut, sampai rencana pembuatan kolam renang khusus muslim. Di tahun ke tiga ini kami mulai agak dibebaskan. Jadwal tidak sepadat tahun-tahun sebelumnya.</p><p>Bahkan pengelola mendeklarasikan di hadapan kami serta wali murid bahwa Qaryah Thayyibah tidak lagi terhubung dengan sekolah induk, karenanya QT kemudian mengadakan ujian mandiri dan ditiadakan ranking. Bagi saya ini nafas baru, semangat baru, dan langkah awal memecah pola menyeragaman. </p><p>Jadilah masing-masing individu mulai proses yang lebih dinamis lagi dalam upaya-upaya eksplore dan penggalian potensi diri. Setiap individu, mencoba berbagai macam minat. Hari-hari dihadapkan dengan beragam proses produksi, diskusi-diskusi dan pembahasan tentang mimpi-mimpi.</p><p>Saya yang ketika itu belum bisa memutuskan mau fokus di apa, mengikuti proses belajar apapun yang bisa saya ikuti di sekolah/komunitas. Menulis novel -naskah film- naskah teater, ikut jadi tim redaksi majalah, latihan musik, latihan vocal, bikin lagu, latihan gambar, latihan skect up, editing film. Bikin Forum Rohis, ikut forum gender, forum masak, forum sanggar, forum kepribadian, filsafat, teater, bahasa inggris, bahasa Arab, IT. Belajar astronomi, kesehatan, sastra, dll. </p><p>Untuk memantik semangat belajar kami sering diajak Pak Din ikut seminar pendidikan, dolan ke berbagai komunitas, ikut berbagai pelatihan, entah multimedia, penulisan novel, jurnalistik, dll. Agar kami memiliki jaringan dengan banyak orang di luar. Selain dengan para pendamping atau tutor QT, kami juga belajar dengan banyak sekali tamu yang berdatangan silih berganti, dan kemudian ada ikatan erat dengan QT. Kami merasa memiliki banyak sekali guru. Beragam orang berkunjung dan mumpuni di berbagai bidang. Kami bisa belajar apa pun. </p><p>Koneksi internet juga memudahkan kami mengakses ilmu serta terhubung dengan berbagai guru dimana saja untuk menunjang minat kami. Kata Pak Din kelas-kelas online adalah media belajar yang sudah harus mulai dibuka di era itu. Era dimana smartphone belum muncul ,dan online di rumah baru sebatas khayalan. Proses diskusi berbagai topik bahasan biasa di gelar dimana-mana. Di berbagai sudut sekolah, bahkan di "kantin" atau warung makan milik warga.</p><p>Rencana pembuatan karya, diskusi projek-projek, dan beramai-ramai unjuk gigi di acara Gelar Karya menghidupkan semangat kami untuk mengikuti ritme QT: Belajar dengan gembira dan berkarya sebanyak-banyaknya. Sebab kata Pak Din salah satu indikator menjadi manusia bermanfaat adalah memiliki karya. Jadi kami tertantang untuk selalu memikirkan target produksi.</p><p>Ketika itu selain projek karya individu, kami juga membentuk kelompok-kelompok untuk mendiskusikan karya apa yang mau ditampilkan di Gelar Karya. Terbentuklah berbagai kelompok lintas kelas yang bersinergi dalam pengerjaan karya. Sampai muncul berbagai production House. Season Family, Big Family, MR Cinimage dsb.</p><p>Pada pertengahan masa SMU (Kami menyebutnya Sekolah Menengah Universal), saya mulai ambil fokus minat. Selain berusaha memfasilitasi anak sesuai kecenderungannya, QT juga mengenalkan pentingnya berjejaring dan terhubung dengan banyak orang yang sefrekuensi di luar. Kebetulan di tahun-tahun itu ada penerbit datang ke komunitas untuk mencari naskah novel yang bertemakan pesantren. </p><p>Kebetulan pula saya sedang gandrung-gandrungnya dengan dunia pesantren dan mulai menulis novel pertama dengan tema tersebut. Saya pikir jarang sekali ada novel yang mengangkat tema itu. Bertepatan dengan rampungnya novel tema santri setelah sebelumnya ijin kelas selama seminggu untuk penggarapan naskah, direktur sebuah penerbit Mayor Jogja (LKIS) sambang ke QT dan meminta naskah bertemakan pesantren untuk diterbitkan.</p><p>Masa itu LKIS tengah merintis anak penerbit yang khusus menerbitkan naskah-naskah novel dengan latar pesantren. Sejak saat itu, dunia minat yang saya jadikan fokus dalam hal skill adalah dunia kepenulisan, disamping hal yang berkaitan dengan multimedia. Selain masih tetap mengikuti forum-forum serta beragam program belajar yang ada di QT, fokus utama saya adalah pendalaman kajian kitab pondok dan menulis. Penerbit secara intens dan berkala mengajak kami bedah novel di berbagai pesantren dan melibatkan dalam even-even sastra. Kemah sastra santri menjadi even tahunan yang menghubungkan tidak hanya dengan berbagai sastrawan tapi juga dengan para penulis pesantren. </p><p>Pendamping kelas kami, Pak Ahmad, pernah menuturkan bahwa selain memilih fokus skill sebaiknya kami juga musti memilih fokus keilmuan. Jadi selain tetap belajar secara random dan variatif melalui forum-forum dan kelas, saya memilih sastra, multimedia serta ilmu agama untuk menjadi titik fokus. Sebab QT bukanlah sekolah yang mengikat. Dengan semangat belajar dimana pun, jadilah ketika itu setiap tahunnya saya selalu ada waktu ijin untuk belajar ke beberapa pesantren dan mengkhatamkan ikitab- kitab dalam kurun waktu tertentu.</p><p>Didampingi wali kelas, saya membentuk forum Rohis yang kemudian diisi dengan diskusi beberapa kitab. Di QT, selain bisa mengikuti berbagai forum yang sudah lama terbentuk, siapa pun boleh membentuk forum apapun yang disukainya lalu mengajak kawan lain dari kelas mana saja untuk bergabung. Segala inisiatif selalu ada dukungan dan diiringi rasa percaya serta apresiasi juga pendampingan. Sedang konsep pendampingannya adalah dengan belajar bersama. </p><p>Karena selain di QT saya juga jadi santri kalong di PPHM (pondok yang ada di desa), saya kemudian ambil benang merah dari proses belajar yang saya jalani. Pendalaman ilmu agama intens di pesantren dan kemudian QT adalah wadah untuk mengasah skill dan menambah wawasan serta ragam wacana. </p><p>Bagi kami QT bukan sebatas tempat untuk mengasup berbagai macam pengetahuan, apalagi sekedar cari ijazah. Tapi juga wadah untuk memantik semangat berproduksi, semangat berbagi inspirasi, saling bersinergi dalam bebagai hal positif, dan wadah belajar apapun dalam upaya berbaikan serta peningkatan diri.</p><div><br /></div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-80251537644451850952021-12-27T05:18:00.003-08:002022-12-23T01:18:32.777-08:00Dari Qaryah Thayyibah Hingga Bangku Kuliah<p><b>Oleh: Rizka Indah Anggraini (Warga Belajar)</b></p><p>Sebelum menginjakkan kaki di tanah Salatiga yang dinginnya tidak masuk akal kala itu, saya adalah seorang murid sekolah formal yang didoktrin ini-itu mengenai pendidikan. Penuh larangan dan persaingan, harus ini harus itu, jangan ini jangan itu. Satu tahun terjebak dalam sistem pendidikan –yang jelas- membosankan dan penuh tekanan, saya kira hal yang lumrah terjadi di sekolah manapun di dunia ini. Ketidaksiapan untuk kembali ditekan adalah alasan saya menangis selama beberapa awal minggu resmi bergabung di QT. </p><p>Saya adalah tipe perempuan yang waktu itu susah berbaur dengan orang baru. Masuk ke QT di tingkat kelas dua SMP, tentu masih sangat belia untuk bisa memahami realita pendidikan di Indonesia. Awal pertanyaan tentang QT sebagai pendatang baru, "Kenapa begini? Bagaimana saya bisa bertahan untuk waktu yang tidak bisa diprediksi?"