Oleh: Hati Bening*

Empat ribu lima ratus empat puluh miliar tahun yang lalu, Aku tercipta. Terbentuk melalui ledakan akresi dan nebula matahari. Aku sering bertabrakan dengan benda-benda angkasa lain, membuat setengah tubuhku meleleh kepanasan. Namun aku tidak merasa kesal menabrak-nabrak, karena akhirnya aku membuat teman bernama Bulan setelah menabrak Theia.

Saat itu, aku bisa mendingin dan menghangat semauku. Menciptakan air, juga memunculkan kerak-kerak yang padat. Memang menyenangkan, namun lama kelamaan aku bosan juga. Akhirnya, setelah satu setengah miliar tahun, rupanya Tuhan sudah memberikan kepercayaan kepadaku dengan memberi sesuatu yang hidup di dalam tubuhku.

Kemudian, makhluk hidup yang menumpang tinggal di tubuhku mulai menghasilkan oksigen di atmosfer dengan cara fotosintesis. Mereka sangat membantu meskipun bentuk mereka kecil-kecil dan mikroskopis. Makhluk-makhluk besar seperti Mammoth juga ada, rambut mereka tebal karena saat itu aku dan matahari bekerja sama agar aku bisa menjadi sebuah bola salju.

Setelah aku menjadi bola salju untuk yang kedua kalinya, tiba-tiba makhluk hidup berukuran besar atau multiseluler mulai lahir secara besar-besaran. Ikan-ikan, reptil, dan serangga, mereka seakan-akan memberiku kejutan. Peristiwa ini sering kusebut Ledakan Kambrium. Saat itu, aku sangat berharap makhluk-makhluk besar ini bisa membantuku seperti yang dilakukan makhluk mikroskopis sebelumnya. Namun, sayang sekali kebanyakan dari mereka tidak bisa bertahan karena kepunahan masal.

Tetapi tidak lama kemudian, mereka membuat perubahan terjadi secara cepat. Makhluk-makhluk hidup ini tidak berhenti berevolusi. Mereka berubah menjadi bentuk baru, atau bahkan punah untuk selamanya. Lempengan-lempengan kerak di tubuhku sering bergeser dan bertubrukan, menghasilkan getaran yang memusingkan. Getarannya bisa sangat kuat sehingga seringkali membentuk benua dan lautan baru. Ah, kuharap makhluk multiseluler mudah beradaptasi.

Aku cukup senang dengan adanya mahluk-makhluk besar itu hidup di tubuhku.  Mereka berperan besar dalam pembentukan lapisan ozon, pengulangan siklus oksigen, dan penciptaan tanah. Ratusan tahun aku hidup bersama mereka, mengamati perubahan-perubahan bentuk mahluk-makhluk itu dari masa ke masa. Aku melihat reptil-reptil besar di hutan lebat saat Era Mesozoikum, sampai primata-primata yang bermunculan pada Era Kenozoikum.

Ketika usiaku sudah cukup tua, aku merasa ada penghuni baru yang muncul. Aku merasa, mereka berbeda dari makhluk-makhluk sebelumnya yang tinggal. Mereka berkelompok, berburu, membangun, dan… merusak.

Happy Earth Day, by Sofia (siswa KBQT)

Ini tidak benar, ekosistem tidak lagi seimbang. Mereka selalu mengambil sesuatu secara berlebihan, ini salah. Mereka berkembang secara cepat, populasi mereka banyak. Terlalu banyak.

Mereka mulai menciptakan sesuatu. Oh astaga. Mereka merusak lapisan ozon yang kubuat bersama makhluk-makhluk selama berjuta-juta tahun. Ini salah.

Mereka mulai menyerang satu sama lain. Astaga. Apa yang terjadi? Kenapa semua orang menangis? Kenapa lautan diledakkan? Bagaimana jika ikan-ikan itu mati? Kenapa burung itu menjatuhkan sesuatu yang meledak ketika sampai di daratan? Ah bukan, itu bukan burung. Burung tidak jahat. Mereka membakar tubuhku, mereka membuang limbah kotor ke dalam airku. Ini salah. Mereka mengeruk, menebang, menghancurkan. Kenapa aku? Aku kan tempat tinggal mereka? Kenapa tumbuhan? Kenapa hewan? Jika tidak ada kami, mereka tidak akan bisa hidup.

Kukira Tuhan memberi mereka akal. Kenapa mereka tidak mempergunakannya dengan baik? Kenapa mereka merusak? Kenapa mereka mengambil semuanya secara berlebihan? Kenapa mereka lupa makhluk lain juga memiliki perasaan…

Aku terus bertanya-tanya, sampai akhirnya aku menemukan kata baru.

Keserakahan.

Lihat saja kelak, ketika tetes terakhir sudah diminum dan daun terakhir sudah dipetik. Mereka akan sadar, bahwa uang tidak dapat dimakan.

Please respect mother nature.
Selamat Hari Bumi.

*Penulis adalah warga belajar KBQT kelas Bonus Res.