Bertepatan dengan Gelar Karya bulan April, Majalah Elalang kembali terbit dengan perwajahan yang baru. Dikatakan oleh Pak Mujab, pembina dan pelopor Elalang, bahwa filosofi nama Elalang berasal dari dua kata, yakni 'elang' dan 'ilalang'.

Elang melambangkan kejelian dalam memandang, yakni bagaimana seorang jurnalis berupaya jeli dalam melihat suatu obyek. Sedangkan ilalang melambangkan ketangguhan sekaligus keluwesan. Itulah mengapa perpaduan antara elang dan ilalang menjadi nama media Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah.

Setelah sekian tahun tidak terbit, Elalang muncul kembali dalam perwajahan yang agak berbeda. Jika dahulu terbit dalam rupa buletin, kini diterbitkan dalam format majalah. Ada empat jenis majalah yang diterbitkan, yakni Majalah Elalang PDF, Majalah Elalang Multimedia (berisi sisipan video kegiatan), Majalah Elalang Web (dimuat di web buletin.kbqt.org) dan Majalah Elalang Cetak.


Di Elalang Edisi 1-2019 ini tersaji laporan khusus mengenai Mata Air Senjoyo yang ternyata merupakan petilasan Jaka Tingkir, cagar budaya, sekaligus cagar alam. Laporan ini menyimpulkan bahwa meskipun masyarakat menganggap Senjoyo sebagai obyek wisata, perlu ditekankan bahwa fungsi utama Senjoyo adalah pelestariuan lingkungan dan budaya. Juga ada laporan kritis tentang tata kota Salatiga yang dilakukan oleh warga belajar KBQT di Hari Ide.

Selain itu, tersaji pula berita kegiatan KBQT selama awal tahun 2019 dan dokumentasi karya wartga belajar yang beraneka rupa. Selamat membaca. Klik di tautan berikut ini;

Baca Majalah Elalang Online
Download Majalah Elalang PDF
Download Majalah Elalang Multimedia