</p><p>Namun nyatanya, yang saya butuhkan sebenarnya adalah sebuah keberanian, dan QT mau mendampingi saya dalam memenuhi kebutuhan itu. Berjalan perlahan, mengikuti pola yang sudah diterapkan dan kemudian menyadari bahwa inilah dunia baru yang menyenangkan. Saya tidak harus takut dipanggil guru sebab sepatu hitam atau seragam saya basah akibat hujan semalam. Tidak harus pula berdiri di depan kelas karena lupa membawa buku pelajaran. Tidak mendapat omelan super panjang dari guru galak karena tidak mengerjakan PR. Dan pastinya, saya tidak harus mempelajari bidang yang sama sekali tidak saya sukai. </p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEitLdlwBaZuX6yp8M3VImwc8dj1_iKDXOLplAvFNty-TEQfxaQNrrtUZkyG6VtWyeIztTfto5Tkyug6cTtwCTnMk84NpUNJ9qMec1jpLw4dHubbpcY7rTwAuGPa0nyRJ0jZpZo3sSjZGOgC0qDOoQte_KCMTPl635PPu9HOuh37Bk_jTUy7l3WEAf76IA=s640" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="640" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEitLdlwBaZuX6yp8M3VImwc8dj1_iKDXOLplAvFNty-TEQfxaQNrrtUZkyG6VtWyeIztTfto5Tkyug6cTtwCTnMk84NpUNJ9qMec1jpLw4dHubbpcY7rTwAuGPa0nyRJ0jZpZo3sSjZGOgC0qDOoQte_KCMTPl635PPu9HOuh37Bk_jTUy7l3WEAf76IA=w640-h640" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Anggi (paling kanan) bersama teman-teman KB</i>QT</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Di QT, saya bergabung di kelas yang waktu itu hanya ada empat remaja. Tiga perempuan dan satu lelaki, lalu saya menjadi anggota kelima yang masih ikut berjalan ngalor-ngidul mencari kesibukan. Satu kelas hanya ada lima anak, sebuah fakta yang berlainan dari sekolah saya sebelumnya. Dulu, ketika menjadi siswa yang harus menatap papan tulis hitam selama sembilan jam sehari, saya nyaris tidak pernah mendapat kesempatan untuk sungguh belajar. Guru mencari jawaban yang benar, sementara jawaban saya salah dan otomatis hukuman berupa PR saya bertambah. </p><p>Sedangkan di QT saya menyadari bahwa yang dicari dari sebuah pelajaran adalah ‘kesalahan’, karena dari situlah akan ada diskusi mendalam yang kemudian bisa pantas untuk disebut ‘pelajaran’. Di sekolah pada umumnya, guru menambah beban PR tanpa memberi solusi cara pengerjaan yang sederhana agar murid yang tergolong ‘bodoh’ lantas mengerti, paham, kemudian bisa menjawab dengan benar. Di QT, kegagalan dan kesalahan seakan hal yang wajib. Kami harus salah untuk bisa belajar menjadi benar. Kami harus gagal untuk menjadi berhasil. Itu yang baru saya sadari setelah bertahun-tahun berendam di QT. Sebuah kesempatan untuk lebih mengenal diri sendiri muncul dari setiap kesalahan yang kami perbuat. Para pendamping tidak memberi teguran keras, hukuman maupun ancaman, melainkan menjadi sosok yang mengarahkan dengan segala sisi afeksi yang candu. </p><p>Saya dibebaskan kemana saja, ikut kelasnya siapa, belajar apa saja yang saya suka. Masih sangat segar di ingatan saya soal selalu membawa tabloid ke QT. Menentengnya kemana-mana dan menjadikannya hiburan di sela-sela kegiatan. Sekarang, coba sebutkan sekolah mana yang membolehkan siswanya membawa tabloid gosip ke sekolah? Tidak hanya itu, semua orang bebas mendengarkan musik. Terdengar sederhana tapi sangat berharga. Kebebasan-kebebasan kecil yang menjadi jalan saya mencari jati diri.</p><p>Saya tidak ingat jelas forum apa saja yang pernah saya ikuti. Di antara forum teater, film, tari, sampah, bahasa Inggris, vokal, hingga forum menulis, mungkin bidang-bidang itu yang pernah saya cicipi selama lima tahun di QT. Dari tingkat dua SMP hingga tamat SMA. Dari sekian banyak forum itu yang paling membekas adalah forum menulis. Entah kapan tepatnya saya tertarik dalam bidang kepenulisan, baik sastra maupun jurnalistik. Karena ketika saya mempelajari kedua hal itu di QT ada gairah yang tiba-tiba membuncah begitu saja. Saya hanya tahu bahwa: saya nyaman mempelajarinya, dan saya ingin suatu saat kebahagiaan saya didapat dari hal itu.</p><p>Ada sensasi menyenangkan ketika saya menulis puisi kecil-kecilan, cerpen, dan membagi ide-ide itu kepada teman sekelas. Ada getaran yang indah setiap kali mereka memberi apresiasi, dukungan, dan masukan. Lalu, lagi-lagi saya baru sadar, itulah yang seseorang butuhkan untuk berkembang. Manusia butuh pendengar untuk segala imajinasi yang sebelumnya tidak pernah tertangkap oleh kalimat. QT menjadi pendengar yang ikut menangkap imajinasi itu lalu mengolahnya bersama-sama menjadi sebuah karya yang elok dan harus diperjuangkan. </p><p>Itu yang saya suka dari QT. Sebuah rumah dan keluarga yang tidak akan mencerca ide dan gagasan, seusil dan sereceh apapun. QT menjadi penyangga, jembatan, dan segala hal yang dibutuhkan hingga seseorang bisa menyeberangi perdebatan tentang; “Apa yang sebenarnya saya inginkan?”</p><p>Katakanlah lima tahun menjadi keluarga QT, saya lebih banyak menceburkan diri di bidang menulis. Saya bergabung di Freedom Writers (FW), sekelompok remaja yang ide-idenya layak diperhitungkan dan dibagi untuk memicu semangat. Di FW, saya seperti mendapatkan vitamin bahwa hal-hal yang berkelebat di benak saya akibat terlalu banyak membaca memang harus dituangkan. Di Freedom Writers itu, untuk pertama kalinya saya merasa berhasil menjadi penulis karena bisa menerbitkan buku antologi cerpen bersama kawan-kawan. Buku kumpulan cerpen fiksi tentang perjuangan dengan berbagai tema yang membuat saya percaya, kalau mungkin keterampilan inilah yang akan saya bawa ke depannya.</p><p>Anggap saja kertas dan pena adalah sahabat setia yang akan selalu mendengarkan keluh-kesah dan segala khayalan. Dimulai dari hal-hal sederhana seperti menulis diari dan puisi. Segala rasa dan emosi bisa terungkap pada dunia dengan cara yang indah. Tidak menjadi sampah di otak yang hanya akan membuat pikiran menjadi kusut dan cenderung bertindak negatif. Menyimpan hal-hal yang positif di dalam otak dan hati, tentu hal itu juga akan berimbas pada kehidupan yang lebih positif. </p><p>Belakangan saya baru menyadari bahwa kegunaan dan fungsi diari sangatlah penting. Diari menjadi semacam kamera pengintai dan rekam jejak pejalanan hidup. Kita bisa melihat kilas balik bagaimana dulu dan sekarang, apa yang berubah, apa yang sudah tercapai, dan apa yang ditinggalkan demi satu yang difokuskan. Saya merasa bahwa menulis diari adalah sesuatu yang sebentar lagi akan punah jika tidak kembali dihidupkan. Dan sangat beruntung karena saya mulai membiasakan menulis diari sejak di QT. </p><p>Selain bidang sastra, saya juga tertarik dengan bidang jurnalistik. Dua hal itu saling berkesinambungan, karena keduanya adalah proses menuangkan sesuatu dalam bentuk tulisan. Hanya saja sastra adalah soal kebebasan, sementara jurnalistik adalah perkara yang tetap diawasi oleh aturan. Bergabung di E-La2ng, buletin bulanan QT, saya menemukan dimensi baru yang kemudian menjadi alasan saya memilih bidang komunikasi, khusususnya jurnalistik di bangku perkuliahan. Hmm, kata siapa anak QT tidak bisa kuliah?</p><p>Saya diberi hak untuk memutuskan apakah harus ikut ujian akhir dan mendaftar ke perguruan tinggi atau tidak. Sekali lagi, QT adalah jembatan yang kokoh dari daratan skill menuju daratan cita-cita. Apa yang saya pelajari di QT, ternyata membuahkan hasil yang terbilang membanggakan. Banyak dosen bertanya ketika saya masih menjadi mahasiswa baru, “Lulusan mana?”</p><p>Dengan mantap, saya menjawab, “Qoryah Thayyibah!”</p><p>Seiring berjalannya waktu, mereka lantas berkata, “Pantas saja bisa, karena dia dari Qoryah Thayyibah.”</p><p>Darimana pendapat itu berasal? </p><p>Dari saya yang terbiasa unjuk tangan untuk pengerjaan sebuah film, baik proyek mahasiswa maupun untuk keperluan mata kuliah. Meski hanya berdurasi pendek dan tidak akan bisa disandingkan dengan film-film hasil kreasi anak QT lainnya, setidaknya saya memiliki konsep dan prinsip saya sendiri. Dari saya yang banyak mendebat hasil presentasi sesama mahasiswa maupun dosen pengampu yang tidak sesuai dengan fakta, atau paling tidak sama dengan buku. Lalu orang-orang mulai mengenali saya sebagai kutu buku, seperti yang para keluarga QT tahu tentang saya. </p><p>Di QT, semua yang kami kerjakan hasil pikiran sendiri. Tidak ada yang namanya mencontek apalagi plagiat karya orang lain. Ternyata hal itu sangat berguna ketika saya dihadapkan oleh tugas-tugas kulah. Jangan sampai plagiat! Saya mengutamakan hasil bacaan yang mulai terasah semenjak bergabung di FW menjadi bahan presentasi dan tugas akhir.</p><p>Dan dari saya yang sekarang jadi lebih mudah bergaul dengan lingkungan sosial baru. QT menjadi beribu-ribu tangan yang mengajarkan saya untuk berani tampil dan bersuara. Tidak disangka, keberanian itu yang memaksa saya untuk mengambil program magang kuliah di salah satu koran daerah dari surat kabar nasional Jawa Pos. Mengandalkan keberanian saya yang dimulai dari bicara di depan kelas hingga di depan satu sekolahan, saya menjadi salah satu mahasiswa magang wartawan selama tiga bulan di Jawa Pos Radar Semarang. Mengandalkan keterampilan menulis saya hingga rupanya memang tulisan saya layak dipublikasikan. Itu artinya saya berhasil. Berhasil menulis dan menyuarakan keinginan saya. </p><p>Saya anggap sedang menghadapi kawan sendiri ketika berhadapan dengan orang baru. Mengingat serunya menjelaskan berbagai hal ketika upacaran dan Gelar Karya, semangatnya harus seperti itu. Berjuang di bidang kepenulisan seperti ketika saya bertahan untuk Freedom Writers dan E-La2ng. Andaikan ditanya, “Apa kegiatan yang sangat saya suka di QT?” maka tanpa ragu saya akan menjawab, “Banyak!”</p><p>Saya suka gaya upacara ala QT. Tidak berpanas-panasan di lapangan sebelum sarapan, tidak berdiri berjam-jam dengan pura-pura menjadi siswa yang baik dan penurut. Upacara versi QT adalah mengevaluasi apa yang sudah kami lakukan, apa yang akan kami lakukan, dan apa gagasan kami agar kehidupan ini bisa menjadi lebih baik. Menurut saya itu penting. Teman-teman akan mengingatkan target kami, memberi solusi dari kegiatan atau target yang belum terselesaikan sesuai ekspektasi, dan turut menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk merealisasikan sebuah gagasan. </p><p>Selain itu, juga ada kegiatan bulanan bernama Gelar Karya tiap akhir bulan. Di acara itu semua anak diberi waktu menunjukkan apa yang sudah ia pelajari dari produksi dalam satu bulan. Kepanitiaan Gelar Karya bergilir setiap kelas dengan konsep-konsep yang beragam. Dengan adanya Gelar Karya, kami perlahan menjadi manusia yang aktif. Kami memproduksi apapun sesuai bidang yang ditekuni. Saya pribadi banyak menampilkan karya-karya tulis berupa puisi, cerpen, maupun novel. Hanya beberapa tahun sebelum lulus dari QT, saya mencoba tampilkan tari modern karena ketertarikan saya terhadap K-Pop. Di Gelar Karya itu pula kami terbiasa menjadi Event Organizer yang pastinya sangat berharga ketika sudah mengembangkan diri di tempat lain. </p><p>Ada satu hal yang sederhana namun luar biasa penting dari kegiatan wajib upacara dan Gelar Karya di QT. Yaitu dukungan dan pesan dari Pak Din agar kami senantiasa menjadi manusia yang tidak pemalu, menjadi seseorang yang punya suara, dan sosok yang tak akan lelah berkarya. Karena itu adalah alasan terpenting untuk bersaing dengan cara sehat di dunia ini. Ada satu lagi kegiatan saat itu; Evaluasi. Yaitu sebuah catatan pribadi yang dulu diterapkan di kelas saya. Evaluasi berupa catatan hasil belajar kami dalam sehari, seminggu, dan sebulan tentang beberapa hal. Seperti contoh: buku bacaan, hapalan surat pendek, pengetahuan baru, karya, dan sebagainya.</p><p>Dari evaluasi semacam itu saya jadi tahu apa kekurangan saya dan apa yang harus saya kurangi agar semuanya imbang. Membidangi satu hal dengan sangat profesional memang penting, namun dengan adanya evaluasi tentang hal-hal umum, menjadikan kami tidak akan mati kutu apabila bertemu orang baru dengan kebiasaan dan budaya yang berbeda.</p><p>Kami jadi tahu cara bersikap dan yang pasti kami bisa berbaur dengan mudah karena memahami apa yang mereka bicarakan. Sederhananya, kita tidak akan menjadi pendiam di suatu tempat dengan pembahasan-pembahasan yang acak dan asing, karena di QT, kami terbiasa untuk tahu ‘segalanya’. Kami diberi kesempatan untuk menjajal semua bidang sebelum akhirnya memutuskan apa yang sebenarnya mampu kami lakukan dan akan kami perjuangkan hingga akhir hayat nanti.</p><p>Singkat kata, QT adalah rumah yang menyenangkan. Damai, penuh kasih sayang dan kedamaian. Tempat saya dibesarkan dan dibimbing hingga menjadi ‘orang’, tempat saya bisa merasakan betapa pentingnya persahabatan dan kekeluargaan. Masa lalu dan masa sekarang yang akan menemani saya menuju masa depan.</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-52494150811518523902021-12-27T05:11:00.006-08:002022-12-23T01:18:32.775-08:00Sama-sama Belajar di KBQT<p><b>Oleh: Abyz Wigati (Wali Murid)</b> </p><p>Kami sepakat mengizinkan ananda Dzikri mengikuti program pembelajaran di KBQT. Awalnya bukan karena yakin bahwa di komunitas ini proses belajarnya pasti baik, tapi lebih pada merasa harus yakin dan percaya terhadap pilihan anak, karena anak yang akan menjalani, anak juga yang akan merasakan manfaat maupun risiko yang harus ditanggung sebagai konsekwensi untuk bertanggungjawab atas pilihannya. Jadilah kami melepas ananda dan antusias mengikuti info-info kegiatan dan perkembangan prosesnya yang selalu di posting di media sosial.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjtq5hP4QaMIX_p56wec0u4lm0yaeWTguMBPSr-k22l1w6xQBgOn4vahGSxzmeL_cKpXnytvK19k4tcucvvgACt8zYNBFGYFpwScEqT6hCgtt4nD_NkQQS538fPDi0QgSnOYCPB7Bke_7vcB1xAeeA1BGUK4Hkf0QRIvWSHiriwy2eobRK3l7DyiKBI6w=s864" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="576" data-original-width="864" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEjtq5hP4QaMIX_p56wec0u4lm0yaeWTguMBPSr-k22l1w6xQBgOn4vahGSxzmeL_cKpXnytvK19k4tcucvvgACt8zYNBFGYFpwScEqT6hCgtt4nD_NkQQS538fPDi0QgSnOYCPB7Bke_7vcB1xAeeA1BGUK4Hkf0QRIvWSHiriwy2eobRK3l7DyiKBI6w=w640-h426" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Bu Abyz Wigati (paling kiri) bersama putranya dalam Pameran Karya</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Proses komunikasi dengan pendamping belajar dan ananda rutin kami lakukan meskipun jarak jauh, kami tinggal di Malang.</p><p>Di KBQT, peluang untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran sangat besar, setiap anak memang punya kebebasan penuh untuk memilih dan menentukan apa yang ingin dan perlu dipelajari, ini sesuai dengan standart nilai yang kami berlakukan dalam keluarga, bahwa setiap kita boleh belajar apa saja, di mana saja, kapan saja dan dengan siapa saja, bahwa setiap kejadian dan perbuatan kita sehari-hari pada dasarnya adalah proses belajar, karenanya ananda Dzikri meski jauh dari orangtua tak banyak mengalami kesulitan ubtuk beradaptasi dengan ‘sistem’ merdeka belajar yg diterapkan di KBQT. </p><p>Sesuai dengan minat belajar dan passion yang ingin ditekuninya, ananda memilih bergabung dengan forum komik (menggambar) dan forum bahasa inggris. </p><p>Jujur saja, ananda sering juga menyampaikan pada kami bahwa tantangan yang terberat dalam menjalani proses belajar di KBQT adalah rasa MALAS, mengapa? Karena kebebasan berproses belajar berkonsekwensi pada tidak adanya pemaksaan dan tekanan untuk segera menyelesaikan target belajar yang telah dibuatnya, hal ini membuatnya terlena mengabaikan target yang telah ditetapkannya sendiri. Berbeda dengan di sekolah formal yang punya segambreng aturan mengikat yang akan memaksa anak untuk harus menyelesaikan target belajar. Selain ‘malas’ kecerobohan penggunaan keuangan juga pernah terjadi.</p><p>Nah, ini menjadi pembelajaran menarik bagi kami (orangtua dan ananda sendiri), tetap focus pada proses terbaik adalah prinsip yang kami pegang teguh dalam mengasuh dan mendidik anak, karenanya kami juga tidak banyak mengintervensi proses belajar yang dijalani ananda, kesalahan demi kesalahan yang ananda lakukan dan risiko-risiko sebagai dampak dari perilaku salahnya termasuk rasa malas yang dialami, tidak kami anggap sebagai ‘pengganggu’proses belajar, namun kami tetap komunikasikan agar kejadian tersebut bisa menjadi bahan dalam proses belajar yang dijalani. </p><p>Bagi yang belum terbiasa tentu sulit memahami bagaimana bisa orangtua tidak gelisah dan tidak menegur kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak, biasanya kami cukup menanyakan, “Lalu bagaimana kamu mengatasinya?” atau “Menurutmu apa yang cocok untuk dilakukan?” atau”Kira-kira orangtuamu pasnya mesti bagaimana?” Jadi kami tidak menerapkan hukuman atas setiap kesalahan anak tetapi lebih melakukan proses diskusi untuk saling memahami di mana letak errornya dan bagaimana upaya yang bisa dilakukan orangtua dan ananda sendiri untuk mengatasi agar menjadi lebih baik. Proses ini membuahkan tumbuhnya tanggungjawab dan kemandirian yang terus berkembang dengan baik. Kok bisa? Karena sistem merdeka belajar, pendamping belajar dan pengelola KBQT lainnya termasuk Bapak asuh bersama-sama dengan kami selaku orangtua bisa saling bersinergi satu sama lain. Kami saling mengomunikasikan setiap hal yang dirasa perlu dan memperlakukan anak secara sama sesuai yang kami pahami sebagai perlakuan terbaik pada anak.</p><p>Jadi selama 3 tahun, tak hanya ananda yang mengikuti proses belajar di KBQT, kami orangtuanya pun turut serta terlibat dalam prosesnya melalui forum sharing maupun dalam proses komunikasi personal. Keaktifan terlibat membuat kami lebih banyak paham tentang berbagai hal terkait kebutuhan belajar anak dan kebutuhan pengembangan dirinya. Keterbukaan pihak KBQT dalam menerima masukan dari para orangtua menjadi keseruan tersendiri karena itu berarti sistem dalam proses belajar di KBQT bisa sangat cair dan mudah berubah sesuai kondisi dan kebutuhan yang cepat sekali harus ‘up to date’</p><p>Hal lain yang juga kami rasakan sebagai bentuk pembelajaran adalah ketika bisa mengenal para orangtua anak-anak yang lain juga gaya-gaya teman ananda yang beragam dalam mengaktualisasikan potensi dirinya. Pastinya tak ada yang sama dengan kami, namun di KBQT tak ada yang paling benar dan tak ada yang salah. Semua dilebur jadi sebuah proses untuk mencapai kebaikan. </p><p>Meskipun kami termasuk orangtua yang ‘cerewet’ banyak komentar, masukan, kritik, saran dan sebagainya terutama kepada pendamping belajar ananda, namun pastinya tiga tahun belajar bersama di KBQT menjadikan kami semua merasa lebih mantap dalam berproses menghadapi hidup. </p><p>Terima kasih semuanya…….</p><p>(emak-bapak’e Dzikri)</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-13363704396924445242021-12-27T05:03:00.005-08:002022-12-23T01:18:32.772-08:00 Menjadi Guru? Oh Tidak!<p><b>Oleh: Wiwin Sumirat (Pendamping Belajar)</b></p><p>“Menjadi guru? Ooh tidak!”</p><p>Itu pernyataan saya ketika awal kelar kuliah sebagai sarjana pendidikan. Dalam bayangan saya, guru itu tidak keren, guru itu tidak asyik, guru itu lempeng-lempeng saja, dan guru itu gajinya (maaf) di bawah rata-rata. Karena tolak ukur saya masih soal keberhasilan finansial, jadi keinginan saya ya kerja yang asyik, bisa kemana-mana (senang keluyuran), jadi wartawati. Itu yang menurut saya kerjaan asyik dan berwawasan luas. Atau setidaknya mewujudkan cita-cita kecil saya; ‘bakul daging’ yang berhias kalung, gelang, cincin, duitnya ratusan ribu uwel-uwelan. Saya pun ngeyel pada diri sendiri untuk mewujudkan cita-cita itu.</p><p>Rupanya kengeyelan akan berubah jika kita mampu belajar dari apa yang kita lakukan dan kita temui. Banyak sajian hidup bagi saya sewaktu masih kuliah menunggu wisuda (waktu itu saya kuliah 8 tahun baru kelar), banyak tawaran untuk mengajar dari mulai bimbel hingga parttime di sekolah umum. Di situ saya masih membuktikan dugaan saya bahwa memang menjadi guru cuma gitu-gitu aja.</p><p>Sampai suatu ketika saya bertemu teman dan diajak ke suatu desa di batas kota Salatiga, yang katanya ada sekolah alternatif dan butuh pendamping, yaitu Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah. “Ini sekolah model apa lagi,” pikir saya waktu itu.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgzunjZ6BE4eHxvJ-LknkQwGEYbqrLKw_Pl5BPcRK98wefxgrTQt1c3XbG0PzoMzAbAfrUYqovn8NrhgvcojTc5DLOyfHMs4Dg0ZvhVLXBjGMBKGLOdYKN8PPI9JWnfiBsu4VN2APmeBBnAgCJ85dSffmo8SqhRyHFECv2JAJZ9UqoEkoZbTSGkYVPtnw=s960" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="545" data-original-width="960" height="364" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEgzunjZ6BE4eHxvJ-LknkQwGEYbqrLKw_Pl5BPcRK98wefxgrTQt1c3XbG0PzoMzAbAfrUYqovn8NrhgvcojTc5DLOyfHMs4Dg0ZvhVLXBjGMBKGLOdYKN8PPI9JWnfiBsu4VN2APmeBBnAgCJ85dSffmo8SqhRyHFECv2JAJZ9UqoEkoZbTSGkYVPtnw=w640-h364" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Bu Wiwin (baju kuning) bersama warga belajar</i></td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Proses belajar di KBQT yang berbasis pada kebutuhan anak menjadi sangat menyenangkan. Karena semua anak berkebutuhan khusus, sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Sekolah alternatif ini dikenal dengan sekolah yang bebas. Perlu digarisbawahi, bebas disini bukan berarti terserah semaunya tanpa aturan, bukan begitu. Bebas yang dimaksud adalah bebas menuangkan ide, bebas berekspresi sesuai bakatnya, bebas memilih pilihan proses hidupnya, dan bebas-bebas yang positif lainnya, termasuk bebas seragam sekolah.</p><p>Pendamping tidak harus smarter than student, karena posisi belajarnya lebih pada peer teaching. Bedanya, pendamping berusia lebih tua daripada yang didampingi. Usia lebih tua dianggap sudah melalui proses hidup yang lebih matang dan mampu menjadi pengayom bagi yang lebih muda. Meski begitu, sekarang wajah saya tetep tampak lebih muda daripada anak-anak yang saya dampingi saat itu di kelas Star Image dan kelas SaRuNGI, seperti Muna, Sofyan, Ahad, Bayu, Topik, Ilmi, Isti, dan lain-lain.</p><p>Proses pendampingan belajarpun asyik. Anak-anak bebas menentukan capaian belajar mereka, sesuai inquiry mereka. Pendamping menyesuaikan dan membantu mendapatkan fasilitas, baik berupa materi atau bahan lainnya untuk proses belajar, dan itu dilakukan bersama anak-anak. Tempat belajar juga bebas sesuai kebutuhan belajar, lha wong Gusti Allah sudah menyediakan alam raya untuk menjadi media belajar, alam takambang jadi guru.</p><p>Setiap kali naik angkot dari kos menuju KBQT bersama ibu-ibu yang pulang dari pasar, saya selalu dengar mereka mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan. Belum lagi keluhan perilaku anak sekolah yang bikin senewen. Saya hanya bisa mendengarkan dengan seksama dan berdoa semoga semua sistem sekolah di Indonesia segera mendapat hidayah agar memerdekakan anak dalam belajar.</p><p>Pada akhirnya, sekarang saya menikmati sebagai guru yang berperan sebagai pendamping anak. Sebab saya melihat bahwa setiap anak itu unik, dan keunikan anak itu asyik dipelajari. Bayaran terbesar seorang pendamping itu adalah ketika ada perubahan anak, dari yang belum tahu menjadi tahu, mampu membaca kondisi di lingkungan sekitar, baik dengan sesama atau dengan alam dan kemudian mampu berempati terhadapnya. Yang terpenting, anak menjdi lebih bertambah baik akhlaknya.</p><p>Yang pasti, sampe saat ini meski sudah tak lagi mukim di Salatiga, saya masih merasa dekat dengan KBQT. Saat ini, di komunitas bank sampah kampung sebagai wadah kegiatan orang tua dan anak, maupun di sekolah tempat bekerja sekarang, saya tetap ‘meracuni’ proses pendidikan dengan memerdekakan anak. Saya juga masih sering melibatkan teman-teman KBQT untuk berbagi ilmu dengan anak-anak kampung saya saat ini. Anak-anak dampingan di sinipun sangat ingin berkunjung sambil belajar singkat dengan teman-teman di KBQT. Betul-betul rindu rasanya.</p>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-91793472494488098882021-12-27T05:00:00.004-08:002022-12-23T01:18:32.778-08:00Ziarah Pembelajaran di KBQT<p><b>Oleh: Ahmad Muhammad Nizar Alfian Hasan (Pendamping Belajar)</b></p><p><br /></p><p>Menziarahi perjalanan terhubung sampai kemudian terlibat berkala dalam beberapa kegiatan KBQT sekarang, bukan proses yang mudah bagi saya pribadi. Di samping karena bentuk keterlibatan yang sebetulnya tentatif, pada akhirnya tidak banyak pula rekaman yang membekas, sehingga terlalu dangkal endapannya. Ziarah ini berawal dari mengenal Qaryah Thayyibah sebagai ‘oase’ di tengah keringnya harapan atas situasi pendidikan nasional di sekitaran tahun 2005. Entah seperti apa konteks sebenarnya pada saat itu, namun sedikit banyak saya jumpai dalam artikel dan berita di media masa, memuat ungkapan keprihatinan dan keputus-asaan atas situasi pendidikan nasional pada saat itu.</p><p><br /></p><p>Sebuah ‘frame’ sempat saya dapat ketika sedang magang kerja di Bandung. Tergelar sebuah acara berskala nasional dengan topik “Pendidikan Untuk Semua” dan ada nama Gus Dur terpampang di baliho publikasi acaranya. Saya yang hanya punya minat, namun berbekal sedikit sekali wawasan tentang praktik pendidikan –kecuali yang saya alami sejak SD hingga kuliah di perguruan tinggi negeri- mulai berpikir bagaimana caranya bisa mendalami lebih jauh wacana kritis dan praktik pendidikan yang kontekstual dan lebih adil di negeri ini. Tentu saja ‘frame’ Pendidikan Untuk Semua ini menjadi awal tolok ukur saya mengamati dan mencari praktik pendidikan yang ada saat itu.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiUnRj_w0NHlw0h4YifzDtGT7Po6QqGak0oNOKLlHwbyfmteFuMsdffvPksUtloDQ-rwOXoiSHT60yz5VlquOkua8lnKROmpuxbmzV_gIUDkoHUE-Vf-rogFpjsRdzQllbVAlLSyDbmAT1xpe--rOTXupCtRr2q5Wyv_2fQG6MkqhJRdpsSGpxjPJC2xw=s2016" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="1512" data-original-width="2016" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEiUnRj_w0NHlw0h4YifzDtGT7Po6QqGak0oNOKLlHwbyfmteFuMsdffvPksUtloDQ-rwOXoiSHT60yz5VlquOkua8lnKROmpuxbmzV_gIUDkoHUE-Vf-rogFpjsRdzQllbVAlLSyDbmAT1xpe--rOTXupCtRr2q5Wyv_2fQG6MkqhJRdpsSGpxjPJC2xw=w640-h480" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Mas Alfian dalam suatu acara di </i>KBQT</td></tr></tbody></table><br /></p><p><b>PARADIGMA KRITIS SEKOLAH ALTERNATIF</b></p><p><br /></p><p>Singkat cerita, setelah melampaui segenap pencarian dari mulai pesantren-pesantren progresif, sanggar-sanggar anak, hingga sekolah-sekolah eksperimental, terhubunglah saya dengan Qaryah Thayyibah, yang saat itu –di tahun ketiga mereka berjalan- masih menyebut dirinya sebagai SMP Alternatif. Kunjungan pertama ke Salatiga, tepatnya ke Desa Kalibening yang berjarak kira-kira setengah jam perjalanan kaki dari simpang ABC, menjadi ketakjuban pertama terhadap keberadaan sekolah ini. Saya yang kala itu masih berstatus mahasiswa semester akhir, sempat terhenyak dan menjadi bulan-bulanan pertanyaan dari anak-anak seusia SMP yang seolah tak punya rasa takut, cemas atau gagap bertemu orang yang baru dikenal. Saya perhatikan juga bagaimana mereka begitu percaya diri mengekspresikan kemandirian dan kebebasan mereka dalam belajar, melampaui batasan definisi sekolah yang pernah saya pahami.</p><p><br /></p><p>Pembelajaran yang paling membekas di kesempatan awal berkunjung ke QT tentu saja kegiatan belajar, baik di kelas ataupun luar kelas, yang bagi saya cukup lengkap menggambarkan bagaimana sekolah ini bersikap atau setidaknya menjelaskan siapa dirinya. Di kelas, anak-anak QT bergantian menjadi narasumber, saling menjelaskan materi yang mereka kuasai. Pendamping hanya duduk membaur di tengah-tengah mereka, sekadar menemani atau justru turut pula mengambil peran sebagai pembelajar dalam kelas yang super-dinamis. Ya, super dinamis, karena seperti saya yang sudah 18 tahun mengenyam pendidikan formal, seketika itu sulit membayangkan proses belajar dalam riuh suasana yang ‘kacau’ dan ‘berisik’ seperti itu.</p><p><br /></p><p>Kacau dan berisik yang saya maksud semisal susunan tempat duduk yang berantakan, berbaris tidak, melingkar juga tidak. Bahkan tidak semua siswa dalam satu kelas duduk di kursi, duduk di kursi pun ada yang dengan satu kaki diangkat, atau bersila. Yang tidak duduk di kursi memilih untuk nangkring di kusen jendela, tidur tengkurap di lantai, atau berdiri sambil sesekali men-drible bola basket keliling kelas. Tapi anehnya mereka tetap bisa melakoninya dengan fokus, terbaca dari letupan pertanyaan atau bahkan sangkalan yang di pengamatan saya terlihat interaktif.</p><p><br /></p><p><b>MENOLAK UN dan PENDEWASAAN DINI</b></p><p><b><br /></b></p><p>Tibalah saatnya di tahun ketiga, tahun 2006, siswa-siswi SMP Alternatif QT menghadapi keniscayaan Ujian Nasional. Saya sebut situasi itu sebagai pelajaran yang mendewasakan mereka lebih dini. Mereka yang masih berusia rata-rata 15 tahun --yang artinya secara psikis dianggap belum matang untuk mengambil keputusan dan antisipasi-- terkondisikan untuk memahami situasi yang bagi kebanyakan orangtua dipandang penting dan sangat menentukan masa depan seorang anak. Saya yang saat itu sedang menjalani lapangan di QT, terhenyak ketika mendapat kabar bahwa anak-anak menolak ikut UN dan lebih memilih melanjutkan kegiatan penelitian dan membuat karya tulis yang mereka sebut Disertasi. </p><p><br /></p><p>Meskipun awalnya sempat menaruh kecurigaan bahwa sikap itu ada dalam kendali Pak Din atau pendamping yang lain, namun semua itu akhirnya terbantah dari obrolan-obrolan di antara mereka. Semua itu berpuncak pada satu peristiwa penting yang menurut saya keren sekaligus mengharukan, yakni terjadinya konflik ketika ada segelintir anak memutuskan tetap ikut UN. Saat mendengar keputusan itu tentu saja turut mengaduk-aduk sisi emosional saya. Terlebih pada suatu malam saya mendapat kesempatan mendengar sendiri bagaimana keduabelas anak angkatan pertama bersama Pak Ahmad berkumpul membahas serius soal itu, bahkan sampai terjadi baku tangis dan pelukan satu sama lain. Buah manis dari semua itu adalah ketika beberapa waktu kemudian saya baca sendiri di surat kabar, tulisan Iza, Fina dan Kana berjudul "Lebih Asyik tanpa UN" dan sebuah artikel di halaman pertama sebuah surat kabar nasional tentang kegiatan penelitian individual (disertasi) dari anak-anak QT yang sangat kontekstual dan mereka pandang lebih penting daripada sekadar menjawab soal-soal UN.</p><p><br /></p><p><b>DINAMIKA dan KONSISTENSI</b></p><p><br /></p><p>Sempat dalam beberapa tahun berikutnya intensitas keterlibatan saya berkurang banyak, kira-kira di antara tahun 2007 hingga 2015. Perkembangan QT hanya bisa saya kutip dari obrolan dengan Pak Din, Pak Jono, Pak Ridwan dan beberapa teman alumni. Singkat cerita, pada periode ini bermunculan konsep dan wacana kegiatan baru, yang sebagian besar masih berlangsung hingga sekarang. Sebut saja misalnya: Bank Ide, Tawashi, Tugas Akhir, Lumbung Sumberdaya (Resource Center), Live-in, Universitas Kehidupan, dll. Kreatifitas anak-anak kian tak terbendung, bakat-bakat identik tiap anak semacam menemukan muaranya, tidak hanya tulisan, tapi juga grafis, kriya, musik, dan juga film. Beberapa kanal kegiatan lantas bermunculan pula, semacam Majalah E-Lalang, Teater Gedeg, Gelar Karya, dsb. Pengistilahan Komunitas Belajar --dari sebelumnya SMP Alternatif-- pada fase ini akhirnya menjadi identitas final hingga sekarang.</p><p><br /></p><p>Pun pada periode ini, puluhan karya terbukukan berkat kegigihan Pak Din mendokumentasikan, memilah dan menyusunnya hingga menjadi buku. Buku-buku itu pada awalnya dicetak, diperbanyak bahkan dijilid sendiri oleh beliau dalam format ala-kadarnya, sebelum kemudian beberapa penerbit memproduksi dan memasarkannya dalam kemasan yang lebih layak. Sosok Pak Din sebagai pegiat pendidikan juga semakin mendapat tempat di media, sejalan dengan banyaknya penghargaan yang beliau terima dari berbagai macam lembaga. Banyak liputan-liputan menampilkan sosok Pak Din dan juga KBQT, yang tak terbantahkan lagi eksistensinya dari produktifitas karya dan prestasi yang dicapai. Saya pikir, tampilnya Pak Din dan KBQT dalam acara Kick Andy menjadi tonggak penting. Indikator sederhananya, pasca Kick Andy Pak Din tak perlu repot menyiapkan materi, hanya tinggal memutar videonya untuk sekadar menjelaskan kepada tamu, mengisi seminar, diskusi atau bentuk kampanye yang lain.</p><p><br /></p><p>Sementara di balik itu, dalam keterbatasan pengamatan saya sempat melihat fluktuasi yang kentara, baik dalam hal semangat, produktifitas, ataupun intensitas pendampingan yang berjalan pada fase ini. Jika dijabarkan tentu banyak sekali faktornya, termasuk semakin banyaknya prosentase siswa (peserta belajar) yang berasal dari luar Kalibening. Pelibatan alumni sebagai pendamping cukup besar pengaruhnya dalam menjaga ruh kegiatan pembelajaran di KBQT. Bersyukur saat ini beberapa alumni sudah mengambil peran penting dalam tata-laksana pembelajaran di KBQT, bersama beberapa pendamping lama dan baru lainnya. Meskipun dalam beberapa hal belum optimal, semacam pendokumentasian karya yang sempat 'kedodoran' dalam beberapa waktu.</p><p><br /></p><p><b>FORMULASI KOMUNITAS BELAJAR</b></p><p><br /></p><p>Bagaimanapun KBQT saat ini sudah menjadi nama besar, dimana dirinya mampu membangun pengertian sendiri tentang pendidikan alternatif. Jika mau menelisik, telah banyak sosok lain atau komunitas lain yang terinspirasi lalu menyusul turut serta menyelenggarakan praktik pendidikan alternatif ala-KBQT dalam konteksnya masing-masing. Bahwa KBQT menjadi bagian dari praktik pendidikan alternatif, ternyata memiliki kekhasan basis metodologi dan cara pandang daripada yang lain, sehingga menyesuai dengan kebutuhan komunitas-komunitas tadi.</p><p><br /></p><p>Kekhasan yang saya maksud barangkali mengerucut pada pilihan istilah 'komunitas belajar' itu sendiri. Jika beberapa model pendidikan lain yang menyebut dirinya alternatif masih berkutat pada arti pendidikan sebagai 'belajar di sekolah', maka KBQT telah lebih jauh memaknainya sebagai 'belajar bersama menyelesaikan problem kehidupan dan lingkungan terdekat.' Pemaknaan ini menyederhanakan sekaligus mengembalikan kebutuhan mendasar komunitas/masyarakat untuk berkembang menjadi lebih mandiri dan maju dengan mengelola sumberdaya lokalnya sendiri.</p><p><br /></p><p>Oleh sebab itulah, sejak 2016 mulai muncul wacana penyusunan profil dan pendokumentasian konten apa pun terkait KBQT secara lebih serius, agar khalayak dapat 'membaca' secara utuh konsep dan praktik yang telah KBQT lakukan. Sepertinya hanya langkah itu yang bisa dilakukan untuk menunjukkan apa adanya KBQT, sambil tentu saja tetap berproses dan terus membenahi teknis pendampingan dan kegiatan agar semakin mendekat pada proses pembelajaran yang diharapkan. </p><p><br /></p><p>Yayasan Pendidikan Qaryah Thayyibah juga telah didirikan untuk lebih menguatkan sisi kelembagaan, meskipun belum banyak berperan juga. Niscaya akan butuh lebih banyak keterbukaan, sinergi dan kerjasama untuk mewujudkan 'nyala' Komunitas Belajar yang sesungguhnya, alih-alih akan menjadi lebih pas menyebut KBQT sebagai Sanggar Belajar atau Sanggar Kreatif. Dan tak bisa dimungkiri KBQT kini sedang banyak berbenah demi menuju pendewasaan diri, tepat di usianya yang ke-16 di tahun 2019 ini, semoga...</p><p><br /></p><p>Karanganyar, 2 Mei 2019</p><br />Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7271260564465271030.post-18499965263640315142021-12-27T04:51:00.002-08:002022-12-23T01:18:32.773-08:00Praktik Belajar KBQT yang Islami<p><b>Oleh: Arif Hidayat (Wali Murid)</b></p><p><br /></p><p>Sejak kali pertama kenal KBQT, di tahun 2005, hal yang paling memikat hati dan pikiran saya adalah bahwa proses pembelajaran KBQT sangat sesuai dengan nilai-nilai keislaman. Saya lahir dari keluarga muslim dan mengikuti jenjang pendidikan formal Islam. Setelah SD saya melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah, lalu pesantren, dan bahkan berkesempatan melanjutkan ke lembaga pendidikan tertua, Universitas Al-Azhar, di Kairo-Mesir. Maka wajar saja jika saya merefleksi praktek pembelajaran KBQT dari sudut pandang keislaman. Saat itu saya aktif menjadi guru Bahasa Arab di tiga Madrasah Aliyah wilayah Jepara dan Pati.</p><p><br /></p><p>Sejak itu fenomena KBQT menjadi salah satu fokus perhatian saya, bahkan mempolarisasi cakrawala pandang saya di bidang pendidikan: alternatif dan formal. Hingga sekarang. Hal inilah yang membuat saya sulit bahkan tidak bisa lagi bertahan untuk berkecimpung di pendidikan formal. Sebenarnya saya yakin, apapun di dunia ini pasti memiliki titik temu atau konvergensi. Namun kenyataannya saya tidak bisa menyatukannya dalam diri saya. Pikiran saya yang mulai berpihak ke pendidikan alternatif, tidak lagi mampu membuat saya untuk tetap bertahan berkecimpung di pendidikan formal. Maka pada Juli 2006, serentak saya keluar dari tiga madrasah formal tempat saya mengajar. Dari berbagai sisi, praktek sekolah/madrasah formal saya temukan nyaris berlawanan 180 derajat dari pendidikan alternatif ala KBQT.</p><p><br /></p><p>Pada perkembangannya, tak hanya itu, kami (saya dan istri) yang saat itu menjadi orang tua bagi anak yang masih balita, mulai memutuskan untuk tidak akan menyekolahkan anak ke sekolah formal. Dan alhamdulillah keturutan. Sekarang anak saya itu sudah berusia SMA tanpa melalui jenjang pendidikan formal: PAUD, TK, SD/MI, dan SMP/MTS. Saya yakin seyakin-yakinnya, tiap anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Orang tua cukup memberi kesempatan dan memfasilitasi keingintahuan itu secara memadai, serta memberikan teladan yang baik agar anaknya menjadi pembelajar sejati.</p><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody><tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhzWPuhwLF-VOWsjnIeesrYg-xtdk6SsmjRgZt_fz9HQS_3AXBJPZMpP1417CcWJLmvYgVKU4wGb3gYH6YTnyE2k45pR6XD6gp1U9qqywwncjMA1lPhePxKaQtODYR5recANxYAg1qD0c4u1vPiouL6rkKDeBL58VKjjN7Cwc_-XSF6eYinfpwLXDLroQ=s3072" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="2304" data-original-width="3072" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhzWPuhwLF-VOWsjnIeesrYg-xtdk6SsmjRgZt_fz9HQS_3AXBJPZMpP1417CcWJLmvYgVKU4wGb3gYH6YTnyE2k45pR6XD6gp1U9qqywwncjMA1lPhePxKaQtODYR5recANxYAg1qD0c4u1vPiouL6rkKDeBL58VKjjN7Cwc_-XSF6eYinfpwLXDLroQ=w640-h480" width="640" /></a></td></tr><tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Pak Arif (tiga dari kiri) dan para wali murid </i>KBQT</td></tr></tbody></table><br /><p><br /></p><p>Dalam pandangan saya, prinsip-prinsip pendidikan Islami berikut ini yang juga mendasari praktek pembelajaran KBQT:</p><p><br /></p><p><b>Pertama, setiap anak adalah pembelajar</b>. Fasilitas utama pembelajaran —tidak lain— adalah indra. Dan setiap anak, walau lahir dalam keadaan tidak tahu apa-apa, dia dikaruniai indra untuk memperoleh pengetahuan. Dengan indra inilah setiap anak manusia mampu belajar sejak ia lahir dan terus tanpa henti hingga ia mati. Berdasar prinsip ini, penting kiranya untuk menanamkan pada anak mental pembelajar. Bahwa belajar itu bisa di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, dan dengan cara apa saja, selama tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Bahwa belajar itu proses aktif-kreatif menggunakan indra, hati, dan akal. Tidak harus menunggu diberitahu atau diajari orang lain.</p><p><br /></p><p>Berdasar prinsip ini pula orang tua harus optimis dan berfikir positif pada anak-anak. Sebab tiap anak adalah pembelajar, tiap anak telah dikaruniai Tuhan fasilitas yang luar biasa untuk belajar yakni menyerap semua informasi dan akhirnya menjadi pengetahuan yang berguna bagi perjalanan hidupnya. Serta menumbuh-kembangkan spiritualitas, yaitu semua kebaikan yang kita lakukan hendaknya dengan niat ibadah pada Allah Yang Maha Kuasa yang telah mengaruniai fasilitas-fasilitas utama, yakni panca indra, untuk belajar.</p><p><br /></p><p><b>Kedua, orang tua yang paling bertanggungjawab, penunjang pembelajaran dan pendidikan yang paling utama adalah lingkungan keluarga, terutama pendampingan orang tua. </b>Bahkan bisa dipastikan, sebaik apapun lembaga pendidikan, jika keluarga tidak harmonis dan tidak mendukung perkembangan anak maka anak tumbuh tidak sesuai harapan. Sebaliknya juga demikian, jika keadaan keluarga sangat kondusif bagi anak maka kalaupun dia belajar di sebuah lembaga yang biasa-biasa saja atau kurang bermutu, maka dia akan tetap menjadi anak yang baik.</p><p><br /></p><p>Tiap orang tua harus lebih percaya diri untuk mendampingi dan mendidik anaknya, ketimbang menyerahkannya pada lembaga atau orang lain. Oleh karenanya orang tua harus selalu belajar untuk meningkatkan kualitas keorang tuaannya agar bisa mendampingi anak-anaknya dengan baik. Walaupun akhirnya anak memilih masuk lembaga atau didampingi orang lain, maka itu hanya bersifat sementara, dan sebenarnyalah orang tua yang lebih berkewajiban.</p><p><br /></p><p><b>Ketiga, kepercayaan yang cukup pada anak. </b>Salah satu godaan terberat bagi orang tua atau pendidik adalah keinginan untuk senantiasa mengatur semua aktifitas anak. Masih banyak orang tua dan pendidik yang berpikiran bahwa: karena anak tidak tahu apa-apa maka sudah seharusnya orang tua mengatur semua aktifitas anak, orang tua harus mampu mengkondisikan anak untuk selalu menuruti semua arahan dan perintah orang tua. Dengan begitu, jika anak tidak menuruti arahan orang tua maka lantas anak dicap sebagai anak nakal atau bandel.</p><p><br /></p><p>Tidak begitu semestinya. Sebab kebaikan itu tidak terbatas. Prinsipnya, semua aktifitas adalah baik selama itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka hendaknya orang tua memberikan kepercayaan yang cukup agar anak berani bebas beraksi dan berkreasi sebagaimana yang disukainya. Andaikan akhirnya anak melakukan kesalahan, secara alami anak pasti akan belajar dari kesalahannya, tanpa harus disalah-salahkan apalagi dimarahi.</p><p> </p><p>Bagi anak usia dini, prinsip ini juga berlaku. Penting sekali bagi orang tua memberikan keleluasaan bagi anaknya untuk bebas berekspresi, dengan tetap selalu mengawasi perilaku. Sekali lagi, yang terpenting prilaku itu tidak sesuatu yang buruk dan merugikan (seperti buang air kecil sembarangan, berkata kasar dan tidak sopan, dll) maka biarkan anak melakukannya. Oleh karena itu orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik dalam semua aktifitas harian. Orang tua seharusnya mengurangi dan menghindari arahan, perintah, dan larangan pada anak. Orang tua tidak boleh membatasi aktifitas anak. Biarkan anak beraktifitas sekehendaknya selama itu tidak merugikan dirinya dan orang lain.</p><p><br /></p><p><b>Keempat, curahan kasih-sayang. </b>Secara alami, hampir semua orang tua dibekali Allah rasa kasih-sayang pada anaknya. Dengan kasih-sayang ini semua orang tua menjadi tidak rela jika anaknya bodoh, anaknya dinakali anak lain, dimarahi orang lain, dicueki, diabaikan, dll. Dengan kasih-sayang ini semua orang tua ingin sekali anaknya menjadi pintar, sopan, rajin, dan bisa berkembang normal dengan selayaknya.</p><p> </p><p>Hanya sayang sekali masih banyak orang tua yang berdalih kasih sayang, dia membela semua tindakan anaknya tanpa mempedulikan apa itu salah atau benar; dengan dalih kasih sayang dia memaksakan kehendaknya pada anaknya; dengan dalih kasih sayang dia selalu menuntun dan memberikan arahan, perintah, dan larangan pada anaknya; dll. Banyak orang tua yang meletakkan kasih-sayang secara tidak proporsional.</p><p><br /></p><p>Padahal semestinya kasih-sayang ini kita curahkan secara proporsional, agar anak bisa mandiri dengan pilihan-pilihan dan keputusan-keputusannya, tidak malah bergantung dan selalu mengandalkan orang tua. Oleh karenanya hendaknya rasa kasih-sayang ini mendasari kita untuk senantiasa mendoakan anak agar tumbuh menjadi anak yang berbudi pekerti baik, aktif berkomunikasi dengan anak dengan kalimat-kalimat yang baik, tulus mendampingi anak dalam semua aktifitasnya, memikirkan serta mempelajari cara dan tindakan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan anak, dan menghargai pilihan-pilihan dan keputusan anak.</p><p><br /></p><p><b>Kelima, penghargaan terhadap keputusan anak.</b> Semua orang tua boleh jadi punya rasa kasih-sayang pada anaknya, tapi tak banyak yang mampu menghargai dan menghormati keputusan anaknya. Keputusan adalah pilihan-pilihan aktifitas yang disukai anak.</p><p><br /></p><p>Bahkan tak jarang orang tua memaksakan pilihan-pilihannya pada anaknya dengan dalih kasih-sayang. Dia selalu menganggap bahwa pilihannya lebih baik dan tepat, oleh karenanya itu akan lebih baik dan lebih tepat dilakukan oleh anaknya. Ini kesalahan besar. Sebab setiap orang punya kemampuan fisik, mental, dan pikiran yang berbeda-beda. Termasuk beda dari orang tuanya. Jadi biarkan anak menentukan pilihannya dan hargai pilihan anak kita.</p><p><br /></p><p>Dengan minta pendapat dari anak, otomatis kita memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang berani dan percaya diri. Kita harus meluangkan waktu yang memadai untuk anak, baik untuk sekedar bercengkrama, bermain, dan menemani anak dalam belajar. Sesibuk apapun kita, sebaiknya kita punya jadwal waktu rutin untuk bersama anak. Jangan sampai kita memberikan sisa-sisa waktu pada anak.</p><p><br /></p><p>Kita harus membantu anak jika dia minta bantuan, dan membiarkan anak dengan aktifitasnya jika dia lebih asyik melakukannya sendiri (orang tua cukup mengawasi). Kita perlu memberikan pujian, bahkan sesekali hadiah, atas tindakan atau karya anak yang sangat baik. Kita tidak boleh membanding-bandingkan dengan anak lain. Sebab pembandingan ini hanya akan membuat anak bingung dan merasa tidak percaya diri. hakikatnya setiap anak itu istimewa, memiliki karakteristik dan keunikannya sendiri.</p><p><br /></p><p><b>Keenam, kesabaran. </b>Sabar menghadapi berbagai perilaku anak yang tak terduga hampir sama beratnya dengan menyatakan sikap menghargai dan menghormati pilihan anak. Kesabaran ini sangat berkait erat dengan pengetahuan orang tua mengenai prinsip-prinsip utama dalam mendampingi anak. Jika orang tua masih mengira bahwa memaksakan pemikiran pada anak adalah hal yang lumrah dan benar adanya, maka bisa dipastikan orang tua seperti ini adalah sosok orang tua yang tidak penyabar. Dia suka dan sering memaksakan kehendak pada anaknya. Dia akan sering emosi dan marah menghadapi berbagai aktifitas anak yang dikiranya tidak berguna dan sia-sia saja.</p><p><br /></p><p>Oleh karena itu penting sekali orang tua membuka dan mengembangkan wawasan mengenai prinsip-prinsip dasar pendampingan anak, terutama dalam hal memberikan kepercayaan pada anak untuk menentukan pilihannya sendiri (selama itu menurutnya baik dan tidak merugikan orang lain). Dengan memberikan kepercayaan pada anak, maka akan menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggungjawab anak. Pasti di sana-sini akan terjadi banyak kesalahan. Maka biarkan anak belajar dari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Prinsipnya, semakin anak mandiri dalam pilihan dan tindakannya, maka makin percaya diri dan makin tanggung jawab dia atas semua resiko yang akan terjadi.</p><p><br /></p><p>Jika anak kita masih usia dini, belum bisa memilah antara benda yang berbahaya dan tidak, maka kita hanya perlu menjauhkannya dari benda-benda yang bisa melukai seperti pisau. Atau sesuatu yang bila tertelan akan berbahaya, maka kita harus selalu menjaganya agar benda itu tidak dimasukkan ke mulutnya.</p><p><br /></p><p><b>Ketujuh, jujur. </b>Orang tua harus tampil tulus, jujur, dan apa adanya. Tidak ada orang yang sempurna, pasti punya kelemahan dan kekurangan. Maka semuanya harus disampaikan dengan apa adanya dan jujur. Jika ada kekurangan atau kesalahan, biarkan anak mengetahuinya secara wajar (pada saat yang tepat). Jika anak bertanya atas kekurangan atau kesalahan tsb, maka orang tua harus menjelaskannya dengan cara yang bijak sekiranya anak bisa menerima dengan baik, dan akhirnya menyadari bahwa kekurangan dan kesalahan itu manusiawi. Orang tua harus minta maaf pada anak atas semua itu. Dan harus berusaha agar kekurangan dan kesalahan tsb tidak terulang.</p><p><br /></p><p><b>Kedelapan, akhlak mulia.</b> Walau secara urutan persoalan akhlakul karimah (akhlak yang mulia) ini yang terakhir, tapi hakikatnya ia nomor satu. Sama sekali tidak bisa diabaikan. Mengapa terakhir, karena siapapun yang telah mampu menerapkan prinsip-prinsip sebelumnya, secara otomatis dia telah mendidik anak dengan cara yang yang sangat baik. Dia telah menjadi suritauladan bagi anaknya dalam hal akhlak, dan secara alami anak akan banyak menyerapnya.</p><p><br /></p><p>Mengapa nomor satu, karena akhlakul karimah memang harus dinomor-satukan.</p><p><br /></p><p>Setiap orang yang berakhlakul karimah dia adalah sosok yang: berfikiran positif, berprasangka baik (husnudzzon, baik terhadap Allah SWT atau sesama manusia), bertanggungjawab, tidak merasa bahwa pikiran-pikirannya selalu bisa diterapkan pada orang lain termasuk anak sendiri, bahkan dia suka memberikan kepercayaan pada anak, karena dengan begitu anaknya akan lebih mudah tumbuh menjadi sosok yang berani dan percaya diri. Penuh kasih-sayang, menghargai dan menghormati keputusan anak, penyabar, dan jujur.</p><div><br /></div>Qaryah Thayyibahhttp://www.blogger.com/profile/00926711834699865452noreply@blogger.com0